Here We Are

1K 76 15
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕


GxG

Rose dan Jisoo sudah bersahabat dari mereka berumur 5. Baik keluarga Rose maupun keluarga Jisoo sudah saling mengenal karena jalinan persahabatan mereka yang erat.

Awalnya mereka adalah 2 orang gadis yang normal dan dengan kehidupan yang normal pula, sebelum mereka mengenal apa itu cinta.

Cinta yang baru mereka ketahui keberadaannya, sebab mereka belum pernah mengalami itu sebelumnya hingga membuat mereka buta akan pengertian cinta.

Tapi sayang~ cinta pertama mereka bukanlah cinta yang normal, cinta mereka tak seperti cinta orang kebanyakan.

Mereka sungguh menyadari sesadar-sadarnya salahnya cinta itu. Namun berkali-kali daya untuk menyangkal lagi-lagi harus pupus oleh kuatnya ikatan perasaan yang bernama cinta itu.

Hari-hari mereka putuskan untuk bersama sebagai dua insan yang paling bahagia karena merayakan cinta, tak ada waktu yang bisa terbuang sia-sia tanpa kebersamaan mereka.

Ya, sungguh membuat iri jika mereka adalah pasangan normal.

"Ah, Jisoo~ kau membuatku gila" setidaknya kalimat itu terus terbesit dalam hati Rose setiap kali ia menatap gadis mungilnya itu.

"Ini benar-benar gila, aku bahkan tidak ingin melewatkan sesuatu apapun tentangnya" batin Jisoo memandangi ponselnya yang sedang dalam panggilan saat perkuliahan.

Ya, Rose bahkan mengikuti perkuliahan Jisoo dari balik telepon genggam. Gila, bukan? Ya, mereka memang saling tergila-gila.

Beberapa bulan berlalu sejak mereka memutuskan menerima cinta itu di antara mereka, banyak hal telah terjadi-dari hal yang wajar untuk dilakukan hingga sedikit jauh.

Ya, semacam hal yang terus membuat hubungan mereka berkembang, seolah tak ada yang mampu memisahkan dua hati yang tengah menyala itu.

Dan akhirnya hari yang mereka takutkan tiba. Pada akhirnya, mereka tak bisa selamanya menutupi hubungan mereka dari orang tua mereka. Dan pada akhirnya pula, mereka memiliki keberanian untuk mengungkapkan semuanya dihadapan orang tua mereka.

Di sinilah mereka berakhir sekarang, di kediaman ayah Jisoo. Mereka sedang berada diruang tamu, duduk berhadapan dengan kedua orang tua mereka.

"Kau harus menghapus airmata sendiri mulai sekarang, hum?" ujar Rose dengan suara yang serak menghilang.

Jisoo mengangguk, "Belajarlah mengikat tali sepatu dengan benar" balas Jisoo tak kalah sendu dengan sesenggukannya.

Rose tersenyum getir dan mengangguk yakin agar Jisoo terlepas dari bebannya. Lantas keduanya bertatapan dan menghapus airmata mereka masing-masing.

"So, here we are?" ujar Rose.

"Hum, here we are" ujar Jisoo.

Maka hari itu menjadi hari perpisahan Rose dan Jisoo. Mereka pun memberitahu keluarga masing-masing bahwa hubungan mereka berakhir dan mempasrahkan masa depan mereka di tangan orang-orang paruh baya yang mengaku paling tahu kebahagiaan anak-anaknya itu.

"Jangan jadikan kami leluconmu, nak!" tegur ayah Jisoo tegas.

Rose dan Jisoo sontak menggeleng bersama.

"Kami memang saling mencintai, Pa" Sanggah Rose cepat.

"Tidak ada cinta untuk mereka yang memiliki gender yang sama, cinta kalian salah!" tutur Papa Rose menimpali.

Kalau boleh jujur Rose dan Jisoo merasa tersinggung akan hal itu. Tapi sekali lagi mereka mengeraskan hati dan merasa mereka memang benar.

"Cinta kami spesial!" Ujar Rose dengan suara yang sedikit meninggi.

ONESHOT • CHAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang