•
•🌼•
•tangan yang hendak singgah tanpa izin pada pundaknya itu ditepis kasar bahkan sebelum sempat mendarat. deru napas kasar menjadi pengingat bahwa ruang terbatas yang biasa digunakan untuk tempat berganti pakaian itu memiliki tensi panas yang jelas menyesakkan.
"bukannya gue udah bilang jangan ganggu changbin? mau lo apa sih, ho?"
bangchan menyentak dengan suara keras, persetan jika ucapannya mampu di dengar oleh orang lain yang berada di luar ruangan tempatnya berdiri. bersama minho yang pun sedang berusaha untuk tidak meledak.
"gue manager lo, gue punya hak buat ngelarang dia gangguin lo waktu lo kerja. apa salahnya?" tentu saja minho tidak menganggap tindakannya terhadap changbin adalah perbuatan salah. ia hanya melakukan pekerjaannya sebagai seorang manager dari sang artis, yaitu bangchan.
"but you fucking crossing the line! dia gak salah apa-apa kenapa malah lo sangkut pautin sih. dia cuma dateng buat ngedukung gue, udah itu aja. terus lo usir? pake nyalahin dia segala pula." bangchan mengepal tinju kuat di sisi tubuhnya, berusaha sekuat tenaga untuk tidak melayangkan kepalan itu ke wajah minho.
dari pada merasa bersalah, minho saat ini malah menampilkan senyum remeh yang tentu ditafsir lain oleh bangchan.
"pacar lo itu kadang gak tau diri. he needs to know where he is before acting. dia cuma ngehancurin karir lo, chan!" perangai congkak itu makin meningkat. "emang lo rela perjuangan lo selama ini hancur cuma karena dia? mikir chan, masa depan lo lebih penting dari pada ngurusin dia yang bahkan gak berguna buat kesuksesan lo."
bangchan tidak tahu harus berbuat atau menanggapi bagaimana. ia terlalu terperangah akibat ucapan sakit minho terhadap kasihnya.
"mau sampai kapan sih lo sama parasit kayak dia? liat gue chan, gue yang selalu ada di sisi lo. gue yang bantu supaya nama lo masih disebut banyak orang, gue lebih berharga dari changbin. gue—"
belum sempat minho menyelesaikan kalimatnya, chan memaksa berhenti dengan melayangkan tinju geram tadi pada dinding tembok. lagi-lagi persetan dengan tangannya yang nantinya terluka atau lebam.
"jangan pernah bandingin diri lo sama changbin. dia lebih berharga buat gue dari pada lo."
•
•🌼•
•
terlalu larut dalam pikirannya hingga tak menyadari pintu unit apartemennya di terobos masuk oleh seseorang, bahkan langkah kaki pun tak terdengar kala sosok itu berdiri di belakang dirinya yang tengah memperhatikan dengan kosong dunia malam melalui kaca transparan yang berada di unitnya tersebut."mikirin apa sih?"
lantas udara hangat menyapu daun telinganya, tubuh itu tersentak ringan karena si pemilik suara bukanlah orang asing. segera memutar tubuh untuk berhadapan dengan si tamu yang tak diundang namun begitu diharapkan kehadirannya.
changbin tersenyum lebar karena kini sosok laki-laki yang berharga bagi hidupnya itu pun memperlihatkan senyum serupa, meski didominasi lelah juga penat yang dapat terbaca.
"kakak mau aku bikinin teh?" ia bertanya sembari menyugar rambut bangchan yang masih tertata rapi karena pria itu datang tepat setelah menghadiri sebuah acara.
laki-laki dengan lesung pipi menawan itu menggeleng kepala pelan, menelusup ke dua lengannya untuk mendekap pinggang changbin, lalu membawa tubuh yang selalu terasa pas untuk dirinya itu agar menjadi lebih dekat. yang lebih muda pun turut mengalungkan lengannya pada leher si libra.
bangchan membawa kepalanya turun dan singgah pada perpotongan leher changbin, menghirup aroma tubuh milik sang kekasih yang kadang kala ia rindukan. changbin yang melihat tingkah kasihnya itu melukis sungging gemas, sembari salah satu tangannya membelai belakang kepala bangchan. lantas pelukan pada pinggangnya makin mengerat.
"bin.." bangchan berbicara dengan suara teredam di leher changbin.
"hmm?"
"kamu mau janji nggak sama kakak?"
bangchan pergi dari leher changbin, namun tetap mempertahankan dekatnya mereka terus memeluk cintanya tersebut. memandang teramat dalam pada jelaga yang punya dua titik putih yang selalu berbinar tiap kali berbicara, tersenyum, tertawa, menangis atau bahkan marah. sepasang manik hitam milik changbin yang teduh menjadi kesukaannya.
"janji apa?"
tanpa sadar ia meremas pakaian changbin di belakang sana, tak dapat dipungkiri bahwa dirinya pun gelisah. pada dasarnya bangchan takut jika harus kehilangan. tidak pernah terbayangkan olehnya skenario terburuk itu, melintas sekilas pun tidak.
"janji buat terus sama kakak sampai kapanpun. karena kakak juga bakal ngelakuin hal yang sama, kakak mau kamu jadi yang pertama dan satu-satunya buat kakak sampai akhir. mau, ya?"
bangchan gemetar, gugup dan sejujurnya tidak siap mendengar tanggapan changbin. ia tak tahu pasti bagaimana perasaan changbin saat ini setelah mendengar permintaannya yang memang sulit.
changbin tak kunjung menjawab, karena tanpa di minta pun ia akan melakukan hal tersebut. karena pergi dari hidup bangchan tidak akan pernah tertulis dalam kamusnya.
•
•🌼•
•
eumm...???? the couple earrings
KAMU SEDANG MEMBACA
cause i like you - bangchan x changbin [✓]
Fanfiction"you're the only reason why i really love you. when i see you smile i just can't get enough and i can't live without you." bangchan x changbin short story! only sub changbin 💙 light angst, fluff, bxb, open ending written in lowercase