karma

244 28 8
                                    

Keheningan membuncah kala sepasang kekasih itu bergerumul dibalik selimut tebal. Satu-satunya suara yang terdengar berasal dari kedua bibir mereka sendiri.

Dencitan tempat tidur menjadi pengiring nada-nada erotis saat mereka berpindah posisi satu sama lain. Desauan daun dan hujan lebat diluar bak membungkam ruangan gelap itu.

Seseorang dari mereka menyembul dari dalam selimut. Berdiri dengan kedua lututnya yang tertekuk, sepasang mata memperhatikan detail gerak-gerik si dominan saat dia membuka kancing bajunya satu demi satu.

"What the fu-"

"Sssttt.. No swearing, baby"

Perempuan berambut biru itu menekan telunjuknya pada bibir sang kekasih. Mencoba membuatnya bungkam.

"You look so hot"

"Do you like it, Yuna?"

"Mmhh, yes- so much. Can I touch you?"

"No."

"Please.. Ryujin, let me touch you this time"

Ryujin mengunci kedua pergelangan gadis itu diatas kepala Yuna. Sorot matanya bengis, tertutup nafsu yang sebentar lagi meledak.

"I hate being touched, apa kamu lupa?"

Yuna mengalihkan pandangannya, tak berani menatap Ryujin yang semakin mengintimidasi. Hawa Ryujin berubah menjadi sosok yang lain. Sosok yang selalu ia takuti.

Kasar

Bengis

Tanpa ampun

Yuna benci itu.

"W-why?"

Sebuah pertanyaan bodoh yang seharusnya tak ia ucapkan.

"Kenapa? Hahaha!"

Ryujin berdiri dari tubuh Yuna. Memilih untuk menyingkir dari sana, dengan cepat ia memakai kembali kemeja yang sempat ia lempar.

"Ryujin?"

Diam.

"Ryujin, kau mau kemana?"

Tak menjawab.

"Shin Ryujin!"

Ryujin seolah tuli, dia meraih kunci motornya. Bersiap pergi dari sana.

"Brengsek!"

Yuna berteriak setelah Ryujin pergi begitu saja. Meninggalkannya dalam keadaan, tidak baik.

Dia kacau, menangis pun tak akan merubah keadaan. Sendiri dalam gelap menenangkan dirinya dengan sisa kesabaran yang ia miliki.

"Cukup. Berhentilah menjadi bodoh, Yuna"

Untuk kesekian kalinya dia terjatuh dalam lubang hitam Ryujin. Perempuan asing yang tanpa ia duga kehadirannya, mencuri tempat dalam hatinya yang kosong.

Bertubi-tubi luka telah Ryujin berikan, meninggalkan luka menganga hingga saat ini. Bodoh, itu yang Yuna bisa sesali.

Mencoba untuk pergi? Sering. Entah untuk keberapa kalinya hal ini terjadi lagi.

Yuna selalu menjadi pihak yang tersisih, terbuang, tertinggal dan dilupakan oleh kekasihnya. Dia pun tak tahu apa yang kekasihnya lakukan diluar sana.

Yuna hanya butuh kasih sayang Ryujin.

Yuna hanya butuh perhatian Ryujin.

Yuna hanya ingin memiliki Ryujin.

Seutuhnya.

2shin Ryuna | Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang