When We Fell In Love

294 32 2
                                    

Banyak orang berkata padaku bahwa percintaan itu rumit. Seringkali bertengkar dan selalu saja ada masalah. Aku masih ingat bagaimana temanku datang padaku dan berkata,

"Bagaimana ya, supaya kekasihku tetap bersamaku? Dia bilang ingin berpisah karena sudah tidak mencintaiku lagi. Tapi aku sangat menyayanginya Yuna, menurutmu aku harus bagaimana?"

"Menurutku kamu bodoh sekali. Sudah berapa kali aku bilang bahwa hubungan seperti itu tidak bisa dipaksa. Memang ya antara cinta dan bodoh beda tipis."

Huh, dan lucunya mereka berkeluh-kesah pada seseorang yang single meminta masukan bla-bla-bla. Tapi tak apa karena dengan mereka bercerita aku jadi mengerti bagaimana membangun sebuah hubungan. Kenyataannya mereka tidak tahu, bahwa aku tidak benar-benar single. Aku punya kekasih kok, hanya saja persembunyian kami terjaga begitu rapi.

Shin Ryujin, si ketua basket putri di sekolahku. Wajahnya cantik-tapi-tampan, ugh.. Aku masih saja terpesona ketika melihatnya. Saat berjalan, bermain basket, apalagi ketika dia mengendarai supermotonya. Karisma dan pesonanya bisa menyerang semua orang. Aku sering kesal ketika teman-temanku terlalu berlebihan memujinya, rasanya seperti ingin teriak "Dia pacarku!"

Hubungan kami sudah berlangsung delapan bulan tanpa ada masalah apapun. Aku paham bahwa ini salah, kami berdua paham. Tapi ketika cinta datang, rasanya sulit ku hindari. Bila boleh bercerita kembali, aku dan Ryujin bertemu saat kami ditunjuk oleh pihak sekolah untuk menjadi perwakilan tim nasional. Aku terpilih untuk cabang olahraga floorball dan Ryujin untuk tim basket.

Saat itu perkenalan kami terbilang singkat. Seingatku kami hanya saling mendukung di kursi penonton saat pertandingan. Lalu ketika malamnya tiba, ternyata kami berada disatu bus yang sama. Kami mengobrol dan bercanda, saat itulah entah mengapa rasa nyaman menyeruak begitu kuat. Setiap kali dia tersenyum, aku tersenyum. Setiap kali dia tertawa, perutku seperti dihinggapi banyak kupu-kupu.

Hingga saat kita berdua sedang menunggu jemputan, Ryujin datang padaku. Dia meminta nomor kontakku dan dengan rasa gembira kuberikan padanya. Kamipun bertukar pesan, mengobrol via telepon, dan video call. Itu berlangsung setiap hari, jangan tanya bagaimana rasanya karena aku merasa berbunga tiap kali ia mengucapkan

"Selamat malam dan selamat tidur, sayang.." Ah! Aku pikir aku sudah gila.

Yang mengejutkan adalah suatu hari ketika aku selesai latihan sore bersama coachku, dia tiba-tiba datang.

"Hi! Aku membawakanmu American Pizza dan minuman kaleng. Untuk memulihkan energi mu? Hehe"

Ingin pingsan saja aku. Tak ada siapapun disana, aku bahkan tidak memberitahunya bahwa aku akan latihan. Tapi dengan mengejutkan dia datang sendirian dengan pakaian kasualnya yang..wow

Setelah itu dia berniat mengantarku pulang. Meski aku bersikeras menolak, dia tetap memaksa. Bukan aku sok jual mahal tetapi karena badanku bau keringat. Dan ya.. Aku diantar pulang oleh Ryujin.

Yang lebih mengejutkan lagi dia keluar dan membukakan pintu untukku. Saat aku keluar dia menyambutku, "Selamat datang Tuan Putri" Jangan tanya aku merona atau tidak. Rasanya seperti didalam sauna.

Aku dibuat bingung pada saat aku selesai mandi dan berganti baju, ayahku memanggil diriku untuk turun. Katanya ada seseorang yang ingin menemuiku. Seingatku ya, Ryujin berpamitan pulang setelah membukakanku pintu dengan gombalnya tadi. Tapi dia kembali lagi kerumahku dengan senyum sumringah sambil melambai padaku.

Oh... Jadi seperti ini rasanya jatuh cinta...

"Paman Shin, apakah saya boleh mengajak putri anda yang cantik ini keluar untuk makan malam bersama saya?"

2shin Ryuna | Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang