999 Hari 23 Jam 59 Menit 60 Detik

1.2K 76 2
                                    

Dear Readers, Happy Reading 💕

GXG■

Jisoo POV

Kepercayaan adalah hal terberat dalam hubungan. Dan jagalah kepercayaan itu jangan sampai kau menghilangkannya. -Jisoo.

“Kamu beneran mau pacaran sama Chaeyoung?” Irene meyakinkanku, aku hanya berduduk santai dikursiku sambil menyilangkan kakiku.

Irene terus berceloteh tentang aku jadian sama Chaeyoung. Memangnya kenapa dia terus saja menanyakan hal yang sama?

“Memangnya kenapa?” Aku memalingkan wajahku padanya, dia sedikit gugup menjawab pertanyaanku.

“Tidak apa-apa. Hanya saja aku tak percaya hubungan kalian. Chaeyoung itukan cuek, dia itu gak mungkin bisa terus memenuhi keinginan kamu, kamukan manja” Seketika aku berdiri dan berkata ke arahnya.

“Chaeyoung memang cuek, gak seperti Seulgi— pacar kamu yang perhatiannya 1000 kata itu. Dia memang beda jauh sama Seulgi. Tapi aku bisa buktikan kalau hubungan aku bisa ngalahin hubungan kalian! CAMKAN!”

.
.
.
.

Masih tergambar jelas di dalam benakku, masih terngiang-ngiang dalam telingaku. Saat itu, kata itu. Saat aku berani membuktikan bahwa hubunganku bisa berdiri mengalahkan Irene, kejadian dua setengah tahun itu masih jelas ku ingat.

Aku tahu pacarku adalah pribadi yang cuek dan tidak mau diatur. Tapi aku tahu, dia benar mencintaiku. Walau kadang banyak hal yang menjengkelkan bagiku. Tapi secuek apapun dia, aku tahu ada kalanya dia perhatian padaku. Itulah yang membuatku yakin bahwa Chaeyoung bisa membuat aku bahagia.

Memang kadang dia salah menjadwalkan hari ulang tahunku dan tanggal jadian kami. Kadang hari istimewa kamipun dia lupa. Itu karena sikap egoisnya aku tahu. Tapi keyakinanku untuk tetap bersabar bahwa semua ini akan berakhir bahagia selalu lebih besar daripada rasa jengkelku. Dia pasti bisa sedikit mengurangi egonya untukku. Untuk orang yang dicintainya.

“Chaeyoung” Aku memanggilnya, sementara dia sedang asyik bermain games seperti apa yang dihobikannya.

Setiap hari tak ada kata tidak untuk games baginya. Selalu sama saja, mementingkan gamesnya daripada aku.

“Apa?” Dia hanya menjawabnya singkat, aku mulai mendekatinya lalu melongo sedikit ke arah komputer yang ada di depan matanya.

“Kau tahu hari ini hari apa?” Aku duduk di sampingnya. Dia sedikit sibuk dengan gamesnya. Aku terdiam sejenak.

“Euu.. Hari jum’at” Dia menjawabnya polos. Aku kecewa mendengar jawaban dia yang tak pernah ku inginkan. Benarkah dia lupa?

“Kok bengong?” Dia sedikit menatapku. Aku tetap berada diposisi awalku, menatap layar monitor.

“Kamu salah!” Aku duduk tertunduk disana, diapun sedikit mendekatkan bibirnya ditelingaku.

“Lalu hari apa sayang?”

“Hari ini hari ulang tahunku” Seketika dia sedikit kaget lalu memandang kalender.

“Ya Tuhan aku lupa, padahal aku sudah menandai tanggal ultahmu. Maafin aku Jisoo, tadi aku lupa gak pake alarm” Ucapnya lagi.

Aku dapat melihatnya dia memnandai tanggal itu, 20 Desember tapi walaupun begitu aku kesal sekali padanya. Dia selalu saja lupa, lupa adalah alasan tersering yang aku dengar dari bibirnya.

“Kapan kau bisa ingat tanpa alarm? Dengan menandai tanggal dikalendermupun kamu tak ingat” Kelakarku padanya.

Dia menatapku, seketika dia tertunduk. Mungkin dia mengakui kesalahannya.

ONESHOT • CHAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang