Bagian 6

9 6 0
                                    

"Cukup diam dan tenang."




Semilir angin menerpa wajah seorang lelaki yang berdiri tegak di pembatas Rooftop. Matanya menilik tajam pada benda yang digenggam tangan kanannya, sedangkan sebelah tangannya dimasukan ke saku celana.

Ia menghembuskan napasnya pelan sambil memainkan benda itu. Serpihan kenangan kembali muncul, saat dirinya terkena botol bekas  air mineral di jalanan.

"Woi! Siapa itu!"

Langit turun dari motor lalu mencari siapa yang berani melemparnya. Ia berdecak kesal saat tahu si pelaku sudah kabur.

"Sial! Cepat amat larinya," Umpatnya.

Sebelum ia kembali menaiki motornya
Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

Memang, pelaku yang tadi berlari, jaraknya tak jauh dari tempat Lelaki itu memarkirkan motor.
Ia masih penasaran siapa pelaku itu yang ia tahu seorang gadis.

Tak jauh dari tempatnya, ia menemukan sebuah benda. Benda berbentuk gantungan cantik menyerupai piano. Lelaki itu tersenyum sekilas, lalu kembali menaiki motornya.

Ia masih belum menemukan pelakunya, tapi saat ini, ia punya bukti. Bukti yang bisa menunjukan siapa pelaku itu.

Pintu Rooftop terbuka perlahan. Di sana terdapat seorang gadis cantik, berwajah tirus, rambutnya yang hitam lekat dibiarkan tergerai indah. Gadis bertubuh langsung nan tinggi itu menghampiri Langit. Lelaki itu tak menoleh saat namanya dipanggil.

"Lang, aku nyariin kamu," ucap gadis itu berdiri tepat di samping Langit.

Langit hanya diam membisu, membuat gadis itu mendengus kesal. Ia kemudian memutar tubuh Langit secara Paksa. "Aku kalau lagi ngomong sama kamu itu di dengar Lang." Langit menatapnya tajam. Ia sudah terbiasa dengan perlakuan gadis ini.

"Apa?" tanya lelaki itu kemudian.

Gadis itu nampak memainkan jemarinya, ingin menyampaikan sesuatu tapi sulit diucapkan.

"Lima Menit," ucap Langit lagi memberikan waktu.

"Aku mau kamu temanin aku entar malam," ucap Melodi berani.

Ya gadis itu Melodi Amelia, sang primadona SMA Citra Nusa. Ia menatap mata Langit lekat, kemudian kembali berucap. "Kali ini aja, habis itu, aku enggak gangguin kamu lagi."

Langit masih mempertimbangkan permintaan Melodi. Waktu itu, ia juga berkata permintaan terakhir tapi  ternyata, ia berbohong.

Langit menjauh dari Melodi dan menuju pintu itu. "Minta sama Rangga," ucap Langit sebelum berlalu pergi.

"Tapi gua maunya lu, bukan Rangga!" pekiknya keras saat Langit hilang dari balik pintu.

****
Bel pulang baru saja berbunyi, Lany   bersama Dela dan Laila baru saja keluar dari kelas. mereka menuju motor masing-masing yang ada di parkiran.

"Nebeng lagi La?" tanya Lany.

"Jangan ditanya Lan, udah biasa," jawab Dela memakai helm.

Dont Leave Me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang