Bagian 2

24 10 14
                                    

      "Jatuh itu sakit. Tapi harus  sakit untuk bangun. "

Jam menunjukan pukul 07.00 yang artinya tinggal 15 menit lagi bel berbunyi. Lany dengan sekuat tenaga menendang botol yang ada di depannya  karena kesal  tak ada bis yang lewat. tak sadar botol itu melayang dan mengenai seseorang yang baru saja lewat dengan sepeda motornya.

"Woi! Siapa itu!"

Lany membulatkan matanya saat mendengar teriakan dari seseorang, ia pun berlari sekencang-kencangnya. Persetan ia harus terlambat lagi, yang penting ia harus kabur dari tempat itu.

"Sial! Cepat amat larinya, " umpat seseorang kemudian menaiki motornya kembali dan pergi dari halte.

Sedangkan gadis yang menguncir rambutnya itu pun berhenti tepat di persimpangan jalan yang tak jauh dari halte. Ia mengumpat mengapa harus sial di pagi ini. Di liriknya jam yang ada di tangannya dan mendesah. ia sudah terlambat, entah berapa kali dalam seminggu ini ia terlambat dan mendapat hukuman. Biasanya tak seperti ini, namun kali ini ia harus menerima nasibnya.

***
Di sisi lain, terlihat seorang cowok baru saja memarkirkan motornya tepat setelah seorang gadis memarkirkan mobilnya.

"Lang, Rangga mana? tanya gadis itu yang baru turun dari mobilnya.

Yang dipanggil pun tak menoleh dan langsung menjauh dari parkiran.
Cewek berambut pirang itu terlihat kesal dan menghentakkan kakinya.

Aneh saja, biasanya Rangga dan Langit berangkat bareng, namun kali ini ia tak melihat mobilnya Rangga. Ia pun menuju kelasnya dan mencari keberadaan teman-temannya.

" Girls! " teriaknya saat sampai di Koridor sekolah.

"Yaampun, Ras, kuping gua sakit tahu dengar suara lu," Kesal gadis berambut sebahu yang bernama Erika.

"Lagian kalau punya suara itu jangan cempreng kenapa si, " timpal Mella terlihat kesal juga.

Laras menatap mereka dengan malas. "Suka-suka gua lah," ucapnya kemudian menuju ke kelasnya mendahului temannya itu.

"Eh tungguin! " teriak Mella dan Erika kompak.

***
Saat ini, Lany tengah berada di tengah lapangan sambil memberi hormat pada bendera yang ada di depannya itu. Ia sebenarnya ingin melompat pagar yang ada di belakang sekolah namun niatnya gagal saat tertangkap basah oleh gurunya yang botak dan berkumis tebal itu.

"Saya heran sama kamu, gadis cantik kayak kamu, bisa-bisanya mau lompat pagar." omelan dari Pak surya tak di hiraukan oleh Lany, ia terlihat mengelap keringatnya.

"Kamu ini, kalau saya lagi ngomong itu di dengar bukan acuh tak acuh kayak gini! " Bentak Pak Surya yang membuat Lany menurunkan tangannya.

"Pak, mau dengar gimana. Orang saya lagi fokus. " Lany kembali memberi hormat dan tak mempedulikan gurunya di depan.

"Habis ini, ikut bapak ke ruangan. "

Lany menatap tak suka pada pak Surya. ia pun menurunkan tangannya dan mengikuti langkah gurunya itu.

"Dasar Botak, sukanya nyakitin orang aja. Enggak tahu apa gua lagi kecapean, " omelnya.

Dont Leave Me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang