2

201 41 5
                                    

"kau tak ingin mengunjungi ku dik? Jahat sekali."
Pemuda bersurai silver itu menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesaranya.

"kau tau aku disini sedang membereskan kekacuan yang kau tinggalkan Kim Namjoon Sialan!"

Umpatan yang lebih muda membuat pria itu tergelak kencang. Ia suka membuat kesal adiknya.

"Ah maaf kalau begitu. Bukankah sudah tugasmu menjaga keadaan di sana?"

"Ya..ya..terserah kau saja. Jadi bagimana indonesia? Menyenangkan?"
Tanya Jimmin pada sang kakak antusias.

"Lumayan. Aku menemukan hal menarik disini."
Ujar pria itu tersenyum bak orang gila mebayangkan gadis yang ia temui semalam.

"Typical Kim Namjon sekali."
Pemuda di seberang telfon memutar matanya malas.
Membuat Namjoon terbahak menyebalkan.
Panggilan di putus sepihak.
Namjoon kembali tertawa. Ia sedang dalam mood baik hari ini.

"Jadi kau sudah mengirimnya?"
Namjoon menatap Austin yang kini berdiri di sebelahnya.

"Sudah tuan"

"Baiklah. Ah ya siapkan mobilku. Aku ingin balapan nanti malam"
Pemuda itu melangkah meninggalkan sang Asisten begitu saja. Ia harus menghadiri rapat para pemegang saham pagi ini. Ia merapikan setelanya yang sedikit berkerut dan melangkah angkuh meninggalkan Austin.
.
.
.
.

Yuki mengerang marah pada siapapun yang kini tengah menggedor pintu kamarnya.
Ia berjalan sempoyongan ke arah pintu itu. Ia pasti akan mengumpati seseorang di balik pintu tetsebut nantinya.

"Sia-"

Belum sempat gadis itu mengumpat tangan seseorang yang masuk ke dalam kamarnya sudah meraup bibirnya kasar.

"Aku tau kau akan mengumpatiku dear! Jadi bisakah kau bangun dan bersihkan dirimu? Aku tunggu di meja makan 15 menit lagi."

Laki- laki itu duduk angkuh di sofa tunggal kamar Yuki.
Gadis itu meremat jarinya kuat. Menyalurkan kekesalan yang tidak ia tunjukan pada laki-laki di depanya.
Yuki mengangguk patuh dan bergegas menuju kamar mandi.
Setelah memastikan Yuki masuk ke kamar mandi, ia segera menuju ruang makan. Menyiapkan makanan yang ia bawa tadi.
Tak berapa lama Yuki keluar dari kamarnya dengan wajah yang sudah segar. Ia melangkah ke meja makan.
Meminum susunya pelan sembari mengamati kegiatan lelaki di depanya.

"Jadi kau sudah tau misimu malam ini?"
Lelaki itu menyodorkan sarapan untuk Yuki.

"Ah maaf aku belum mengecek ponselku"
Yuki kembali ke kamarnya untuk melihat misi yang kesekian kalinya.
Gadis itu mengumpat kesal saat foto pemilik mustang terpampang jelas di layar ponselnya.

"Kim Namjoon?"
Tanya Yuki setelah membaca latar belakang sang pengemudi mustang.
Di balas angukan oleh lelaki di depanya.

"Dan itu perintah langsung dari Suga. Kau pasti tau bukan dia tidak bisa di bantah."
Jawab lelaki di depan Yuki menggigit rotinya pelan.
Yuki hanya mengangguk sekilas. Ia berfikir bagaimana ia harus mendekati Namjoon.

Min Yongi atau Suga. Seorang Mafia Yakuza yang selama ini memperkerjakan Yuki sebagai penegosiasi dan memimpin area jalanan ibu kota.
Gadis cantik pemilik hati Suga itu tau betul resiko yang ia ambil jika memilih bersama seorang Mafia Yakuza seperti Suga, ia bisa mati kapan saja.
Jadi aku harus membuatnya bergabung?"
Tanya Yuki pada Hoseok.
Ya lelaki di depanya adalah tangan kanan Suga. Orang kepercayaan suga yang memegang hampir separuh bisnis yang di miliki lelaki pucat itu.

"Tidak,kau harus membunuhnya. Dia sama mafianya dengan Suga. Dan klan Namjoon Sangat kuat di berbagai negara, Suga ingin kau melenyapkanya dan menjadikanya pemimpin tertinggi di dunia Mafia."

