Chapter 5

7 1 0
                                    

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

"Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu."

(HR Al Bukhari dan Muslim).
.
.

"Dias, bangun. Jam 6 kita berangkat" teriak umi kepada Dias

Dengan mata masih tertutup dan mimpi pun susah untuk di sudahi dia menjawab umi dengan kalimat "iya umi, dias udah bangun". Padahal dalam hati nya bergejolak '5 menit lagi deh'. Belum ganjil 5 menit Dias langsung beranjak dari kasurnya untuk pergi ke kamar mandi karena teringat bahwa ia akan mengantarkan ka Dhanu ke pesantren.

"Tungguuuu, kalian ko hampir ninggin Dias" Kata gadis kecil sembari lari tergopoh-gopoh.

"Abis lama, sudah di bilang jam 6 masih juga telat" ucap ka Nalfi yang tengah memanaskan mobil nya.

"Ya namanya juga wanita, harus ini dan itu. Emangnya kakak yang mandi juga cuma 1 menit"

"Yeh, baru juga sembuh julid nya masih kuat"

"Jelas dong, julid Dias selalu keluar kalau udah di pancing apalagi sama ka Nalfi yang bikin kesel terus"

"Istighfar dulu, eh pagi-pagi udah berantem aja" ucap Abi menghentikan pertikaian kakak adik ini

Yaa, tidak heran Dias selalu saja berdebat kecil dengan para kakak nya

Terdapat 2 koper punya ka Dhanu yang tengah di masukkan ke dalam bagasi belakang mobil oleh abi. Umi yang sudah berada di dalam mobil. Ka Alfaz yang kemungkinan tidak ikut karena harus berangkat pagi-pagi karena tengah sibuk-sibuknya di semester akhir. Dan ka Dhanu? Oh ya mana dia? Apa dia kaburr,,

"Assalamualaikum umi, Ka Dhanu mana mi? Ko belum ada kan mau berangkat." Tanya Dias sembari masuk dan mengambil posisi duduk dengan rapi.

"Waalaikumussalam, itu di belakang." Jawab umi sambil menoleh ke arah belakang

Yaps, nampak ka Dhanu dengan muka jutek sembari earphone menancap di telinga nya bergumam seolah sedang mengikuti alunan lagu yang di putar nya. Syukurlah ternyata dugaan kita bahwa ka Dhanu kabur salah total, hehe.

10 menit kemudian mobil meninggalkan garasi. Nampak suasana berjalan dengan normal tanpa adanya perbincangan antara mereka.

"Umi, nanti Dias juga mau masuk pesantren juga yah, di pesantren nya ka Dhanu juga gapapa ko mi. Biar nanti kalo umi dan abi jenguk ka Dhanu biar sekalian jenguk Dias juga" ucap Dias memulai perbincangan.

"Iya InsyaAllah yah," Jawab umi

Kenapa Umi bilang InsyaAllah, tidak langsung menjawab iya. Jawabanya karena Umi khawatir penyakit Dias kambuh lagi tanpa sepengetahuan nya. Walaupun niat nya sangat baik tapi tetap saja seorang ibu mempunyai rasa khawatir yang begitu kuat.

Jalan demi jalan mereka lalui, menanjak-menurun mungkin sudah beberapa kali mereka lewati. Pantas karena jalur Jakarta-Sumedang seperti itu.

"Fi, berhenti dulu di pom bensin depan, Abi pengen buang air dulu sebentar, haha"

"Siap bi, sekalian isi bensin juga"

Belum juga mobil berhenti Abi sudah bersusah payah menahan rasa ingin buang air kecil nya dengan posisi tubuh yang lucu.

"Cepat fii, Abi sudah tidak tahan"

Tanpa menunggu lama, setelah mobil terparkir di pom bensin Abi langsung lari tanpa memperdulikan orang.

"Haha, Abi ada-ada saja tingkahnya" celetuk umi sambil menahan tawa.

"Nu, mau titip beli sesuatu ga, umi mau turun ke warung?" Tanya umi kepada ka Dhanu yang masih saja  sibuk dengan ponsel nya.

"Boleh mi, titip aqua dingin aja ya. Makasih mi"

"Aku ikut ya umi, sekalian jajan, hehe" ucap Dias dengan semangat.

Ka Nalfi pun bergegas memarkirkan kembali mobil nya di urutan mobil-mobil laninnya yang hendak mengisi bensin.

Tak berselang lama Abi datang dengan jiwa-jiwa yang segar dan lega tidak seperti 10 menit kebelakang.

"Umi mana fi?"

"Ke warung bi sama Dias."

"Oh, Abi susulin dulu yah sekalian beli kopi"

Tanpa menunggu jawaban dari ka Nalfi Abi sudah berjalan menuju warung.

"Yu jalan fi," ucap Umi yang tiba-tiba menepuk pundak ka Nalfi yang tengah main ponsel

"Astaghfirullah mi, ngagetin aja. Ko tiba-tiba udah di sini aja"

"Haha, makannya jangan terlalu fokus kalau main ponsel."

Mobil pun kembali melaju dengan agak pelan karena posisi jalan masih banyak turunan.

Akhirnya setelah kurang lebih 5 jam perjalanan, mobil memasuki kawasan pesantren.

A Little QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang