07. Jadian?

26 4 0
                                    

Lexxa kini duduk dikantin sekolah sendirian. Kelasnya lagi jamkos, makanya dia kekantin. Niatnya mau bareng yang lain, tapi ternyata mereka lagi sibuk sama kerjaan mereka masing-masing, jadilah dia sendirian kekantinnya.

Lagi enak-enaknya makan bakso, dia dikagetin sama Haruto yang tiba-tiba duduk dihadapannya.

"Lo ngapain si disini? Sana lo, ganggu pemandangan aja."

Haruto tersenyum tipis lalu menonyor kepala Lexxa, "gaboleh gitu sama pacar."

Lexxa mendelik tak suka, "ndasmu pacar, ogah banget pacaran sama lo."

"Halah nanti jilat lidah sendiri mampus."

"Dih apaan, gajelas."

Lexxa berdiri dari duduknya, "dah ah, males disini, gue mau ke kelas aja."

Hap!

Lexxa berbalik menatap Haruto yang memegang pergelangan tangannya, "kenapa si?"

Haruto tersenyum lalu mengubah tangannya menjadi menggenggam jari-jari Lexxa, "bareng aja."

Lexxa menatap tautan genggaman itu dengan datar, "gausah genggaman gini kan bisa anjir.."

Haruto hanya menghendikkan bahunya lalu menarik Lexxa berjalan beriringan, "gapapa, enak."































"Wah wah wah.. Ngapain nih mereka berdua? Jadian?" Lexxa dan Haruto tersentak kala suara yang terdengar menggoda menyapa telinga mereka. Mereka berbalik dan mendapati teman-teman mereka yang menatap mereka menggoda.

Aryn menghampiri mereka berdua lalu merangkul pundak Lexxa. "Kalo jadian kasih tau dong! Pelit banget lo gamau kasih tau temen sendiri, biar gak di mintain pj lo?"

Lexxa segera menyingkirkan tangan Aryn yang bertengger di pundaknya, "ngadi-ngadi. Gua gak jadian sama nih tiang listrik ya jing."

Jeje berdehem pelan, "heleh-heleh, jadian mah jadian aja Ca, jangan lupa traktirannya."

Lexxa melotot kecil. Hey, dia 'kan gak jadian sama Haruto.

"Plis, gua gak jadian sama si tiang berjalan!"

Haruto menatap Lexxa tak suka, "gua bukan tiang berjalan ya."

"Tiang berjalan lo anjing! Tinggi bener, makan apaan? Bambu?"

Haruto tersenyum lalu mengusak rambut Lexxa. "Iya-iya sayang."

Mereka yang sedari tadi memperhatikan Haruto dan Lexxa membulatkan mata mereka seketika.

"WHAT THE- CA? LO BENERAN JADIAN SAMA HARUTO?! DEMI APA SI?" Heboh Xean.

Lexxa menatap mereka semua datar, "enggak anjing! Dia nya aja tuh kesambet apaan tiba-tiba manggil gua sayang, aneh!"

"Halah, aneh-aneh gitu juga cowok lo, Ca." Goda Jeje.

"Bangsat."

Jeje menepuk bahu Lexxa lalu menatap Lexxa dengan senyuman tipisnya, "gua dukung lo sama Haruto. Haruto lebih baik daripada 'dia'." Lalu berjalan meninggalkan Lexxa yang mematung.

'Bener, Je. Haruto lebih baik dari 'dia'. Makasih udah ingetin..'






























"Jamkos! Bu Jessica ada rapat!" Teriak salah satu siswa yang membuat satu kelas ricuh.

Lexxa menghela nafasnya, ini berat banget bagi dia.

Lexxa menatap ke luar jendela, bayangan sang lelaki yang bercumbu mesra bersama wanita lain masih terpampang jelas di ingatannya.

"Ca, lo kenapa?" Lamunan Lexxa membuyar ketika mendengar sapaan yang menyapa indra pendengarannya.

"Gua gapapa, Je.."

Jeje menduduki kursi yang berada disamping Lexxa. "Lo beneran gapapa?"

"Iya.."

"Lo mikirin kejadian itu?"

Lexxa terdiam. Dirinya ingin berbicara namun mrasanya mulutnya

Jeje menghela nafasnya, "hah.. jadi bener? Lo mikirin kejadian itu?"

Lexxa menganggukkan kepalanya ragu. Memang dirinya memikirkan kejadian itu sedari tadi.

"Gapapa, gua tau lo masih shock, dahal itu kejadian udah lama banget, udah 3 tahun 'kan."

Lexxa mengusap wajahnya kasar lalu menatap Jeje yang sedang membaca novel.

"Je,"

"Apaan?"

"Gua masih gabisa deket-deket sama cowo, Je.."

Jeje menghentikan acara membacanya lalu menatap Lexxa yang sedang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Jeje menaruh novel tersebut di atas meja lalu beralih ke Lexxa dan memeluk tubuh perempuan tersebut.

"Iya gapapa, nangis aja Ca, gua tau ini berat buat lo.."

Lexxa membalas pelukan Jeje dan menumpahkan tangisannya di sana.

"G-gua.. hiks, g-gua belum b-bisa lupain i-itu je.. hiks.." Ucap Lexxa dengan senggukkan.

Jeje mengelus punggung Lexxa guna menenangkan gadis tersebut. "Gapapa Ca, bajingan itu gabakal nemuin lo lagi, percaya sama gua."

Lexxa hanya mengangguk dan semakin memeluk Jeje.

Jeje mengelus punggung Lexxa, mendengar penuturan Lexxa, dirinya menjadi sangat marah. Ternyata bayangan si bajingan itu masih ada di pikiran Lexxa.

'Bajingan.'

---

lu tau gue gda ide.. asdjkfhl bdo lah
-jeje

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CinlokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang