02 || Kembali Bertemu

5.4K 312 12
                                    

“Kembali dipertemukan di kehidupan yang berbeda namun rasa yang sama.”

°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°

“Papa akan membantumu!”

Adrian menaikkan satu alisnya, “Papa yakin?” tanya Adrian dengan nada ragu. Ya, wajar saja Adrian ragu. Sebab Jovan adalah orang yang paling menentang keras hubungan Adrian dan mantan kekasihnya––Amira dulu. Tetapi sekarang Jovan malah ingin membantunya untuk mendapatkan Amira kembali.

“Kamu tidak ingin Papa bantu?”

“Tentu saja Adrian ingin, hanya saja––”

“Meragukan Papa?” tanya Jovan mampu membuat Adrian terdiam tak menjawab. Jovan berdiri dari duduknya dan berkata, “kamu hanya perlu diam, biar Papa yang bertindak.”

Setelah mengatakannya, Jovan melenggang pergi meninggalkan putra bungsunya yang tengah memikirkan apa yang akan dilakukan oleh sang Ayah kedepannya.

***

Hari-hari berlalu, seperti sediakala. Adrian tetap terobsesi dengan kerjanya dan tak memikirkan anak-anaknya. Kini sudah dua Minggu lebih setelah Adrian berkunjung ke rumah orang tuanya. Adrian masih menanti hasil dari bantuan Jovan––Papanya.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu di ketuk mengalihkan atensi pria tampan itu.

“Masuk!” intrupsi sang pemilik ruangan langsung di tanggapi tindakan. Orang yang mengetuk langsung membuka pintu dan memasuki ruangan dengan sopan.

“Selamat siang Pak, Mr. Jovan ingin menemui anda,” tutur halus resepsionis wanita tersebut dengan sopan.

Mendengar peraturan dari bawahannya, Adrian tampak terkejut, namun dengan segera Adrian memerintahkan resepsionis itu untuk mempersilahkan Jovan masuk ke ruangannya.

Tak menunggu lama, Jovan masuk bersama asisten pribadinya. Tanpa menunggu dipersilahkan, Jovan duduk di sofa sembari menyenderkan punggungnya.

“Ada hal apa Papa kemari?” tanya Adrian bangkit dari kursi kerjanya lalu berjalan menyusul sang Ayah duduk di sofa.

“Papa dengar satu bulan lalu kamu telah memecat seorang kepala divisi keuangan.” Mr. Jovan emulai percakapan. Adrian mengerutkan keningnya, bagaimana Papanya tahu?

“Tak usah bingung, Adrian. Selama ini Papa memang melepasmu untuk menaungi semua perusahaan yang sudah Papa serahkan padamu. Tetapi Papa tetap memantau mu,” jelas Jovan menangkap apa yang Adrian pikirkan sekarang. Setelahnya, Adrian mengangguk mengerti.

“Persoalan Papa datang kemari karena ingin mengajukan seorang pengganti divisi keuangan.”

“Aku bisa mencari sendiri, Pa. Tak perlu Papa mencarinya,” sahut Adrian dibalas tatapan tajam oleh Jovan.

Ex PosessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang