Chapter 3

29 4 0
                                    

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

"Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah karena tidaklah engkau bersujud kepada Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan menghapuskan satu kesalahanmu."

(HR Muslim Nomor 488)

.
.

"Aldiii, BANGUN," teriak Nalfi membangunkan adik kecil nya itu.

Teriakan Nalfi membuat Dias refleks bangun dengan mata yang masih tertutup.

"Iya ka,, Dias sudah bangun." Jawab Dias sembari menguap.

Tidak butuh waktu lama akhirnya Dias menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, sholat subuh. Sebelum itu Dias menunaikan sholat sunnah qobliyah subuh.

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dua raka’at fajar (salat sunah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)

Sudah tertanam sejak dini perkataan Ummi.

"Selagi kita mampu melaksanakan ibadah yang sunnah, kerjakan lah. Tapi ingat jangan sekali-kali tinggalkan ibadah yang wajib"

Seusai melaksanakam keduanya, Dias turun dan melihat Nalfi tengah sibuk di dapur.

"Bu, mana sarapan ku." kata Dias mencoba meledek Nalfi

"Enak saja kau, masa orang ganteng gini di bilang ibu-ibu" jawabnya

"Hhehe,, canda ka, baperan nih. Oh iya, kok sepi, Abi, Ummi, ka Alfaz sam ka Dhanu kemana?." Ucap dias mempertanyakan kebingungan nya.

"Ummi sama Abi ke sekolah Dhanu, mereka di panggil guru Bk. Kalau Alfaz, biasalah si kutu buku itu mana mau keluar kamar kalau tidak ada hal yang penting" jawab Nalfi

"Oh iya ka, nanti siang, kakak bisa tidak, antar Dias ke toko buku? pliss mau dong." Tanya Dias dengan sedikit memaksa.

"Okeh, tapi tidak lama ya, kakak ke kamar dulu, habiskan sarapan nya." jawabnya sembari berjalan menuju kamarnya

"Siap pak bos." ucap Dias singkat.

Roti tawar dengan selai kacang memenuhi mulut kecil nya Dias. Seperti nya dia tidak sabar untuk cepat-cepat membeli buku incaran nya sejak bulan lalu.

Beberapa menit kemudian, suara Nalfi membuyarkan khayalan Dias tentang buku itu.

"Aldii,, sekarang aja yu, beli buku nya, nanti siang ada zoom meating." Kata Nalfi dengan tiba-tiba

"Lah,, emangnya toko buku udah buka?" Tanya Dias

"Kita cari yang udah buka aja, ayo cepat, kakak tunggu di garasi ya." kata Nalfi yang langsung lari menuju garasi.

"Aldii, buruan," ucap Nalfi dengan suara yang sedikit keras

"Sabar dong ka, yo berangkat," ajak Dias kepada kakak pertama nya itu

Motor Scoopy hitam pun melaju secepat kilat melewati kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang dengan santai, tak butuh waktu lama mereka sampai tepat di depan toko buku.

"Ayo turun, cepat ya, jangan lama, tugas kakak numpuk tuh di rumah" ujar Nalfi menyuruh adik nya turun dan langsung membeli buku

"Siap ka, kakak tunggu di sini saja ya, 5 menit Dias balik lagi" kata Dias yang langsung memasuki toko buku.

.....

Sungguh pemandangan yang indah, buku dan buku tersusun begitu rapi, tanpa berlama-lama aku langsung mencari sumber keinginan ku, 3 menit sudah berjalan dan tidak ada tanda-tanda buku itu ada, nampak nya Dias sudah kelelahan mencari nya. Perintah Nalfi untuk jangan lama membuatnya mamutuskan untuk bertanya kepada wanita yang sedang sibuk membereskan buku di dekatnya.

"Permisi mba, apakah novel bidadari berbisik masih ada?" Tanya ku kepada wanita itu yang tampaknya seperti penjaga toko

"Oh, ada, sebentar ya," jawabnya sembari mengambil buku yang di maksud oleh Dias.

"Ini mba, tinggal satu lagi" ucapnya sambil menyodorkan buku itu kepada Dias

"Alhamdulillah, terimakasih yah mba,"

Berjalan dengan sedikit berlari menuju kasir tempat ia melakukan transaksi, dan kebetulan tidak ada orang yang sedang mengantri, nampaknya Dias adalah orang pertama yang membeli buku di hari itu.

"Ahh, lama deh, katanya 5 menit udah balik lagi, cepat naik," tegur Nalfi dengan wajah kesal

"Ya maaf." ucapku dengan sedikit tertawa lucu melihat wajah Nalfi.

Seperti biasa nya Nalfi membawa motor dengan begitu cepat.

"Ka, pelan-pelan bawa motornya, Dias pusing" ucap Dias.

Sepertinya karena helm yang di pakai dan bunyi knalpot kendaraan lain membuat Nalfi tidak mendengarkan ucapan adiknya, hingga motor terparkir di depan rumah.

"Turun," perintah Nalfi

"Kakak tega, kenapa sih harus ngebut, lihat nih poni ku keluar" ucapku dengan nada kesal

"Hhaha,, lucu kayak marsha and the bear" ledeknya

"Ihh,, ya udah Dias marsha kakak beruang nya" ucap Dias yang membalsa ledekan kakak nya

"Parah nih, udah yuu masuk," ajak Nalfi

Tidak ada jawaban dari mulut Dias, dia balik badan dan sontak membuat dia kaget melihat adik nya seolah tidak berdaya dengan mengeluarkan darah di hidungnya.

Hollaa,
Jangan lupa kasih vote dan tinggalin komentar

Semiga bermanfaat🤗

A Little QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang