Masalah-masalahku mulai datang di saat keadaan teman-temanku perlahan sudah stabil, dan kami mulai jarang bertemu karena kesibukan kami masing-masing. Aku sangat-sangat bersyukur mereka bisa bertahan sampai sekarang. Dan untuk aku..
QLC yang aku alami adalah masalah percintaan. Hahaha apaan sih. Jijik banget emang. Di saat teman-temanku berjuang dari berbagai masalah hidup yang berat, masalah terberatku adalah perkara sepele. Kenapa aku nggak punya pacar?
Bukan-bukan. Sejujurnya aku masih mampu buat kemana-mana sendirian. Ke cafe sendiri, jalan-jalan keliling kota sendiri, makan sendiri, aku tuh masih bisa mandiri dan menurutku salah satu healing terbaik adalah dengan sendirian.
Orang-orang aja yang terlalu memandang kasian kepada seseorang sepertiku. Terlihat kok dari beberapa macam tatapan, yang ditujukan padaku setiap kali aku berjalan sendirian. Dari sorot matanya saja, aku sudah bisa menebak apa yang mereka pikirkan.
"Kasihan ya? kayak nggak punya teman."
SIALAN MEMANG. HAHAHAHA. MEREKA MEREKA ITU, AKU JAMIN TIDAK AKAN PERNAH MENGERTI NIKMATNYA PERGI TANPA PERLU MENUNGGU ORANG LAIN. Pergi ya tinggal pergi. Mau seberapa lama kamu ingin menghabiskan waktu untuk 'menyembuhkan' diri sendiri, kamu nggak akan terpancang waktu dari orang yang menemanimu.
Aku bukannya tidak suka pergi dengan teman, suka juga kok, menyenangkan juga. Cuma aku yakin ada beberapa dari kalian yang kadang pernah merasa butuh waktu buat sendiri tanpa perlu bicara dengan orang lain. Nikmatin hidup, merefleksikan masalah dari hidup kamu, nyari solusi buat itu semua. Ada waktu-waktu dimana kamu cuma butuh diri sendiri buat mikirin itu semua.
Aku tidak mau menyalahkan orang-orang yang memang butuh orang lain untuk membantu meluapkan kesedihan, kebimbangan, dan keresahannya. Malah itu perlu menurutku. Di saat pundak-pundak kalian sudah tidak cukup sanggup untuk berdiri dengan tegap, ada kalanya kalian memang butuh bantuan dari orang yang tersayang.
Dan untuk kalian yang jadi salah satu 'yang tersayang', aku harap kalian bisa turut membantu pundak-pundak lelah itu untuk kembali kuat memikul bebannya. Tidak perlu melakukan hal banyak. Cukup duduk, diam, dengarkan, dan tatap mata mereka ketika mereka bercerita. Kalian harus tau gimana rasanya ketika cerita kalian benar-benar didengarkan? Itu adalah salah satu momen yang paaaaliiiing melegakan ketika seseorang benar-benar merasa butuh sandaran.
Teruntuk kalian juga yang sepertiku, butuh waktu sendirian untuk merenung, berpikir, dan bersyukur. Aku ingin memberikan tips yang bisa kalian coba atau bahkan kalian mungkin sudah pernah melakukannya. Dari segala hal tentang 'pergi sendiri' yang pernah aku lakukan, aku paling menyukai waktu-waktu di mana aku melajukan motor varioku, pergi sendiri di malam hari sehabis isya', menyusuri jalanan kampus sampai ke arah pusat kota, dan akhirnya berujung monolog dengan diri sendiri sampai orang-orang pada ngeliatin waktu lagi berhenti di lampu merah. Wwkwkwk.Nggak papa mau dianggap gila juga, selama aku nggak kenal mereka aku nggak akan ngerasa malu. Yang penting, aku pulang dengan perasaan lebih lega.
OH, ATAU KALIAN JUGA BISA COBA MAKAN ES KRIM, DUDUK DAN MELAMUN DI TEMPAT POINT CAFE INDOMART YANG BERSLOGAN "POINT CAFE, COFFEE TO THE POINT, DISKON 30% ALL VARIANT KAK, SILAHKAN..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita tentang Malam
RandomKarena ada beberapa hal yang kadang nggak bisa kita ungkapkan dengan lantang. Tulisan ini dibuat untuk mewakili hal-hal kecil namun berat itu. Semoga tulisan ini juga punya kemampuan buat nenangin hati kamu. Belajar tentang hidup memang butuh jatuh...