Bagian 4

34 5 0
                                    

Recall the past

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Recall the past.

Jimin menatap sang wanita yang masih sibuk di dapur, mengaduk cangkir berisikan minuman pesanan sang tamu. Bahkan bola mata Jimin tak pernah henti hentinya mengikuti pergerakan Selena yang sedang berjalan kearahnya. Meletakkan cangkir diatas meja lalu menyilangkan kakinya menatap sang pria yang masih terdiam.

"Apa yang kau perhatikan tuan Park? Bukankah kau minta greentea jadi sekarang minumlah."

"Aku penasaran apakah rasanya masih seperti dulu atau sudah berubah." Jimin terkekeh kecil lalu mengambil cangkir itu lalu di teguknya disana ia menemukan kembali kepingan masa lalu yang sama sekali sampai sekarang belum terlupakan. Rasanya masih sama, seperti dulu.

"Tidak ada perubahan masih sama persis seperti dulu."

Selena tertawa kecil apalagi melihat reaksi pria itu yang berlebihan, ia membuat minuman greentea itu juga sama seperti orang lain. Tak ada yang spesial namun Jimin selalu memujinya berlebihan padahal tak ada bedanya jika orang lain yang buat.

"Kau berlebihan, dari dulu aku membuatnya biasa saja menggunakan bubuk teh lalu aku campurkan air hangat dan aduk sesimpel itu."

"Tapi entah kenapa jika kau buat itu rasanya berbeda dan terasa, emm.. maybe, like something special."

Keduanya terdiam beberapa saat, mungkin dari tadi terlalu mengalir akan keadaan hingga tak menyadari bahwa 'sekarang' ada semacam tembok besar diantara mereka tak seperti dulu lagi.

Masih larut dalam pikiran masing masing, mungkin teringat masa lalu yang sampai sekarang masih terngiang.

"Apakah kau sudah berdamai dengan masa lalu?"

Jimin menatap mata tajam milik Selena terdiam ia mengeratkan pegangannya pada gagang cangkir yang masih ia angkat. Suasananya menjadi hening.

"Tentu saja, tak ada salahnya aku berdamai denganmu, masa lalu ku, mantan istri ku."

Jimin meletakkan kembali cangkir diatas meja, mata monoloid miliknya menatap obsidian milik sang wanita. Menghela nafas dan menyugarkan rambutnya kebelakang. "Aneh saja jika kita selalu hidup dibayangkan bayang masa lalu, kurasa kita bisa menjadi teman bukan?"

"Aku juga tak pernah sama sekali memusuhi dirimu Park Jimin. Selama ini aku mencari keberadaan mu tapi kau hilang begitu saja."

Jimin mengalihkan pandangannya ke kaca besar disana menampilkan pemandangan kota Seoul yang masih ramai walau saat matahari hampir tenggelam sekalipun. Ia tak mau lagi jatuh kepada tatapan Selena. Itu bahaya bagi Jimin, bisa menjebaknya dan tak bisa keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRAETH : Welcome Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang