"Maaf, Bintang. Dia membutuhkan ku, besok ku telpon kamu kembali ya."
"Ya, Rik-."
tutt
"sa."
Hahahaha.
Dia putuskan sambungan telpon itu sepihak.
Menyedihkan sekali. Selalu seperti ini, aku yang kembali harus mengalah pada perempuan itu. Entah yang keberapa kalinya dia bersikap seperti itu, sejak sekembalinya perempuan itu, semua berubah.
Drastis.
Ya. Perempuan itu. Sahabat sekaligus cinta pertamanya.
Sudahlah, nanti akan ku kenalkan. Aku ingin rehat sebentar untuk menenangkan riuhnya isi kepalaku.
Sesak juga mendominasi rongga dadaku, dengan mataku yang memerah karna menahan air mata, kupejamkan dengan segala sesak ini.
Selamat tidur Riksa, semoga hal buruk menjauhi mimpimu. Aku sayang kamu.
¬¬¬¬¬
Dengan memakai seragam putih abu dan segala atributnya, aku menyetop bus kota yang akan mengantarkanku ke SMA BUMI PRADA.
Ya, SMA BUMI PRADA. Bukan sekolah favorit tapi cukup terkenal akan pencapaian prestasi non - akademiknya. Dan murid - muridnya yang rata - rata mempunyai paras menawan.
Aku segera menaiki bus kota dan duduk didekat jendela. Tempat favoritku.
Tapi, biasanya ada Antariksa yang menjemputku dengan motor hitam Kesayangan. Sudah berulang kali kucoba menelponnya tapi tidak ada jawaban.
Sekitar duapuluh menit, akhirnya aku sampai.
"Binta." aku menoleh,
"Oh, Haii."
"Lo tau ga bin?." dia Pratiwi Andini,
tipe wanita yang akan dikenal siapapun. Seluruh angkatan mengenalnya, sepertinya. Mempunyai seluruh berita terupdate, terhot serta terbaru di SMA BP.
Seperti guru olahragaku yang katanya sedang melakukan pendekatan dengan Bu Dyni, guru seni budaya. Atau mungkin tentang seorang kakak kelas ku yang selalu tampil glamor terciduk membeli produk Dior kw. Sampai-sampai dia tahu tentang kucing oren yang selalu berkeliaran di kelasku, sudah mempunyai buntut tanpa ayah, katanya.
"Engga tau, kan lo belum ngasi tau."
"Soal Arsa yang berangkat bareng sicabe?itu rame tau, jadi trending topik dilambe turahnya BP." Ujarnya menggebu-gebu.
Tertegun sejenak aku mendengarnya, setelah itu kuhela napasku seraya berkata,
"Oh, I see."
"What the hell?! the reaction?! lo ga mau minta penjelasan ke dia?" tanyanya dengan berteriak.
"Ya, yaudah gitu aja. Bukannya udah biasa kan? cuman berangkat bareng, not a big deal for me." Terangku kepadanya.
Dia hanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Di Antariksa
RomanceMalam itu, suara deruman motor dan mobil dijalanan ibu kota terdengar merdu. Menemani sunyinya suasana diantara kami berdua. "Aku cinta dia." Ungkapnya kepadaku. Kristal bening itu terjun bebas dari pelupuk mataku, aku sudah memperkirakan ini semu...