Sekiranya kalian menyukai cerita ini
Vote & commentBagaimana jadinya jika kau tahu, kalau keluargamu adalah penyihir terkenal. Entahlah, mungkin itu adalah suatu hal yang menarik dan menantang.
Aku seorang anak laki-laki yang hanya ingin tahu tentang semua hal, aku memberanikan diri untuk meminta bersekolah di tour magique. Awalnya ayah menolakku untuk mengirimkanku ke tour magique. Tempat dimana semua orang belajar sihir.
Tetapi ayahku luluh dengan ucapan manisku. Berbeda lagi dengan saudara kembarku, ia nampak tak tertarik tetapi aku tetap pada pendirian untuk mengajaknya pergi bersama. Kami akan jauh dengan orang tua kami, dan kami akan tinggal di asrama sekolah.
Oh, ya! Kami sudah sampai di stasiun, ibu sudah menahan tangisnya dari tadi. Dan ayah? Ia tetap bergeming, mungkin belum ikhlas melepas anak-anaknya untuk pergi jauh.
Aku duduk disebelah kembaranku, dia menatap ibu dan ayah. Sementara suara peluit sudah berbunyi nyaring dipendengaranku. Bayangan ibu dan ayah kini makin menjauh dan...hilang.
"Jeffrey, kau tak masalahkan? Kita pergi ke tour magique?" Tanyaku. Ia menatapku, awalnya aku ragu mengajak kembaranku kesana. Tetapi dia nampak tak enak jika menolakku. Yang awalnya terdiam kaku, ia menolehkan wajahnya, menghadap kepadaku. Dia mengangguk, aku bernapas lega.
Detik berikutnya, aku terkejut bukan main. Bagaimana bisa? Bagaimana caranya kereta ini tiba-tiba melayang di atas awan? Ini sungguh gila!
Ketika aku melihat pemandangan dari jendela, kereta ini membawa kami semua ke menara. Yang tak jauh makin terlihat, rupanya aku baru melihat langsung menaranya. Sangat indah dan klasik. Aku pasti akan betah di tempat ini, sama sepertiku, Jeffrey juga terkagum-kagum melihat menara ini.
"Jay, apakah ayah dan ibu juga sekolah di sini?" Tanya Jeffrey. Aku mengangguk, pasti, sebelum kami berangkat ke sini, ayah menceritakan kalau mereka pernah menjadi murid di sini.
Kami melangkah jauh, tepat di depan sana ada seorang wanita paruh baya, memakai rok dan atasan yang sangat klasik untuk seukuran zaman sekarang. Ia bernama Miss Aurora, wanita berparas anggun dengan rambut yang disanggul ke atas.
"Selamat datang di tour magique, tempat para penyihir. Tempat ini adalah sekolah tertua di daratan Carone. Dan kau...ayahmu termasuk ke dalam murid bimbinganku. Oxley," Ucap Miss Aurora. Kami terdiam, bagaimana dia mengenalku dan Jeffrey? Sungguh aku merinding, ternyata ayah adalah murid bimbingan Miss Aurora. Aku akan mengubah opiniku kalau dia tak semuda itu, Wajahnya menipuku!
●●●●●●●●●●
Kami berdua sudah tahu seluk beluk sekolah ini, ternyata bangunan ini sudah ada seratus tahun lebih lamanya. Pendirinya sudah lama meninggal dan sekarang digantikan oleh cicitnya, entah cicit keberapa. Aku tak terlalu tertarik dengan cicitnya, yang membuatku tertarik adalah pengelompokan penyihir.
Di dalam sekolah ini setidaknya ada 3 gedung utama untuk beberapa penyihir. Yang pertama, gedung untuk penyihir bernama Seagullion dengan lambang gabungan burung dan singa, yang kedua adalah gedung untuk penyihir Reticulatus dengan lambang ular putih, dan yang terakhir, yang ketiga adalah Unicorn dengan lambang kuda bertanduk dan memiliki sayap.
Upacara penyambutan sedang berlangsung, mataku menelisik setiap inci ruangan pertemuan ini. Ruangan ini tak hanya untuk pertemuan tetapi untuk acara apapun. Seperti makan malam, belajar, dan lain-lain.
Acara yang kami tunggu adalah pengelompokan murid, tujuannya adalah untuk membagi kelompok-kelompok kecil yang akan masuk dalam 3 penyihir. Dan----hah, aku berharap bisa masuk Unicorn. Itu sangat menyenangkan! Bisa bermain dengan para kuda bertanduk yang sangat menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
•The Story of Jay : Magic house [JJH]•
Fantasy"Hei kau! ini...kau melupakan bukumu," "Oh ya terimakasih," "Tunggu...namamu siapa?" "Namaku Jay...Jay Oxley," Keluarga Oxley adalah keluarga penyihir yang sama tandingannya dengan keluarga Wertheim. Mereka mengincar kalung keluarga Oxley, akankah...