Mata Yuki membelalak mendengar penuturan Hoseok.
Suga ingin menjadikanya umpan.

"Apa dia gila? Membunuh pemimpin klan mafia terkuat sama saja bunuh diri."
Yuki meninggikan suaranya marah.
Sedangkan Hoseok hanya mengendikan bahu acuh.
Yuki harus menemui Suga.
Ia rasa harus merundingkan misinya lagi kali ini. Jika sebelumnya ia akan dengan senang hati membunuh para musuh yang membelot pada klanya, tapi kali ini ia harus menghadapi seorang ketua Mafia terkuat sendiri, Suga pasti sudah gila, ia akan menolak mentah mentah misi ini. Ia masih ingin hidup.
Ya meski Yuki tau jika selama ini nyawanya sudah di bawah kendali Suga,hanya saja ia tak ingin mati sia-sia saat ini.

Yuki menyambar kunci mobilnya dan meninggalkan Hoseok  begitu saja di apartemenya.
Yuki menghentikan langkahnya saat keluar dari lift basement apartemenya. seorang lelaki tiba-tiba memberikan sebuah kunci mobil pada Yuki.
Namun Baru saja ia akan menanyakan dari siapa mobil itu, lelaki bertubuh besar tadi sudah tidak ada di depanya. Mobil range rover hitam yang di tumpangi lelaki itu baru saja meninggalkan basemen apartemenya.

Yuki menekan kunci mobil tersebut dan mendengar suara beep dari sebuah mobil Ferari keluaran terbaru di sebelah mobilnya.
Yuki masih shock tentu saja, siapa orang gila yang akan memberikan mobil semahal ini cuma-cuma.

Ponsel Yuki berdering setelahnya menandakan sebuah panggilan, Nomor asing.

'Kau menyukainya Queen?'

Itu suara Namjoon, Yuki yakin suara ini yang menelfonya semalam.

'Kenapa kau memberikanku mobil?'
Yuki mengeram marah.

'Kau tak suka? Ah aku akan menukarnya. Tinggalkan saja di sit-'

'Yak aku tanya kenapa kau memberikanku mobil sialan?'

'Calm down baby, itu hadiahmu. Jadi terimalah. Ah dan aku harap kau memakainya nanti malam. Aku menunggumu di arena.'

Panggilan itu di putus secara sepihak.
Membuat Yuki hampir melemparkan ponselnya.

"Kim sialan Namjoon."
Ia ingat harus segera menemui Suga saat ini. Ia sungguh kesal pagi ini.
Yuki memacu mobilnya cepat. Menemui Suga adalah hal terpenting saat ini.
Meremat stir mobilnya kuat. Ia kesal luar biasa pada dua dominan gila yang seenaknya memerintah dirinya pagi ini.

Yuki sampai di mansion Suga 30 menit setelahnya. Ia menerobos kamar yang sudah ia hafal di luar kepala.
Yuki memutar matanya malas saat menemukan Suga yang masih tertidur dengan Jalang di sampingnya.Wanita di sebelah suga yang menyadari kehadiran Yuki pun segera beranjak memakai pakaianya, Manatap takut pada Yuki yang menatapnya tajam.
Dan sedikit berlari meninggalkan kamar.

Suga yang merasakan pergerakan di sampingnya hanya tersenyum melihat kedatangan Yuki. Ia terkekeh menyadari kekesalan di wajah gadisnya.

"Pagi sweetheart, kau menakutinya"
Suga menerima Bathrob dari seorang Maid. Melangkah ke arah Yuki ingin mencium bibir gadis itu, Namun di tepis kasar oleh Yuki.

"Enyahlah Min Yongi,kau bau sperma sialan."

Yuki mendengus tak suka.
Ia marah tentu saja. Lelaki yang akan mengumpankanya ini malah tengah asyik bermain dengan jalang.

Perkataan Yuki di balas tawa oleh pemuda itu.

"Kau selalu menggemaskan saat kesal seperti ini, Jadi sudah tau misimu baby?"
Suga menyeringai pada Yuki.

Tbc.
Halo..halo..
Disini ada perubahan nama.
Dan ada perubahan di part 1.
Jadi bisa di baca ulang sih😁
Dan bagaimana part 2 ini??
Dan maaf kalau ada typo.
Semoga suka.

Meet The Devil (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang