Hai semua
Hai fren 👋
Apakabar kalian? Semoga dalam keadaan yang baik dan dengan mood yang bagus :)Hari ini ada sedikit statement yang sedikit banyak menyentil relung hatiku yang paling dalam eaa wkwk
Aku kasih tau ya, kalian pernah baca atau denger dari seorang motivator di platform youtube, ted talks, i'm possible, kick Andy, atauuuu au ah kebanyakan fren wkwk
Kata-katanya gini, 'hidup adalah pilihan'
Cukup membuatku berpikir, merenung, mengilhami kata - kata itu di kepala lalu turun ke hati eh.
Jadi aku selama hidup di dunia merasa bahwa separuh hidupku sudah ditentukan oleh pilihan orang tua. Sadar atau tidak, itu semua membuat arah yang sebenarnya aku inginkan melenceng dari yang seharusnya.
Okeeiii pertama, dulu tuh aku pengen masuk di SD karena aku pengen banget sekolah tuh pake topi terus kalau hari senin bisa pake dasi dan seragam merah putih.
Eh taunya sama ibuku ga dibolehin masuk ke SD, alasannya cukup tidak masuk akal. Alasan beliau adalah karena MI lebih bagus karena dekat dengan rumah. Asal kalian tau ya fren, rumahku dengan SD dan MI itu sama dekatnya padahal ah sangat menyebalkan.
Kemudian waktu SMP juga gitu, aku pengen ke MTS karena aku pikir setelah lulus MI lebih linier gitu yak kalau ke MTS eh sama ibukku ga dibolehin juga. Katanya ga ada yang nganter kalo sekolah. Asal kalian tau juga ya fren, selama aku sekolah SMP aku ga pernah diantar ibu karena ibu merantau di papua.
okei ceritanya masih berlanjut, maaf ya kalo agak panjang...
Setelah lulus SMP aku pengen banget masuk ke SMA sama ibuku ga dibolehin juga fren, sempat heran dan bertanya - tanya. Ada apa gerangan dengan ibuku ini?
Seluruh hidupku seolah olah diatur olehnya...
Padahal yang menjalani hidup adalah aku
Bukan beliau:(Cukup sedih sebenarnya tapi aku mencoba menaruh pikiran yang positif ke diri sendiri.
Jadinya aku kan ga dibolehin ke SMA jadi aku melanjutkan sekolah di MAN. Random banget ya tuhan....
Bisa dibayangin ga si, dari SMP yang materi pelajaran agamanya cuma satu dan itupun jarang banget gurunya ngajar. Eh langsung sekolah di
yang notabene materi agamanya double comboLama lama agak bisa beradaptasi, tapi satu yang membuatku sedikit kecewa. Karena MAN ku gada tuh seragam putih abu - abunya jadi kesannya ga bisa menikmati masa masa SMA gitu hiks.
Setelah lulus MAN aku ingin melanjutkan mimpiku tanpa keinginan ibu.
Aku ingin kuliah di salah satu PTK favorit di Indonesia, aku belajar dengan giat. Aku membuat mind mapping, aku membuat list materi dan try out untuk seleksi masuknya. Aku berdoa kepada Tuhan ku Allah SWT dengan sungguh sungguh.
Tetapi hasilnya tidak sesuai keinginanku.
Kecewa, sedih, agak depresi juga.
Lantas aku berpikir, mungkin ibuku kurang meridhoi aku di jalan ini.
Lalu suatu pagi aku bertanya pada ibuku.
"Bu sampean ga ikhlas ta lak aku kuliah nde PKN STAN? "
artinya "bu kamu tidak ikhlas ya kalau aku kuliah di PKN STAN? "Hal yang tidak aku duga, ibuku mengangguk dengan semangat.
Hell
Kemudian aku bertanya lagi "lapo kok ga ikhlas?"
Artinya "kenapa kok ga ikhlas? "Simple nya ibuku menjawab " Lak awakmu kuliah ndek kono yo ibuk dewean ndek kene, anak wedok e ibuk gur awakmu. Maneh lak awakmu ditempatne penugasan e adoh teko omah yo soro lak ibuk kangen karo anak e"
Artinya "kalau kamu kuliah disana ya ibuk sendirian disini, anak perempuan ibuk cuma kamu. Kalau kamu ditempatkan penugasan jauh dari rumah ya berat kalau ibuk kangen sama anak"Kalau kalian jadi aku bagaimana?
Sedih? Karena mimpi kalian tertunda karena ridho ibu tidak sepenuhnya menyertai terhadap mimpi kita?
Bahagia? Karena ibu kalian begitu menyayangi kalian?
Atau apa?Okeiii hidup itu pilihan.
Pilihan kita yang dirasa baik belum tentu baik dimata orang tuaAh kok ga nyambung jatuhnya malah curhat 😁
Okeeiii sekian cerita singkat ini.
3 juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Mello
Non-FictionDiary random akuuuu. Ada yang masa kecil jaman old ada juga yang masa gede jaman now wkwkk ps: nulis ini biar lega aja:)