3. Istimewa

1.5K 216 23
                                    

C o m p l i c a t e d


Entah nasib buruk atau bukan, karena kecerobohannya Junkyu berakhir di dalam lift khusus petinggi perusahaan.

Sialnya ada tiga orang di dalam lift eksklusif ini. Jihoon dan wanita paruh baya yang tampak glamor; yang ia tahu sebagai ibu dari Jihoon, serta Junkyu yang mengkerut di sudut lift.

Tadi, Junkyu terburu-buru sampai salah naik lift. Ketika lift sudah bergerak naik ia baru sadar warna dinding lift berbeda dari lift yang biasa ia gunakan, pun dehaman keras seorang wanita membuatnya menoleh.

Itu detik dimana Junkyu sadar kalau ia telah salah naik lift.

Tapi tidak terlalu buruk sih, sebab ia masih bisa mencuri pandang pada kekasihnya yang hari ini mengenakan kemeja putih dengan motif di sekitar lengannya.

Itu kemeja yang Junkyu berikan minggu kemarin.

Senyum Junkyu mengembang lebar. Kekasihnya tampak tampan hari ini, yah meskipun setiap hari tetap tampan.

"Hari ini kau harus ikut Ibu, Jihoon." suara wanita itu menghentikan lirikan mata Junkyu. Mendengar suara Nyonya Park membuat Junkyu sadar; terlempar pada kenyataan tentang siapa dia atau siapa Jihoon. "Putri Tuan Jung sudah sangat menanti bertemu denganmu."

"Tidak mau. Katakan padanya aku tidak akan bertemu dengannya," sahut Jihoon. Nada bicaranya terdengar santai, bahkan pria itu kini bersandar pada dinding lift. Menatap sang ibu dengan tangan berlipat di depan perut.

"Jangan berani kamu membuat Ibu maluㅡ"

"Aku tidak membuat Ibu malu. Ibu yang mempermalukan diri Ibu sendiri," Jihoon mendecih dengan bahu terangkat acuh. "Ibu tahu sendiri, anakmu ini tidak akan menikahㅡ"

Junkyu menggulirkan matanya ke bawah, sadar kalau Jihoon baru saja terang-terangan menatapnya.

"ㅡkecuali aku benar-benar ingin, dengan pilihanku sendiri."

"Park Jihoon!"

Ting!

Tepat sebelum seruan lain Nyonya Park terdengar pintu lift terbuka, lantai lima, lantai tujuan Junkyu.

"P-permisi Sajangnim..." puas membungkuk serendah mungkin Junkyu segera melangkah keluar.

Samar ia mendengar bisikan pelan.

"Honey..."

Oh astaga Park Jihoon, bisa-bisanya dia membuat pipi Junkyu mendadak semerah tomat begini hanya karena sebuah panggilan sayang.

.


"Siapa dia?" tanya Nyonya Park tiba-tiba. Sedikit memandang curiga pada sang putra bungsu, menyadari jika sejak tadi anaknya itu tidak berhenti melirik ke arah si pegawai.

"Siapa apanya?" Jihoon bertanya balik, dengan santai melesakkan tangannya pada saku celana bahan.

"Orang tadi," jawab Nyonya Park. "Bisa-bisa nya pegawai biasa masuk ke dalam lift khusus bagi para petinggi???"

Jihoon melirik sang ibu lewat ekor mata. "Tidak tahu," bahunya terangkat acuh pun wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. "Mungkin dia salah naik lift, itu hal sepele, sering terjadi. Kenapa harus diributkan sih..."

Nyonya Park mengunci mulut. Tampak tak punya kalimat untuk menimpali sang anak, tapi bukan berarti dia berhenti curiga.

Tingkah laku Jihoon sedikit mencurigakan, agaknya Nyonya Park percaya.

Anaknya pasti tengah menyembunyikan sesuatu. Entah apa itu, dia penasaran.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Complicated - JikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang