Besoknya karena ia tak mau terjebak hujan lagi yaku membawa payung biru kecil miliknya. Lalu berangkat sekolah.
Ia jadi kepikiran, lev tidak terlalu tua. Apa karena efek dari wajahnya yang tampan?
Meninggalkan fikirannya ia pun berjalan menuju sekolah. Sampai didepan gerbang ia melirik seberang jalan sekolahnya. Tepatnya apartemen yang disebutkan lev kemarin.
"Kira kira ia tinggal dikamar yang mana ya?" Selagi melirik apartemen bertingkat itu. Dari pintu lantai atas keluar seorang pria yang ia kenal. Ya, itu lev dengan kaos hitam dan celana pendeknya.
Tersadar sedang diperhatikan lev melirik kebawah, ia melihat yaku yang terlihat panik lalu membuang muka. Setelahnya malah lari masuk ke gerbang sekolahnya. Lantas lev pun terkekeh geli.
.
.
.Yaku yang kini tengah berlari dengan semburat di wajahnya merapalkan sejuta umpatan yang ia punya. Entah kenapa ia sangat malu saat bertemu Lev tadi.
Padahal mereka baru saja bertemu. Namun yaku sudah terpesona dengan si tiang dengan surai abu abu itu.
Jantungnya terus saja berdetak. Nafasnya tersengal. Rasanya ia mau mati saja saat itu.
'sial!! Apa apaan senyumnya itu'
.
.
.Jam pelajaran sudah dimulai setengah jam yang lalu. Namun fikiran yaku tengah berada ditempat lain. ketika asyik melamunkan senyum sang tiang blasteran. Tiba tiba kepalanya terasa terhantam.
"Apa-apaa- ah bukan maksudku maaf sensei!!"
Ia berdiri karena tersentak. Gurunya yang tengah mengajar telah ada disampingnya dengan aura mencekam.
"Apa yang tengah kau fikirkan di jam pelajaranku ha?!! Yaku-kun."
"M-maafkan aku sensei" ucap nya terbata bata.
Ia sungguh malu, teman temannya memperhatikannya dengan tertawa.
"Hei, yaku tengah memikirkan seseorang hmm? Apa itu aku?" Ucap pria jangkung bersurai hitam.
"Sedikitpun aku tidak akan pernah membayangkan jamet gila sepetimu kuroo" ucap yaku lalu kemudian duduk kembali di bangkunya.
"Apa-apaan cebol itu, lagipula tak heran orang tampan sepertiku dibayangkan bukan?" Ucap kuroo dengan percaya dirinya.
"Apa katamu!!!!"
"DIAM DAN PERHATIKAN PELAJARANKU, KALIAN SEMUA!!!"
.
.
.Ketika yaku hendak mengeluarkan payung yang ia bawa tadi. Ia melihat lev yang tengah menghampirinya dengan payung merah yang ia bawa kemarin.
"Apa kali ini kamu membawa payung?" Ucap lev
"T-tidak, sepertinya aku lupa lagi!" Ucap yaku kikuk.
"Hmmm... Benarkah begitu? Baiklah. Bagaimana kalau ku antar lagi" tawar lev.
"Ya... Kalau kamu memaksa"
.
.
."Aku tau kamu membawa payung"
Yaku yang mendengar tuturan lev pun tersentak. Semburat merah muncul di wajahnya.
"A-a-a-aku ya, aku lupa. Maksudku. L-lagipula bagaimana kau tau!!!"
Yaku bingung harus menjawab apa. Jantungnya terus saja berdetak cepat."Tentu saja saat kamu mau mengeluarkan payungnya tadi. Kamu fikir aku tak tau?"
"Atau jangan jangan kamu sengaja agar aku mengantarmu pulang ya? Yaku-san" ucap lev berusaha menggoda yaku.Yaku semakin tak berkata kata. Mukanya kini semerah rambut tendou anak shiratorizawa.
"M-memangnya kamu tak mau menemaniku pulang?" Ucap yaku malu malu.
"Tentu saja aku mau. Jangan sedih begitu, aku hanya menggodamu."
"Dasar kau tiang!!"
Bersambung_
-mith_
KAMU SEDANG MEMBACA
levyaku one shoot
Short StoryWarning BxB Levyaku Karakter hanya pinjam dari furudate sensei Masih newbie mengmaap Hanya gabut Bagi homophobic harap jauh jauh