Responsible

4.3K 330 15
                                    

Sasuke memarkirkan mobilnya asal dibasement apartemen kekasihnya. Dengan langkah tergesa ia memasuki lift dan menekan angka tujuh. Ia menggerak gerakan kakinya tak sabar.

Ting

Begitu pintu dibuka ia berlari menyusuri koridor mencari angka 723 —Kamar kekasihnya. Menekan password yang sudah ia hafal diluar kepala dan memasuki ruangan lalu menutup pintunya kasar.

"Sakura!"

Sasuke mulai menyusuri ruang demi ruang yang ada di apartemen kekasihnya. Berakhir di kamar sakura karena tak menemukan kekasihnya dimanapun. Ia menghempaskan diri ke kasur sambil mencoba menelpon kekasihnya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif—

Mematikan panggilan tersebut dan melempar asal ponsel miliknya karena kesal. Ia mencoba meredakan amarahnya dengan menutup mata dan menghembuskan nafasnya perlahan. Sampai sasuke mendengar bunyi pintu terbuka tanda seseorang masuk. Sasuke berlari ke arah pintu masuk dan menemukan sakura sedang menenteng beberapa plastik belanjaan.

"Dari mana kau?!"

Sakura terkejut mendapati sasuke didepannya. Dengan gugup dan berusaha menutupi barang bawaannya.

"Da-Dari supermarket. Aku kehabisan bahan makanan"

Sakura mencoba merilekskan dirinya dan berjalan menuju dapur menghindari tatapan sasuke. Sasuke memicingkan mata menatap barang belanjaan kekasihnya. Dengan gesit diraih satu plastik yang sakura sembunyikan diantara plastik lainnya. Dengan tergesa dibukanya plastik tersebut sambil menahan tangan sakura yang berusaha merebut plastiknya kembali.

"Untuk apa kau membeli nanas muda?"

Sakura terdiam mendapati sasuke menatapnya tajam. Memutar otak untuk mencari jawaban yang tepat karena kekasihnya bukan orang yang mudah dibohongi. Mencoba terlihat santai sakura mengulas cengirannya.

"Tentu saja mau buat—

"Kamu mau menggugurkannya?!"

Mata sakura melebar. Pasalnya ia belum memberi tau sasuke tentang kehamilannya. Darimana sasuke tau?!

"A-Apasih s-siapa—

"Jawab aku!"

"Aku hanya mau buat smoothie! Kembalikan sasuke-kun!" Gertak sakura sambil berusaha meraih nanas muda ditangan sasuke. Sasuke menggeram marah dan membuang nanas muda tersebut kemudian menarik tangan sakura untuk duduk diruang tengah. Sakura menunduk menahan air matanya.

"Ino bilang kau hamil"

Sakura makin menundukan wajahnya. Si babi sialan itu, ia akan membunuhnya nanti gerutu sakura dalam hati. Sakura menghela nafas mencoba menahan tangisannya. Kepalanya mendongak menatap kekasihnya.

"S-Sasuke—

Sasuke memotong ucapan sakura lagi. Menatap sakura dengan pandangan kecewa.

"Kenapa kau mencoba menggugurkan anak kita?"

Nyalinya ciut mendengar suara sasuke yang parau. Sakura takut. Mereka masih muda. Masih kuliah. Ia tidak bisa berpikir panjang saat mendapati testpack nya menunjukan hasil positif.

"Tidakkah kau pikirkan perasaanku?"

Sakura terhenyak mendengar pertanyaan sasuke. Emosi yang dari kemarin ia tahan tiba tiba meluap. Ia ingin menangis meraung raung tapi ditahannya karena bingung ingin mengadu kesiapa. Biasanya ia akan melampiaskan amarahnya pada sasuke. Tapi untuk yang satu ini tak mungkin kan?

"Kau yang tidak memikirkan perasaanku! Kau
pikir— Kau pikir mudah untukku menerima ini?! Aku masih kuliah hiks Aku—belum siap"

Suaranya bergetar. Sakura menangis hebat. Meluapkan emosi yang ditahannya dari kemarin semenjak tau ada janin yang dikandungnya.

OneShoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang