4.

14K 1.2K 50
                                    

Happy reading...

Keluarga Sanjaya, sesuai dengan nama nya keluarga ini sangat berjaya. Orang orang mungkin sudah tidak asing dengan keluarga yang satu ini. Keluarga yang di kenal sangat kejam dan berbahaya. Tidak ada satupun yang berani mengusik keluarga Sanjaya. Jika tidak ingin hidupnya dalam bahaya.

Leonard Edgar Sanjaya, pria misterius yang sudah berkepala empat itu terkenal dengan kekejamannya, ia juga di kenal karna harta dan kekuasaan yang tiada habisnya. Kehidupan pria itu penuh dengan teka teki, sehingga banyak membuat banyak orang ingin tau tentang sisi lain kehidupannya. Namun itu mungkin hanya menjadi angan-angan saja untuk mereka. Jangan kan mencari tau, melihat tatapannya saja mampu membuat nyali mereka menciut.

Edgar saat ini memiliki tiga orang putra yang tinggal bersamanya, dan tentunya akan bertambah yaitu putra bungsu keluarga Sanjaya. Ah mengingat nya saja mampu membuatnya tersenyum tampan.

Anak pertama Nicholas Jean Sanjaya, sama seperti papahnya, pria 24 tahun itu pemimpin beberapa cabang perusahaan terbesar di Asia. Ia juga aktif di dunia bawah sebagai wakil ketua DEMON.

Anak kedua Aldiano Varen Sanjaya, 22 tahun tak mau kalah dari kakaknya, ia pun sama sama memegang beberapa cabang perusahaan terbesar Australia. Dan tentunya ia juga aktif di dunia bawah bersama papahnya.

Yang ketiga Gevano Devan Sanjaya, 19 tahun masih kuliah. Tidak seperti kakak kakak nya ia malah sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis. Ia lebih tertarik dengan dunia bawah bahkan ia menyusun kelompok mafianya sendiri meskipun masih di bawah pengawasan kelompok mafia papah dan kakak kakaknya.

Kini ruang keluarga di kediaman Sanjaya sangatlah hening. Edgar melirik ketiga putranya yang menampilkan raut wajah datar sama sepertinya. Ia tersenyum puas melihatnya ia merasa sudah berhasil mendidik ketiga putranya.

"Jalang itu memiliki satu putra lagi." ucapnya to the point'.

Jalang? Alis ketiga pemuda di hadapan nya berkerut mencerna apa yang di katakan papa nya barusan. Karena jarang sekali papa nya membicarakan tentang wanita apalagi mau berurusan dengan wanita.

"Jalang mana yang sedang papa bicarakan?" Tanya Devan bingung ia sama sekali tidak mengerti dengan perkataan papahnya.

"Tentu saja mantan istri kecil papa, siapa lagi." Ucapnya dingin.

"Ah ternyata dia belum mati." Ujar Jean santai.

"Jadi kita punya adik lagi? Lalu kenapa papa diam saja?" Kini putra kedua keluarga Sanjaya lah yang mengeluarkan suara.

"Tidak perlu terburu-buru boy, jalang itu bahkan berani membawa putra bungsu papa. Jadi sedikit bermain main mungkin akan menyenangkan." Ujarnya sambil menyeringai.

Ketiganya hanya mengangguk angguk saja karna tau apa yang akan di lakukan papah nya, sudut bibir mereka tertarik.

"Menarik pasti akan menarik" batin mereka bersamaan.

***

Alvin menatap pantulan dirinya dari cermin, pagi ini Alvin hanya memakai pakaian santai nya yaitu celana selutut dan kaos polos yang dibalut Hoodie hitam.

Tak lama kemudian pintu kamar Alvin di buka dari luar. Menampilkan Riana yang tersenyum padanya dengan pakaian yang sudah rapih.

"Sayang hari ini kamu ga sekolah ya, tadi bunda dapat kabar dari guru kamu katanya dia gabisa datang gara-gara sakit." Ucapnya sambil menyodorkan benda pipih ke depannya.

Sementara Alvin hanya mengangguk angguk saja melihat benda pipih itu yang nenampilkan pesan chat bundanya dengan gurunya, karna menurutnya sekolah tidak sekolah sama saja sama sama membosankan. Toh, selama ini ia hanya homeschooling.

"Kalo gitu Alvin boleh main ya bunda?" Ucapnya dengan puppy eyes.

"Gaboleh." Balas Riana jail. Sementara orang di hadapannya sudah tampak lemas dengan mata yang berkaca kaca, yang membuat Riana gemas seketika.

"Hari ini bunda ingin Alvin temenin bunda ke mall, bunda ingin jalan jalan berdua sama anak kesayangan bunda ini." Ucap Riana.

Alvin yang mendengarnya senang bukan main, jarang sekali bunda nya mengajak ia keluar karna pekerjaan bundanya yang menumpuk. Alvin hampir saja menangis karna menurutnya Riana bunda nya akan pergi bekerja karna sudah rapih dengan setelan andalannya.

ia juga takut dirinya akan kesepian setiap bunda nya bekerja. Tak ada yang mau berteman dengannya hanya karna asal usul nya yang tidak jelas, miris sekali bukan. Ia juga tak pandai bergaul dengan teman sebayanya, itu yang membuatnya sampai sekarang tidak memiliki teman kecuali anak preman depan yang dengan suka hati mau berteman dengannya.

"Siap bu boss." Balas nya semangat 45.

Tiga setengah jam yang berlalu setelah ibu dan anak itu memutuskan untuk pergi jalan jalan ke mall.

Dan kini keduanya tengah berada di dalam sebuah taxi yang akan mengantarkan mereka berdua pulang ke rumah. Rasa letih karna puas bermain membuat Alvin tertidur di mobil.

Riana bahagia melihat putra kesayangannya bahagia, itulah naluri seorang ibu. Ia paham betul apa yang di butuhkan putranya, namun keadaan membuatnya tidak bisa memberikan semua kepada putranya.

Termasuk waktu berdua dengan putranya ia harus extra bekerja yang membuat ia jarang bermain seperti ini dengan putranya. Ia tau putranya kesepian, biasanya ia hanya bisa menemani bermain di rumah.

Riana sengaja mengajak Alvin main keluar, ia merasa bersalah selama ini ia belum bisa menjadi ibu yang baik yang bisa memberikan semua kepada putranya.

Tapi sekali lagi ia beruntung memiliki Alvin yang mengerti tentang dirinya. Alvin kesayangan nya dan selamanya akan tetap menjadi kesayangannya.

***

Malam harinya Alvin duduk di kursi dekat dengan jendela kamarnya. Ia pikir seperti nya langit pun mengetahui kebahagiannya, bintang yang bersinar terang dengan bintang yang bertaburan menjadi pemandangan indah malam itu dengan suana hati yang bahagia.

Masih di posisi yang sama, dengan angin malam yang menembus pelan membelai wajah Alvin menumpahkan segala rasa bahagia dan kegelisahan yang sering ia rasakan. Ia selalu mengalirkan cerita kepada langit malam karna menurutnya itu satu satu nya cara membuatnya tenang.

Saat sedang asik mengagumi indahnya langit malam yang di ciptakan oleh tuhan yang maha kuasa. Ia merasa seperti sedang di awasi suasana hati yang bahagia kini menjadi cemas dan rasa takut. Hingga..

"Ahk.."

"Bundaaaa!!"

TBC

_______

Hai ada yang masih nungguin cerita ini?☺️

Dimohon untuk tinggalkan jejak kalian!🤗

Kesan dan pesan.

See u🖤

𝐀𝐋𝐕𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang