3- MELUPAKAN

28 17 14
                                    

Pura-pura lupa-Mahen



3- Melupakan

Air mata berharganya jatuh ketika melihat adegan yang di saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Tubuhnya meluruh ke tanah, jemarinya mengepal kuat. Menahan sesak di dada yang timbul tiba-tiba.

Orang yang dia sayang, dia cinta, ternyata memiliki wanita lain di belakang. Dia telah di tipu dengan omong kosong laki-laki itu.

Bagaimana orang yang dia cintai selama ini malah mengabaikannya, saat terpuruk dia lah orang yang menemani, saat senang dia lah orang yang membuatnya. Dan kini, dia merasa terkhianati.

"Kam-mu... K-kenapa pil-pilih diaa hiks.. " Bibirnya bergetar menahan isakan.

Di remasnya ujung mini dress yang dia pakai hingga kucal. Menundukkan wajahnya ke bawah, memejamkan kedua matanya erat-erat, tak kuasa melihat dua pasangan jauh di depannya.

Cukup, dia sudah tidak tahan. Kakinya berjalan mendekat ke arah dua orang di depannya.

Plak

Tepat di pipi laki-laki itu, telapak tangannya seolah bergerak sendiri untuk menampar. Tidak ,Senja tidak akan menyesali perbuatannya yang keterlaluan, karena laki-laki ini lah yang lebih kelewatan.

"Lo! Berani banget nampar gue!"

Senja membalas tatapan nyalang yang di berikan laki-laki di hadapannya. Dia memang lemah tapi juga punya sisi kuat dimana dirinya sedang di uji.

"KENAPA?! Kenapa malah pergi sama dia hiks.. " Suara yang tadi nya tinggi berubah menjadi lirihan. Kepalanya mendongok dengan tatapan sayu.

"Aku... Kamu lupa sama aku? Kamu lupa? Aku suka sama ka-kamu.. "

Tak ada lagi suara teriakan atau bentakan. Keadaan hening, sehingga suara isakan dari bibir Senja saja yang terdengar. Menyelimuti suasana mereka bertiga di taman.

"Gue gak suka sama lo! Gue berhak pilih orang lain. So, lupain perasaan lo ke gue!"

"T-tapi... Aku hiks... LO JAHAT KAK!!"

Senja yang bersuara lirih berubah menjadi tinggi, kepala nya kembali menatap nyalang dua orang di hadapannya.

"Lo jadi cewek jangan murahan! Dia pacar gue! Jadi gak usah ngarep!"

Senja beralih menatap wanita di sampingnya. Meneliti gerak-geriknya dan penampilannya dari atas hingga bawah.

"Gue gak semurah lo! Karena gue bukan barang pasar yang di tawar!"

Mendengar pemuturan Senja, membuat laki-laki di sampingnya geram. Mengangkat tangannya untuk menampar pipi Senja.

"Jaga tangan lo."

Suara bariton mengalihkan atensi Senja, menariknya untuk menolehkan kepala.

Saat itu juga, tangan yang terangkat untuk menampar Senja terhenti akibat di tahan.

"Tangan lo ini bakal nampar orang yang tepat."

Langit menurunkan cekalannya. Mengusap pelan bahu laki-laki di depannya seolah tengah membersihkan debu yang bersarang.

"Huh, pahlawannya dateng." Kekehnya sinis.

Lalu, dia meraih jemari Senja. Di genggamnya erat-erat, menuntun langkah kaki mereka menuju pinggir danau.

PELUKIS SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang