Matahari sudah hampir sampai di titik puncaknya. Mobil berlalu lalang, kebanyakan dari Kota. Banyak anak SD terlihat berjalan menyusuri jalan menuju sekolah. Toko toko berisi buku berjejer di kanan kiri jalan. Aroma buku sangat pekat. Kampung Pustaka namanya. Jika kalian tanya orang orang, kemungkinan besar mereka tidak tahu kampung ini. Ya, resiko kampung kecil.
Aku menuruni sepeda, lantas berlari kecil. Aku memutuskan untuk berhenti di kedai buku keluarga Aji. Ramai sekali rupanya,
'Klining klining!'
Aji kelihatannya menunggu kehadiranku.
"Hai! Selamat datang! Mau beli apa?" Sudah capai aku, mendengar kalimat itu. Sepertinya sudah kebiasaan Aji, menyapa pembelinya dengan kalimat itu. Aku menaruh sepatu di rak sepatu. Dan, mendekati Aji.
"Aji, tolong buku latihan ulangan harian!" Aku harus cepat. Vera menungguku di sekolah.
"Serius itu aja? Coba lihat lihat aja dulu, Akasia!" Ugh, pasti selalu begini. Aji lihai sekali urusan begini.
"Tidak, Terimakasih." Aku langsung pergi ke bagian buku pelajaran. Sibuk mencari Lupus yang diminta Vera itu.
"Yah, beneran nih, Neng Sia?" Aku menoleh ke arah suara. Sekarang Pak Jaya menyahut. Keluarga ini sangat keras kepala.
"Iya, makasih tawarannya." Lalu aku pergi ke kasir, untuk membayar.
"15 rebu Neng!" Ucap Pak Jaya.
"Nih, pak. Makasih ya pak!"
Lalu, ku gowes sepeda butut warna cokelat ini menuju Sekolah.
Hari ini terik sekali! Ingin cepat cepat pulang, menyalakan kipas angin dan tiduran. Sebentar lagi sampai!
"Ini Ver!"
"Jadi gimana? Ada kemajuan?" Dina memajukan kepalanya kepadaku.
"Nanti." Aku menggeleng sambil mendorong dada Dina pelan yang langsung kelihatan bingung.
"Kenapa, Kas? Apa cuma malas jawab? " Sambil berjalan kembali ke kursinya.
"Aji menunggu kehadiranmu kan?" Vera sedikit membentak. Apa apaan anak ini.
"Ya! Kuharap itu tidak terjadi padamu!" Aku balas sinis.
"Sayangnya, dia menungguku lalu melambai padaku. Yah, kalah ya? Kasihan." Ugh. Anak ini!
"Hanya bersikap friendly itumah!" Dina menyela. Aku tersenyum mendengar itu.
"Ya, bagaimana kalau dia hanya menganggap kau penghasil upah?!" Ku lanjutkan kata kata Dina tadi, lantas bertepuk dengan Dina. Vera kelihatan kaget dan marah. Ha! Rasakan itu!
"Tanya Aji sana! Siapa yang menang dihatinya!" Lantas Vera keluar kelas. Aku dan Dina tertawa kencang sekali.
Yes!
050621
