Bab 3

9 3 0
                                    

"bertemu dengan seseorang yang membuatmu nyaman adalah hal yang kau butuhkan"

Ku ketuk pintu perlahan, pintu terbuka menampilkan sosok Firsan yang baru terbangun dari tidurnya dengan muka bantalnya yang mengemaskan terkadang aku merasa aneh dengan perasaanku yang mendadak tenang walaupun hanya melihat Firsan saja seperti sekarang contohnya aku belum berkata apa-apa tapi aku sedikit membaik setelah melihanya. "woy ngapain lu senyum-senyum ? iya gw tau gw ganteng kalo abis bangun tidur dan menggoda tapi jangan terpesona juga dong." Ujarnya tengil padaku  


"gila kali gw terpesona ama lu yang kayak beruang gini ? udah nguap lebar banget lagi untung gw gak kesedot " jawabku sambil berjalan masuk kerumahnya yang seperti biasa selalu sepi karena ayah dan bundanya sedang mengurusi pekerjaan diluar negeri, aku suka heran mereka sudah tua tapi tetap ingin bekerja dan keman-mana selalu berdua tidak terpisahkan sampai meninggalkan anaknya sendirian dirumah. 

" lu emang gila Fi mana ada orang bertamu tengah malem kayak gini ? noh liat noh jam berapa?" ujarnya sambil menunjuk jam dinding diruang tamunya, aku hanya memutar mataku saja dan duduk santai di sofa empuknya untuk menghilangkan rasa pegal dikaki yang etah sudah berapa ribu langkah kugunakan untuk menyusuri jalanan. "apaan sih ? ada tamu tu dikasih minum, disambut dengan bahagia, tamu itu raja Fir " ucapku seadanya.

"ni minum air kolam si tutu, dia gak keberatan berbagi air sama lu" jawab Firsan yang sudah dalam posisi tiduran disofa panjangnya "gw mau tidur serah lu mau ngapain, gw ngantuk lu kan udah biasa nganggep rumah ini kayak milik sendiri jadi gw gak usah susah payah buat nyediain apa yang lu mau, emang lu istri gw yang perlu gw sambut" tambahnya dan tak selang lama terdengar suara dengkuran halus khas Firsan saat tidur. 

Aku tersenyum memandang langit-langit merasa bersyukur setidaknya ada Firsan yang selalu menjadi tempatku pulang kedengarannya memang aneh tapi itu yang selalu terjadi antara aku dan Firsan, saat aku sedang ada masalah pasti aku akan selalu disampingnya hanya untuk mendapat kenyamanan yang tak pernah kudapat dari siapun itu bahkan Aditya sekalipun. Sebenarnya aku bimbang dengan hatiku mengapa aku selalu nyaman saat berada disekitar Firsan walau hanya melihat sosoknya saja aku sudah merasakan ketenangan namun otakku selalu berkata mungkin karna aku dan Firsan sudah terbiasa bersama bahkan dari kami berumur 5 tahun kami sudah bersama. Aku merasa lelah dan tak lama perlahan mataku terpejam.

"neng bangun sudah pagi, neng Fian" kudengar suara mbok Dirma diiringi dengan tepukan pelan dipundakku perlahan kubuka mata, "eh sudah pagi ya mbok ?" tanyaku pada mbok Dirma "haduh neng Fian ini kenapa tidur disofa? Ini juga si aden bukannya dikamar malah disofa gini" jawab si mbok yang keheranan, tak kusangka pagi dengan cepat menyapa. 

"ya kalo dikamar berduaan bahaya lah mbok ntar si Fian kesenengan tidur ama aku" sambung Firsan, seenaknya dia bicara seperti itu akhirnya ku lempar bantal tepat kearah wajahnya yang sedang menguap lebar "ha..haaaaaa...hahaa.. makan tu bantal yang ada Firsan tuh mbok yang suka ngambil kesempatan dalam kesempitan" ucapku sekenanya dan pergi ke dapur bersama mbok Dirma yang sudah ku anggap seperti ibuku.

"mbok Fifi laper ada makanan apa mbok?" tanyaku pada mbok Dirma. "atuh si eneng mbok belum masak, ini baru mau masak neng" jawab mbok Dirma seadanya "yaudah aku bantuin mbok masak ya biar cepet hehehe" tambahku dan langsung bergegas membantu mbok Dirma. Setelah berkutat setengah jam di dapur aku dan mbok Dirma selesai memasak dan masakan sudah siap di meja makan. Aku yang merasa gerah langsung menuju kamar tamu yang sudah disiapkan oleh bunda untukku jika aku menginap disini, sedangkan mbok Dirma katanya mau memberikan sarapan dulu untuk pak kardi satpam rumah Firsan. 

.

.

.

masih banyak kurangnya makasih yang udah mau baca jangan lupa vomment nya ya 

lanjut ga ni? 

LoveansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang