Sudah sebulan semenjak mereka selalu
pulang bersama. Musim hujan pun kini berganti.Namun semenjak hujan tak lagi turun, lev tak pernah lagi menghampiri yaku. Bahkan dilihat dari apartemennya. Lev kelihatan tidak ada.
Apa lev pindah?
Itu yang ada difikiran yaku. Bahkan nomornya saja yaku tak punya. Bagaimana ia bisa tau.
Semakin lama ia semakin penasaran. Kemana hilangnya lev, bahkan sampai tak mengabarinya.
Ia pun berencana setelah pulang sekolah untuk berkunjung ke apartemen lev.
Namun setelah sampai didepan. Berkali kali diketuk tidak ada yang menyahut dari dalam.
Yaku semakin putus asa. Ia berdiri di depan pintu apartemen dan melihat kearah bawah.
"Biasanya dia suka berdiri disini saat aku hendak masuk ke dalam sekolah" ucapnya sambil memikirkan lev.
Selagi sibuk dengan atensinya. Yaku dikejutkan dengan seseorang yang memegang bahunya. Seorang wanita paruh baya yang mengaku pemilik apartemen.
Yaku pun bertanya padanya soal pemilik apartemen yang ia kunjungi. Namun ia kaget setelah mendengar penuturan dari si pemilik apartemen.
"Apartemen ini sudah lama kosong. Kira kira setahun yang lalu."
Apa maksudnya? Bukannya lev bilang dia tinggal disini? Bahkan itu baru 1 bulan yang lalu. Yaku pun semakin resah.
"Tapi, bukannya seseorang yang bernama haiba lev tinggal disini?" Yaku mencoba tenang dikeadaannya.
"Ya kamu benar, dan itu setahun yang lalu. Dia kecelakaan didepan sekolah itu. Pada saat musim hujan."
Yaku membeku. Ia tak bisa berkata apa apa. Padahal selama ini dia selalu bersama lev. Lalu siapa yang menemaninya selama ini?
"Apa itu benar bu?" Yaku masih tidak percaya.
"Itu memang sangat tragis, bahkan badannya saja hancur lebur saat itu. Hanya payung merahnya yang masih utuh. Payung itu ada di tempat kecelakaannya di seberang sekolah itu."
"Jangan jangan, kamu bertemu dengannya? Saat musim hujan tiba, arwahnya memang suka berdiri disana sambil membawa payung. Orang orang yang bertemu dengannya akan ketakutan dan melarikan diri."Yaku tak menjawab perkataan dari sang pemilik apartemen dan langsung pergi kebawah, dan benar saja. Ada payung merah yang selalu lev bawa dan juga beberapa sesajian.
Yaku merasa pusing, matanya terasa kabur dan akhirnya ia pingsan.
.
.
.Yaku membuka matanya dan melihat gorden putih. Seiingatnya tadi ia di seberang sekolahnya. Menatap payung merah lalu pingsan ditempat.
"Ahh kamu sudah bangun? Tadi kuroo membawamu kesini" ucap penjaga uks itu.
"Begitu, kurasa aku sudah tak apa. Apa aku sudah boleh pulang?" Ucap yaku.
"Kamu tidak ingin istirahat lebih lama?" Ucap penjaga uks.
"Aku ingin istirahat dirumah saja."
"Baiklah, kalau begitu hati hati ya"
.
.
.Sampai ia dirumah ia hanya melengos masuk ke kamarnya. Bahkan sautan ibunya tak terdengar olehnya. Yaku hanya ingin istirahat.
Air mata keluar dari pelupuk matanya. Tak kuat menahan air matanya. Suaranya tak keluar. Fikirannya kosong.
Hanya air mata yang deras layaknya hujan saat itu.
Masih tak terbayang bahwa selama sebulan ini yang selalu menemaninya pulang bukanlah manusia.
Ia tak habis pikir. Bahkan perasaannya pada lev juga bukan kebohongan. Apa yang dilakukan arwah itu pada perasaannya.
Yaku tak merasa takut ataupun gelisah. Hanya saja, ia masih ingin melihat lev yang selalu menemaninya pulang.
Akankah lev sang arwah gentayangan akan menemaninya lagi di musim hujan selanjutnya? Pikiran bodoh macam apa yang yaku bawa.
Selagi ia terbaring sambil menangisi hidupnya. Bisikan dengan suara familiar terdengar ditelinganya.
Bisikan itu membuat ia tersenyum dan semakin menangis.
"Terimakasih, dan selamat tinggal."
Mungkin musim hujan selanjutnya yaku harus membawa payung sendiri.
End_
Mohon maap kalau terkesan aneh dan gak memuaskan. makasih buat yang udah mau baca. Komen, dan juga vote.
-mith_
KAMU SEDANG MEMBACA
levyaku one shoot
Historia CortaWarning BxB Levyaku Karakter hanya pinjam dari furudate sensei Masih newbie mengmaap Hanya gabut Bagi homophobic harap jauh jauh