1

793 78 27
                                    

Dentuman musik di sebuah club menyambut kedatangan Berta dan teman-temannya, baju mereka tak layak dikatakan baju karena benar-benar hanya croptop yang menampakkan pusar, tanpa bra pula dan rok yang beberapa centi di bawah pangkal pahanya.

"Berta ayo dong minum dulu masa langsung goyang aja." Betsy menarik Berta duduk tapi Berta menepis tangan Betsy.

"Nggak ah, gue udah minum tadi di rumah lu, ini udah setengah sempoyongan gue, gue mau nyari cowok ini, dari tadi gue horni aja bawaannya."

"Ya elaaah Bertaaa, hahahha lu hamidun baru tau rasa lu," sahut Gea yang mulai memesan minuman pada waiters yang berbaju seksi dan lewat di depan mereka.

"Buktinyaaa nggak kan, berapa cowo yang gue lahap nggak kaaan gue ga hamidun, tapi nggak tau kenapa gue pingin hamidun ya akhir-akhir ini, tapi gue beneran gak butuh si cowo, gue bisa hidup tanpa cowo, uang gue banyak, jadi pingin bayi tapi gak sepaket sama sumber iklannya."

"Heh? Sumber iklan?"

"Iyaaa yang bikin gue hamidun maksutnyaaaa ah telmi, udah ah gue goyang dulu, siapa tahu malam ini Nemu tangkapan besar."

"Besar apanya Bertaaa."

"Anunyaaaa."

"Hahaha." Betsy dan Gea hanya geleng-geleng kepala.

Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang dengan geram mendengarkan obrolkan ketiganya.

"Eh lu tau nggak Ber, cewek cantik yang dadanya kayak wewe gombel itu yang goyang-goyang siapa? Baru lihat gue."

"Ah ellu Steve lama gak nongol sih, hampir enam bulan lu ngilang, dia Berta, siapa yang gak kenal dia, anak orang kaya, banyak duit dia, gigolo di sini mah dia pilih-pilih, gak sembarangan, dia bayar mahal."

"Sombong amat dia, kayak gak butuh laki-laki aja, gue buat tergila-gila ke gue baru tahu rasa dia."

"Nggak mungkiiiin, tar seperti biasa malah cowo yang tergila-gila kedia, badannya ok, dadanya maaaan kayak pepaya Bangkok wahahah." Bertrand terkekeh melihat wajah dingin Steve.

"Lu kenapa sih Steve, kok kayak murung."

"Gue ditinggal nikah sama Laksmi, empet gue, gue nunggu lama eh diembat orang, gini Ber gimana kalo kita taruhan kan lu gak percaya kalo gue bisa dapetin tuh si wewe gombel, mobil gue deh gue taruhin."

"Ok, deal ya awas lu bohong."

"Deal, nggak ada yang namanya Steve bakalan bohong, nah lu apa yang buat taruhan?"

"Motor gue dah, motor gede gue."

"Ok."

.
.
.

Gayatri terlihat resah karena hari semakin larut dan Berta tak juga pulang, sementara ia masih menekuni beberapa dokumen perusahaan yang ia pelajari. Sejak suaminya meninggal, dirinya dan Berta yang memegang kendali perusahaan. Sedang anak laki-lakinya menempuh pendidikan di luar negeri.

Bagi Gayatri Bram adalah segalanya, ia ingin nantinya wanita yang mendampingi adalah wanita yang sederajat dengannya bukan wanita pilihan Bram yang tahun lalu dikenalkan padanya. Wanita yang ternyata setelah diselidiki adalah anak dari wanita yang membuat suaminya tak pernah bisa mencintainya. Tak akan pernah ia ijinkan Bram menikahi Meti, sejak awal ia sudah menjatuhkan pilihan pada Laksmi, sayangnya Laksmi telah menikah. Jadi Gayatri akan mencari jodoh yang lain untuk Bram, asal bukan Meli, tidak akan pernah ada jalan bagi keduanya.

.
.
.

Berta cukup kaget saat di depannya telah berdiri seorang laki-laki gagah dan tampan, ia bergerak mengikuti musik, menatapnya dengan tatapan dingin entah mengapa Berta sangat menyukai mata dingin itu seolah menghipnotisnya. Berta memajukan badannya mendekati laki-laki itu keduanya saling tatap dan jarak mereka semakin tak terkikis.

"Lu siapa?"

"Gue Satria, lu?"

"Gue Berta, lu seksi."

"Hmmm."

Berta mengalungkan lengannya ke leher laki-laki yang ia kenal dengan nama Satria, bibirnya mencari-cari mulut Satria dan meraup dengan rakus.

Gila nih cewe murah banget, gue hamilin beneran baru tahu rasa dia.

Steve bermonolog dalam hati sambil terus bergoyang membiarkan Berta menguasainya, mengusap punggungnya hingga meraba pangkal pahanya. Steve tak tinggal diam, ia remas dada Berta dari luar bajunya lalu menyusupkan satu tangannya pada croptop yang hanya sejengkal itu, terasa betul jika dada besar itu tak bisa Steve remas dengan sempurna meski tangan Steve besar. Desah Berta mulai terdengar saat ujung dadanya mulai dimainkan oleh Steve.

"Aku menginginkanmu, Satria" bisik Berta di telinga Steve, Berta sudah benar-benar dikuasai napsu.

"Hmmm? Ingin?"

"Yaaah, aku akan membayarmu dengan harga mahal." Kembali Berta mengusap milik Steve dari luar celana jeansnya.

Geraham Steve mengatup dengan keras, ia merasa dilecehkan, keinginannya untuk membuat Berta jatuh ke perangkapnya semakin besar.

"Ok."

Berta menarik Steve dengan tergesa, teman-teman Berta telah berteriak dengan riuh saat Berta melewati meja mereka. Pemilik club yang telah tahu siapa Berta telah menyiapkan ruang VVIP.

Bergegas Berta mendorong Steve ke kasur meraup bibir laki-laki itu sambil mulai mendesah keras saat Steve meremas dadanya dengan kasar.

"Aku tak suka terlalu lama foreplay, aku lebih suka langsung pada menu utama, tampan."

Dan Berta dengan tergesa membuka baju Steve yang sejak tadi hanya menahan senyum, ia diam saja melihat bagaimana wanita angkuh penuh napsu itu membuka seluruh baju yang ia pakai lalu membuka bajunya sendiri dan duduk dipangkal pahanya sambil berteriak-teriak kesetanan.

akan aku buat kau meralat semua ucapanmu wanita sombong, lalu mengemis padaku

Svete memejamkan matanya, kembali membayangkan Laksmi yang memanjakan tubuhnya.

Dengan cara ini aku melampiaskan rinduku padamu Laksmi, aku menderita dan kau membuangku setelah menemukan laki-laki yang kau cinta, sedang aku? Tak ubahnya hanya laki-laki tak ada harganya hanya saat kau butuh aku maka kau ada, jika tidak? Maka selesai sudah ...

Dua jam kemudian ...

"Bertaaa banguuun, ayo kita pulang, astaga sampe kayak angin ribut ini kasur, pake gaya apa aja lu tadi sama si cowo ganteng itu?"

Berta membuka matanya, ia meraih selimut untuk menutupi pangkal pahanya. Ada Betsy dan Gea di sampingnya. Kedua temannya juga tampak lelah.

"Lu lama amat sih, kami aja cuman bentar aja yang penting happy, kamu astagaaa sampe banyak amat itu tanda sebadaaan."

"Tolongin gue dooong, cariin laki-laki tadi, gue mau dia lagi, namanya Satria."

Betsy dan Gea kaget, mereka saling pandang.

"Gak salah lu? Biasanya juga sekali pake, ini malah minta lagi, enak apa enak banget?" Gea tertawa dengan keras.

"Beneran deh, gue kasi duit banyak kalo lu berdua bawa dia ke gue, rasanya gue pingin lagi, Betsyy, Geaaa bantu gueeee dooong."

"Ck ni anak kita pulang dulu, besok lu ngantor, eh kok besok sih, beberapa jam lagi, ini kan dah jam dua astagaaa ."

Dan dengan malas Berta mulai memakai bajunya. Wajah Satria, badan gagah Satria seolah telah menghipnotisnya. Ia ingin kembali merasakan tubuh liat itu.

"Sumpah gue jadi horni lagi."

"Yaelaaaa, lu ye."

"Kalian belum tahu gimana perkasanya dia, gue yakin lu bakalan kayak gue, jadi ketagihan."

"Yaaah nggak lah, ellu aja yang kemakan omongan lu sendiri, kan lu tau bilang, pantang bagi Berta ngulang dengan cowo yang sama nah lu makan tuh omongan!"

🔥🔥🔥

Bagi yang pernah baca all at Once, kali ini Berta yang akan menemani para reader, semoga lancar nulis ini cerita karena bentar lagi juga ada event yang mau tidak mau harus up satu part tiap hari, semoga bisa ...

29 Juni 2021 (16.08)

Fragile (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang