Happy Reading
"Ngeselin banget tu guru, kepala gue sampe puyeng nih."
Shakila yang melihat sahabatnya yang terus mengoceh dengan menghentakkan kakinya hanya dapat menghela napas dengan panjang, karena Shakila pun juga merasa malas menanggapi ocehan gadis tersebut.
Tanpa mereka berdua sadari sekarang keduanya tengah berjalan dipinggir lapangan basket, lalu sebuah bola basket yang sedang mengarah kepada gadis tersebut. Untungnya Shakila telah menyadari bahwa akan ada bola yang mengenainya maka ia segera menghindar.
Disaat Shakila yang telah menghindar gadis disebelahnya masih terus mengoceh tanpa menyadari bola basket tersebut telah menghantam kepalanya.
"Lempar bolanya Vin."
Arvin melemparkan bola tersebut ke arah Abimanyu. "Tangkap bim."
Namun sayang, bola tersebut malah terlempar jauh kebelakang Abimanyu membuat ia tidak dapat menangkap bola itu. Sehingga bola tersebut mengarah kearah kedua gadis yang salah satunya Arvin mengenali gadis tersebut.
Reflek gadis yang satunya sangat bagus ia langsung menghindar, berbeda dengan gadis yang Arvin kenal.
Dug
Bola tersebut mengenai kepala gadis itu.
"Mampus vin gimana ini," ucap Abim dengan kepanikannya. "Ayo kita samperin."
"AILEEN," teriak Shakila setelah melihat sahabatnya yang pingsan karena kepalanya yang mengenai bola basket tadi.
Tanpa banyak bicara Arvin segera mengangkat tubuh Aileen ala bridal style dan membawanya pergi dari situ menuju UKS, membuat setiap orang terkesima melihat Arvin dan Aileen.
Apalagi Arvin yang memakai baju basket dengan rambut basah karena keringat dan rambutnya sedikit berantakan menambah kesan lelaki idaman, badannya juga yang sangat bagus, muka tampan walau banyak peluh yang bercucuran.
Beserta Aileen yang berada di gendongan nya, wajah Aileen yang cantik bak seperti barbie hidup, angin yang terus menerus menerpa rambutnya. Membuat beberapa diantara orang orang yang melihatnya berucap bahwa mereka cocok, seperti pangeran dan putri.
Tanpa disadari terdapat seseorang yang memandang mereka tidak suka, penuh dengan kekesalan dan kebencian.
***
"Turun."
Hening
"Gue tau lo ga pingsan, mata lo dari tadi merem melek, emang lo pikir gue ga liat?" Ucap Arvin sekali lagi, namun tetap tidak ada jawaban. "Oh okey mau lo gitu."
Tanpa banyak bicara Arvin segera melepaskan tangannya, membuat Aileen langsung terjatuh. Namun siapa sangka bahwa Aileen memegang erat tangan Arvin.
Membuat keduanya terjatuh kelantai secara bersamaan, Arvin berada di atas Aileen dengan kedua tangan yang menahan tubuhnya agar tidak menindih Aileen.
Mata mereka saling menatap satu sama lain, saling menyelami kedalam mata masing masing kedua orang tersebut.
"Aileen lo gap..." Terdengar suara pintu yang terbuka dengan dibarengi suara Shakila yang mengucap kalimat namun tidak usai.
Arvin yang tersadar duluan langsung menyingkir dari Aileen dan berdiri, sedangkan Aileen masih menetap pada posisi dengan senyum manis yang mengembang.
"Ayy lo gapapa?" Ucap Shakila dengan menyentuh tubuh sahabatnya. "Ah gue gapapa kok hehehe."
"Temen lo gapapa kok, dia cuman pura-pura pingsan," ucap Arvin dengan melenggang pergi dari ruang uks tersebut.
Ah iya, Aileen sebenarnya tidak pingsan, ia hanya pura-pura pingsan agar mendapat perhatian dari pria yang menggendongnya tadi. Rencananya kelewat berhasil, karena Arvin membawanya ke ruang uks.
"Lo beneran pingsan atau pura-pura Ay?" Tanya Shakila yang tidak mendapatkan jawaban dari Aileen, gadis itu masih tersenyum sendiri dengan kedua pipi yang memerah.
"Gila lo," umpat Shakila pada sahabatnya.
***
"Vin gimana?"
Selepas meninggalkan uks Arvin langsung pergi menuju lapangan kembali untuk menemui kedua sohibnya.
"Aman," jawabnya dengan singkat padat dan jelas.
Setelah mengucapkan satu kata tersebut Arvin langsung mendrible bola basket, yang tadi sempat ia bawa terlebih dahulu. Abim dan Axel yang melihat Arvin hanya mengelus dadanya kembali.
"Ngapain lo pada, mending sini lawan gue."
Kedua sohibnya segera menyusul Arvin untuk bermain basket kembali. "Lempar ke gue Vin."Arvin pun melempar bolanya yang kali ini langsung di tangkap oleh Axel tidak melenceng seperti tadi, tanpa di sadari ketiganya banyak para siswi yang lalu lalang melewati lapangan basket tersebut terpesona karena ketampanan ketiganya.
Mereka pun terus bermain basket kurang lebih selama setengah jam. "Gue haus nih, udahan yuk," ucap Abim yang di balas anggukan dari ketiganya.
Mereka pun duduk dan meneduh untuk istirahat sejenak sebelum pulang kerumah masing masing, disaat ketiganya sedang mengelap keringat, segerombolan gadis datang pada mereka untuk memberikan air minum serta makanan.
Dengan senang hati Abim menerima lalu Axel mengucapkan terimakasih kepada mereka dan menyuruh mereka pergi.
Sedangkan Arvin setelah mengelap keringatnya, ia langsung berdiri dan melangkah pergi ke ruang ganti tanpa meminum air mineral tersebut.
Itu memang kebiasaan Arvin, ia tidak pernah menerima sesuatu dari seorang gadis mana pun, karena menurutnya itu akan membuat suatu harapan pada gadis gadis tersebut.
Kedua temannya pun sudah tau, dan menurut mereka Arvin berlebihan karena menurut keduanya makanan serta minuman ini rejeki untuknya dan itu tidak boleh ditolak.
*
*
*
*
*
*Terimakasih yah yang udah baca cerita ini, yang udah vote juga. Maaf yah kalo misal jarang up, semoga kedepannya bisa up banyak 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On
Teen Fiction"gue didepan banyak orang bisa kok terlihat baik baik aja, bahkan gue tersenyum lebar tanpa beban dan gue yakin gue bahagia, buktinya gue sekarang di depan lo, sedang menampilkan wajah cantik gue dengan senyuman yang begitu manis betulkan? lo tenang...