◑ 𝐫𝐞𝐮𝐧𝐢𝐨𝐧 ◑
•Happy Reading•Hampir tengah malam, namun ruangan minimalis tersebut malah didatangi satu persatu manusia. Ada yang datang dengan tangan kosong, ada pula yang membawa tissue toilet. Entah gunanya untuk apa, mereka kesini untuk nostalgia, melepas hingar bingar kehidupan yang mereka jalani sekarang bukan kerja bakti bersihin kolong meja.
Mungkin sekitar 10 tahun terakhir mereka jarang bersua, acap kali membuat wacana tapi ya begitu, hanya sekedar wacana tanpa ada perealisasian. Semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka sekarang manusia dewasa bukan lagi remaja tanggung yang hobi wara-wiri tanpa tujuan.
Seorang lelaki dengan kacamata menggantung berjalan pelan sembari membawa secangkir kopi, kopi hitam—agar bisa begadang semalam suntuk. Kemudian duduk di sofa berlapis kulit sintetis, mengecek ulang ponselnya, takutnya ada notifikasi penting.
" Ngapain lo lihat hp mulu, takut ditelfon istri ?" Tanya seseorang lain dengan penampilan khas pegawai kantoran. Duduk jongkok di sebelah meja, tangannya sibuk membuka beberapa makanan pinggir jalan yang baru saja dibeli.
Bantal sofa melayang tepat sasaran mengenai wajah, oknum pelempar menyeringai puas. Agaknya itu menjadi salah satu kebahagiaan yang terjadi hari ini.
" Heeseung hyung, tolong ambilin spatula di dalem kresek putih."
Lelaki yang dipanggil Heeseung itu segera mengambil apa yang diperintahkan, mengejek temannya sebentar namun segera berlari terbirit, tak ingin mendapat lemparan bantal untuk kedua kalinya.
" Siapa yang tadi yang butuh ?" Tanya Heeseung pada kedua temannya yang sedang berkutat dengan alat dapur.
" Niki tuh.."
Niki segera merebut kresek tersebut, lalu memakai spatula tanpa dicuci terlebih dahulu. Bisa dibilang lelaki itu memiliki jiwa bebas yang terlalu kebablasan. Sekarang dirinya hanya memakai jersey club sepakbola favorit dan kolor putih yang waistband nya terlihat usang, sudah gak kendor padahal ini bukan rumahnya.
Heeseung kemudian duduk di kursi kayu lumayan pendek dekat dispenser, " Sunoo kemana Won ?"
Jungwon yang sedang mencuci piring, lagi-lagi harus rela menghentikan sejenak aktifitasnya hanya untuk menjawab pertanyaan yang lebih tua. " Beli Galon di bawah.."
" Kenapa nggak telfon aja, nggak perlu capek-capek turun."
" Dia lagi kranjingan olahraga, makanya ya gitu. Anaknya aja tiap pagi diangkat, dijadiin barbel." Ujar Jungwon dengan kekehan di akhir kalimat.
Niki membawa wajan berisi masakannya ke ruang tengah, heboh meminta tatakan. Sudah berat panas pula itu wajan, jadi ya wajar.
" Jay hyung, enak nggak ?" Niki ingin mendengar pendapat pada seseorang yang lebih berpengalaman dalam dunia membuat kudapan. Walaupun dia amatir, namun dirinya yakin sekali kalau rasa masakannya bisa diadu.
Lelaki yang masih menikmati masakan yang lebih muda hanya mengangguk, lalu membenarkan letak kacamatanya, " Enak, parah banget —kok bisa jago sih lo ?!?"
Niki tersenyum jumawa, sedangkan Jungwon dan Heeseung tak begitu peduli, malah asyik makan tanpa banyak bicara.
Suara grasuk-grusuk mengalihkan atensi mereka, terlihat Sunoo membawa galon di bahu, berjalan cepat ke arah dispenser. Namun fokus mereka malah ke Lelaki jangkung yang mengenakan jaket denim dengan menenteng soju satu krat.
Jay, Jungwon, Niki dan Heeseung langsung hormat dengan cekikikan, Sunoo bergabung setelahnya.
" Waduh, detektif kita akhirnya datang juga." Celetuk Niki sembari mengambil alih apa yang dibawa yang lebih tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Reunion | SungJake
FanfictionSunghoon dan Jake bersama teman-teman lainnya menghadiri reuni, namun siapa sangka waktu singkat tersebut malah membuat cerita lama, dan fakta yang sebenarnya terungkap.