Sesosok pria dengan sayap putih sedang duduk manis di tepi pembatas atap dengan kaki yang sengaja menggantung.
Bibirnya bersenandung kecil sambil memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya sedari tadi.
"Kuroba-san?"
Pria itu kemudian menoleh dan mendapati rekannya yang lain sedang tersenyum manis kepadanya, rambut hitam panjang dan aura cerianya adalah sebuah ciri khas yang membuat orang itu sangat mudah menarik perhatian para kalangan malaikat lain.
"Ah aoko-san, ada apa? Kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?"
Tanya si pria manis kepada rekannya itu, rekannya mengangguk sambil menjunjung sebuah buku berwarna krem sambil tertawa.
"Aku sudah menyelesaikan tugasku hari ini, aku ingin kembali ke atas untuk memberikan laporannya, bagaimana denganmu Kuroba-san?"
Kuroba Kaito dan Aoko adalah seorang atau lebih cocok di sebut sesosok malaikat yang bertugas untuk mencabut nyawa para manusia yang berada di bumi, jumlah mereka tentu bukan hanya satu atau dua, jumlah mereka sangat banyak mungkin setara dengan kehidupan di bumi ini, ntahlah.
"Aku masih harus mengawasi orang itu selama 80 hari lagi."
Kaito lalu berdiri di pinggir pembatas dengan kedua tangannya yang di tautkan di belakang tubuhnya, bibir tipisnya tersenyum dengan wajah yang sangat damai.
"Ah orang itu rupanya, baiklah aku akan ke sana duluan, sampai jumpa Kuroba-san!"
Kaito melambai kepada Aoko yang sudah mengepakkan sayapnya menuju ke langit.
Kaito kemudian kembali duduk di pinggir atap dan meneruskan senandungnya.
Ceklek!
Kaito tentu tidak mengalihkan pandangannya sebab tidak ada orang lain yang dapat melihat dirinya, jadi ia hanya mengabaikan suara pintu itu.
"Oh! Ku kira tidak ada orang lain disini."
Sontak Kaito terkejut dengan penuturan seseorang di balik tubuhnya itu, ia perlahan menoleh dan mendapati seorang pria bersurai legam dan memakai kacamata sedang berdiri di depan pintu atap dan menghadap dirinya.
Kaito menunjuk dirinya sendiri dengan wajah penuh tanya.
"Kau berbicara dengan...ku?"
Pria itu mengangguk acuh dan berjalan mendekati tempat Kaito duduk.
"Tunggu? Kau benar-benar berbicara denganku?"
Pria itu menggulirkan matanya dan mengangguk malas, ia kemudian berdiri di samping Kaito-tepatnya bersandar di belakang pembatas-dan menatap lurus ke arah bangunan bangunan di hadapannya.
"Mengapa kau sangat kaget?"
Tanya pria itu, jelas Kaito kaget karena ia adalah seorang malaikat pencabut nyawa yang tidak dapat dilihat oleh manusia, dan sekarang manusia di sebelahnya ini dapat melihat dirinya.
"Tentu saja aku kaget, apa kau tidak melihat sayapku? Dan yang paling mengejutkan mengapa kau dapat melihatku?"
Pria itu menatap Kaito heran kemudian tertawa kecil.
"Ntahlah, aku sudah sering melihatmu berada di sekitarku selama 10 hari ini."
Kaito memasang wajah kagetnya saat ini, ia tak menyangka jika orang di sebelahnya ini sudah melihatnya selama 10 hari ini.
"Kau tidak merasa eeee... maksudku takut atau aneh?"
"Tidak, lagi pula aku tidak merasakan hal berbahayanya darimu, benar bukan?"
Kaito mengangguk canggung, ia menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Ya... Begitulah hehehe..."
Pria itu menggeleng pelan lalu kembali menatap ke depan.
"Kudo Shinichi, siapa kau?"
"Eeeh... Tidakkah kau dapat menebak siapa diriku?"
Kaito berdiri kemudian mengepakan sayapnya pelan untuk terbang di sekitaran lelaki bernama Shinichi itu.
"Malaikat?"
Kaito tersenyum dan menapakan kaki kanannya pada lantai dengan kedua tangan yang saling bertautan.
"Tepatnya malaikat maut."
Shinichi kemudian terdiam sambil menatap malaikat di sebelahnya yang masih setia tersenyum kepadanya.
•To Be Continued•
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second {KaiShin} [Kaito X Shinichi] ✓
Fanfic"bukankah jatuh cinta adalah hal yang lumrah?" "Tentu saja, namun jika itu kau maka menyalahi aturan." warning! BxB Kuroba Kaito (Shinigami/grim reaper) Shinichi Kudo (Human) Not for Homopobic! Sad end Ps : Ini hanya fanfic, berdasarkan imajinasi sa...