Three.

4.9K 567 92
                                    

Junkyu memijat keningnya yang terasa pening, pandangannya sedikit buram. Entah kenapa ia merasa tiba-tiba suhu badannya naik, padahal tadi pas berangkat bersama Haruto, Junkyu merasa baik-baik aja.

"Kim Junkyuuuu!"

Suara cempreng khas milik temannya itu membuat Junkyu memejamkan kata. Oh astaga, ia hanya ingin satu hari saja tanpa gangguan apapun?

Junkyu natap sayu ke arah Jihoon yang sekarang senyum cerah, duduk disebelah dia. Jihoon memeluk Junkyu erat dan menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri.

"Hehehe ternyata Hyunsuk enggak selingkuh loh, yang kemarin emaknya." kekeh Jihoon, melepaskan pelukan kemudian mengubah ekspresinya menjadi kesal, menatap Dongpyo di sebrang sana. "Emang si Dongpyo julid, awas aja gue cubit beneran bibirnya nanti."

"Masih pagi jangan marah marah. Aku capek, mau istirahat." gumam Junkyu lirih, membenamkan wajahnya di antara lipatan tangan di atas meja. Karena serius, bukannya tidak ingin mendengarkan Jihoon bercerita, tapi kepalanya saat ingin merasa sakit.

Jihoon duduk disamping Junkyu, menatap temannya dengan raut khawatir. "Lo sakit Kyu?"

Junkyu mengangkat kepalanya, menggeleng pelan seraya mengerucutkan bibir. Pipi tembamnya memerah.

Asahi yang berada dibangku depan memutar kursinya ke belakang, menempelkan punggung tangannya ke kening Junkyu, beberapa saat ia tertegun. Suhu badan Junkyu begitu panas, padahal tidak biasanya Junkyu sakit seperti ini.

"Lo demam." gumam Asahi.

"Biar ke uks ya? Gue anter?" tawar Jihoon.

Junkyu menggeleng pelan dengan senyuman tipis. "Engak usah."

"Nurut aja deh, Junkyu. Ini semua biar Asahi, Sungchan sama Dongpyo yang urus, kamu istirahat aja. Lagian muka kamu pucet banget," ujar sang ketua kelas, Bang Yedam. Cowok penuh perhatian itu menatap Junkyu khawatir.

"Kayak mayat idup Kyu." sahut Dongpyo.

Dongpyo gak bohong. Wajah Junkyu bener-bener pucat, bibirnya apalagi, matanya sayu.

"Yaudah ayo, gak usah banyak protes." tutur Jihoon, Junkyu akhirnya mengangguk.

Jihoon menuntun Junkyu keluar, meninggalkan Yedam dan Asahi.

"Sa," panggil Yedam, Asahi menoleh dan menatap raut khawatir Yedam yang melihat kedua punggung Junkyu dan Jihoon yang mulai menjauh. "Kasian ya Junkyu. Muka dia muka lelah banget, apa dia berantem ya sama Haruto?"

Asahi hanya menggendikan bahunya acuh. Padahal dalam hati, ia kepo setengah mati. Apa benar ya jangan jangan Junkyu berantem sama Haruto?

Kalau iya, liat aja. Asahi ajak baku hantam Watanabe Haruto sepulang sekolah.

+.+

P O S S E S I V E

+.+

Sekarang, diruangan Uks Itu berisi dua orang yang lagi beradu pandang. Haruto mengusap surai Junkyu lembut, mencium kening lelaki itu membuat Junkyu memejamkan mata. Haruto ngerasain kening Junkyu panas, dia ngusap pipi Junkyu lembut.

"Kamu kok bisa demam? Padahal tadi pas mau berangkat biasa biasa aja loh?"

"Gak tau. Demam karena belum dapet morning kiss dari Haru kali." Junkyu mengerucutkan bibirnya lucu. Haruto ketawa pelan, kenapa bisa pacarnya segemes ini padahal lagi sakit? Kan dia enggak kuat, mental yupi. Jadilah kecupan ringan mendarat dibibir Junkyu.

"Cepet sembuh ya, sayangnya Haru." bisik Haruto.

Junkyu menggeser posisinya, ngebiarin Haruto tidur di sebelah dia, cowok itu meluk Junkyu erat, nenggelamin wajahnya diceruk leher Junkyu yang terasa panas.

Possessive, Harukyu. [ Discontinue ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang