04-HASIL

673 76 5
                                    

Haii jangan lupa follow, vote, dan coment✨

Warning!!
Typo bertebaran

Sesuai dengan apa yang dikatakan Dr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesuai dengan apa yang dikatakan Dr. Haris kemarin kalau hasil tes DNA sudah bisa di ambil hari ini. Sekarang Hans dan Malvin sudah sampai di rumah sakit sambil berjalan dengan tergesa-gesa karena ingin mengetahui apa hasilnya.

Brak

Hans membanting pintu ruangan Haris diikuti Marvin di belakangnya. Sedangkan Haris yang sedang melakukan tugasnya menjadi terkejut lalu mengomel.

"Bangsat apa yang lo lakuin. Masuk ketuk pintu ngucap salam gitu. Yang sopan." Omel Haris tapi tidak di tanggapi oleh dua orang di depannya.

"Ck mana hasilnya. Kalau Zayyan bukan anak saya, kau Haris Khalif Desmond keluar dari rumah sakit ini." Ucap Hans dengan tegas.

"Iya iya ini hasilnya dah sana keluar gue mau menikmati hari-hari terakhir gue kerja di sini. Hus hus." Usir Haris sambil menyerahkan hasil tes DNA.

"Jangan bercanda paman. Selain keluar dari rumah sakit ini kau juga akan keluar dari dunia ini." Ucap Marvin karena ia merasa kalau Haris mempermainkan mereka.

"Iya iya udah lihat aja hasilnya." Jawab Haris lalu lanjut menjalankan pekerjaannya yang tadi tertunda. Sedangkan Hans dan Marvin keluar menuju parkiran dan segera pulang karena Zayyan masih berada di mansion.

Sesampainya di mansion Hans dan Marvin di kejutkan oleh teriakan yang sangat menggelegar siapa lagi kalau bukan Zayyan yang berteriak.

"HUWAA RAFKA VANOO TOLONGINNN. GUE DI KEJAR OM-OM PEDOFIL. KALIAN-KALIAN JAUH-JAUH DARI GUE. ASTAGA PAK MARVINN TOLONGIN GUE DARI MEREKA HUWAAA." Seperti itulah teriakan Zayyan.

Hans dan Marvin segera masuk dan shok. Ruang tamu yang tadinya bersih dan rapi kini berantakan dan banyak barang-barang dapur dimana-mana.

"Astaga ada apa ini baby? Kenapa semua berantakan seperti ini hem?" Tanya Hans dengan lembut.

"Eh om tolongin gue om. Ini mereka mau nangkep gue terus ngelelangin gue. No no no itu tidak boleh terjadi. Pliss ya om tolongin ya." Cerocos Zayyan.

"Ck jaga ucapan mu anak nakal dia itu ayah mu." Ucap Marvin dengan tegas tak lupa dilengkapi dengan wajah datarnya. Tentu hal itu membuat Zayyan takut.

"Eh emm maaf pak. Tapi em tolongin saya ya kali ini aja. Saya nggak mau dijual di pelelangan atau nggak organ saya diambil terus dijual." Jawab Zayyan dengan mata berkaca-kaca.

"Sudahlah baby kau tidak perlu berfikir negatif seperti itu. Mereka adalah bodyguard rumah ini yang ayah tugaskan untuk menjagamu agar kau tidak terluka. Kalau ayah boleh tahu memang apa yang kau lakukan hingga berakhir kejar-kejaran seperti itu?" Tanya Hans dengan lembut.

"Emm tadi itu..." Jawab Zayyan dijeda sambil berfikir, sedangkan Hans dan Marvin tak lupa pembantu dan bodyguard yang ada disana menunggu jawaban Zayyan.

"Hehe lupa om. Tapi yang pasti sekarang emm saya lapar om boleh nggak numpang sarapan, tapi jangan udang kayak kemarin cukup teh tawar sama roti satu biji aja deh." Tambah Zayyan sambil nyengir.

"Panggil ayah, anak nakal bukan om! Ingat a.y.a.h. dan panggil aku kakak k.a.k.a.k." Tekan Marvin.

"Eh iya pak eh kak." Jawab Zayyan.

"Sudah-sudah ayo kita sarapan bersama." Ajak Hans lalu mereka bertiga menuju ruang makan.

"Loh om eh yah kan aku cuma minta teh tawar sama roti kalau makanannya kayak gini, aku nggak mampu bayarnya." Ucap Zayyan gugup karena melihat menu makanan yang sudah tertata rapi di meja makan.

"Kau tak perlu membayarnya baby. Sudah sekarang kita sarapan dulu setelah sarapan ayah ingin kita melihat hasilnya bersama-sama." Ucap Hans lalu mulai mengambil makanan.

"Hasil apa?" Tanya Zayyan.

"Sudah kau makan saja! Kepo sekali kau, masih kecil sudah suka kepo aja." Sahut Marvin.

Hans, Marvin, dan Zayyan makan dengan khitmat. Tidak ada pembicaraan hanya ada suara dentingan sendok yang terdengar. Tak butuh waktu lama kini mereka sudah selesai dan sudah berada di ruang tamu.

"Em ay- ayah beneran ini tidak bayar kan? Soalnya gajian bulan ini buat bayar kos yang menunggak dan.. Astaga ini sudah jam berapa aku harus kesekolah." Ucap Zayyan lalu berlari mencari jam padahal jam berada di atas dinding di depannya.

"Ya ampun sudah jam delapan lewat. Kenapa bisa terlambat gini. Astaga seragam ada di kos gimana ini." Cerocos Zayyan panik sendiri. Sedangkan Hans dan Marvin yang melihat putra bungsunya dan adiknya panik memandangnya dengan jengah.

"Apa kau lupa tadi malam kau habis kenapa? Kau sakit jadi istirahatlah dulu." Jawab Marvin seketika Zayyan berhenti.

"Maaf." Ucap Zayyan sambil menunduk.

Hans yang melihat kedua anaknya hanya menggelengkan kepala. Lalu ia ingat dengan surat yang tadi diambilnya lalu mulai berbicara.

"Ekhm boys ayah ingin berbicara. Untuk Marvin, kita buka sekarang apa menunggu Alvand pulang?" Tanya Hans kepada Marvin.

"Langsung saja yah. Dia itu gila kerja, kalau menunggunya pulang yang ada kita tidak akan tahu kebenarannya." Jawab Marvin yang dibenarkan oleh Hans.

"Baik. Dan untuk kau Zayyan. Ayah mohon saat kau sudah melihat hasil ini jangan langsung mengambil kesimpulan ke hal negatif. Lebih baik kau bertanya, ayah akan menjawabnya." Ucap Hans sambil memandang Zayyan dalam.

"Emm o-oke yah." Jawab Zayyan gugup karena dipandang seperti itu.

"Baiklah kalian duduk melingkar." Perintah Hans lalu Marvin dan Zayyan langsung mengambil posisi melingkar.

"Baik sekarang akan ayah buka. Hufft 1 2 3." Ucap Hans lalu terbukalah surat hasil tes DNA.

Deg

Deg

Deg

Hans Narendra Pradipta
&
Zayyan Arsenio

99,99%

Tulisan itu terketik dengan jelas dan rapi. Hans dan Marvin melihatnya dengan bahagia sedangkan Zayyan dengan pandangan kosong.

"99,99%? Gila apa yang mereka inginkan. Tapi kenapa gue juga nyaman sama mereka." Batin Zayyan.

"Ini tidak mungkin." Lirih Zayyan dan itu menarik perhatian Hans dan Marvin.

"Tidak! Ini mungkin kau adikku. Adik yanh hilang tujuh belas tahun lalu. Kau hiks kakak merindukanmu. Jangan pergi lagi hiks. Cukup mama yang membuat kita semua frustasi kau jangan lagi hiks." Ucap Marvin sambil memeluk Zayyan dengan air mata yang seketika jatuh.

"Bohong." Jawab Zayyan dengan pandangan kosong.

"Tidak baby kau anak ayah. Anak bungsu ayah hiks." Tambah Hans.

"BOHONGGG!!" Kali ini Zayyan teriak dan itu membuat Hans dan Marvin terkejut.

"Bukankah tadi ayah sudah bilang baby? Jangan langsung ambil kesimpulan tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan ayah akan mengatakan semuanya." Ucap Hans menenangkan sang anak.

"Bagaimana bisa aku hilang dan mama?" Tanya Zayyan to tb

Zayyan Arsenio [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang