8 - Rooftop

103 20 29
                                    

Happy Reading

Saat ini Aileen sedang berada di atas rooftop sekolah, ia tengah menenangkan pikirannya serta menetralkan emosinya. Saat ini Aileen tengah merasa geram, marah, kecewa, kesal bahkan iri namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"AAAAGHHHH," teriak Aileen melampiaskan rasa kesalnya.

Ia tengah berjongkok dengan menundukkan kepalanya, dadanya terasa sesak saat mengingat kejadian tadi pagi. Melihat orang yang selalu Ay sayangi mengantar orang lain, bahkan lebih menyayangi orang lain, dari pada anak kandungnya sendiri di depan mata Ay.

"Hidup lo menyedihkan banget Ay," ucapnya dengan pilu sembari memukul dadanya. Dadanya terasa penuh oleh rasa sakit.

Kringgg

Bel pertanda masuk telah berbunyi, namun gadis tersebut masih tetap tidak bergeming pada tempatnya. Ia hanya mengeluarkan Hpnya lalu mengetik beberapa kata yang di kirim pada sahabatnya.

Shakila

Kill gue bolos yah


Okey, jangan aneh2

Setelah mengetik beberapa kata, Ay hanya dapat melamun, memikirkan kejadian-kejadian tadi, ia menarik nafas panjang.

Ay mengeluarkan kembali hp nya, lalu ia membuka galeri pada hpnya melihat foto-foto kebersamaan keluarganya. Bahagia, harmonis, penuh canda tawa, penuh perhatian.

Bahkan semua orang menginginkan keluarga seperti itu, namun saat ini hanya sebuah kenangan. Ay merasa kehidupannya berubah 180°.

"Ibu Ay kangen."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut tanpa disadari Ay tertidur, dengan air mata yang masih turun. Ia tertidur dengan angin yang menerpa wajahnya.

Selang beberapa menit seseorang, memasuki rooftop dan melihat Aileen yang sedang tertidur. Ia memandangi gadis tersebut menyelipkan helai rambut yang menutupi wajah Ay.

"Cantik."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, seseorang itu membenarkan tidur Ay agar posisinya nyaman. Ia membaringkan Ay di atas kursi itu.

Ay yang awalnya duduk di bawah, dengan punggung yang bersandar pada kursi dan tertidur dengan posisi tersebut. Lalu di angkat oleh orang tersebut  dan di baringkannya.

Orang tersebut tidak langsung pergi, ia terus menatap wajah Ay, begitu damai jika gadis ini tertidur, menggemaskan. Yang paling penting gadis ini tidak berisik seperti biasanya.

Drrrtt

"Hallo"

"...."

"Oke"

Setelah mengangkat telfon, orang tersebut segera bergegas pergi. Namun sebelum pergi, ia sempat mengusap kepala rambut Ay.

Waktu terus berjalan, detik demi detik terus berputar, menit demi menit terus terlewati bahkan saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 15.25 WIB, yang artinya 5 menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi.

Ay terusik dalam tidurnya, ia membuka kedua matanya. Ay merasa badannya nyaman, walau pegal sedikit. Tapi kan seharusnya Ay merasa pegal yang lebih banyak dari ini.

"Lah kok gue bisa tidur di atas yah, perasaan tadi gue di bawah deh sambil duduk."

Drttt

"Iya ngape?"

"..."

"Di rooftop, gue aja yang kesana"

Setelahnya Ay mematikan telpon tersebut, ia masih bingung mengapa tiba-tiba ia tertidur di atas kursi. Padahal Ay yakin, bahwa tadi tidak seperti ini.

"Masa gue ngelindur terus tidur di kursi. Mana posisi gue enak."

Aileen tidak ingin bertambah pusing, ia pun segera melangkah pergi untuk menemui sahabatnya. Ay yakin bahwa sahabatnya itu sudah menunggunya.

***

"Si Aileen lama banget sih anjir, padahal rooftop ke parkiran ngga sampai 30 menit deh."

Shakila terus mengomel, karena telah menunggu lama sahabatnya muncul. Sebenarnya, yang membuat ia tidak sabar, karena ingin mengetahui keadaan sahabatnya itu.

Shakila tau, bahwa saat ini sahabatnya sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, Shakila tau siapa perempuan yang menampar Ay tadi.

Jika bukan karena Aileen, Shakila saat itu ingin sekali menampar balik, bahkan ingin sekali mengacak-acak wajah perempuan tadi yang so polos.

Di saat Shakila yang sedang mengomel dengan sesekali melihat Hp nya, siapa tau sahabatnya mengabarinya.

Muncul tiga pria, yang salah satunya membuat jantung Shakila berdebar. Mereka bertiga tiba-tiba, berhenti tepat di depan Shakila.

"Cewekk kiw sendiri aja," ucap pria tengil siapa lagi kalo bukan Abim.

"Lo gangguin cewek mulu anjir, eh btw Shakila yah."

Shakila yang di tanya oleh pujaan hati, ia semakin merasa gugup. "Ah iya gue Shakila."

"Lo tumben sendirian temen lo mana?."

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, tiba-tiba orang yang di tanyakan muncul. "Kill."

"Ay lo gapapa?," Tanya Shakila pada Aileen.

"Lah emang gue kenapa? Gue mah ya gapapa dong pren. Muehehehe," ucap Aileen dengan cengengesan tidak jelasnya.

Shakila yang melihat Aileen seperti itu bukan ikut tertawa, tapi ia merasa sedih dan tersenyum miris. Kenapa sahabatnya terus berpura-pura so tegar, Shakila tau sahabatnya tadi menangis.

"Loh kalian bertiga ngapain?," tanya Shakila yang melihat ketiga pria yang sedari tadi memandang ke arahnya dan Shakila.

"Kagak sih tadi lewat doang, neng cantik tadi di tampar nenek lampir kumaha eta pipi," ucap Abim dengan mengeluarkan logat sundanya.

"Teu nanaon sih kang Abim."

"Lahh anjir Ay lo bisa bahasa sunda?"

"Sakedik weh," setelah mengucapkannya Ay tertawa.

"Eh yuk sekarang aja pulang nya Ay, kita harus buru-buru ke caffe."

"Ah iyaa anjir gue kemarin ngga ke caffe kan. Eh kita pamit yah," setelah mengucapkan kalimat tersebut keduanya pergi begitu saja.

Tanpa Ay sadari, sedari tadi ia telah di tatap oleh sepasang mata, tatapannya begitu dalam. Tatapan yang dingin, namun begitu hangat secara bersamaan. 

"Yuk cabut sekarang aja."



Jangan lupa vote dan comment yah, supaya author senang 🥰🥰 

Life Goes On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang