iii.

6 1 0
                                        

Matahari sudah hampir sampai di titik puncaknya. Mobil berlalu lalang, kebanyakan dari Kota. Banyak anak SD terlihat berjalan menyusuri jalan menuju sekolah. Toko toko berisi buku berjejer di kanan kiri jalan. Aroma buku sangat pekat. Kampung Pustaka namanya. Jika kalian tanya orang orang, kemungkinan besar mereka tidak tahu kampung ini. Ya, resiko kampung kecil.

Aku menuruni sepeda, lantas berlari kecil. Aku memutuskan untuk berhenti di kedai buku keluarga Aji. Ramai sekali rupanya,

'Klining klining!'

Kali ini, Aji melihatku sembari tersenyum lebar sekali.

"Hai! Selamat datang! Mau beli apa?" Sudah capai aku, mendengar kalimat itu. Sepertinya sudah kebiasaan Aji, menyapa pembelinya dengan kalimat itu. Aku menaruh sepatu di rak sepatu. Dan, mendekati Aji.

"Aji, tolong Komik Mimin satu, " Dan kali ini aku tidak terburu buru.

"Serius itu aja? Coba lihat lihat aja dulu, Akasia!" Kali ini saja mungkin tak apa.

" Yang baru ada apa aja?" Aku bertanya ke Aji, sedangkan Aji mencari Komik Mimin.

" Ada novel tere liye, serial bumi. Yang komet minor baru datang."

"Wah? Boleh deh! Total berapa?"

"40 rebu Neng!" Ucap Pak Jaya. Kali ini harganya tak turun.

"Nih, pak. Makasih ya pak!"

Lalu, ku gowes sepeda butut warna cokelat ini kembali ke Rumah.

Hari ini terik sekali! Ingin cepat cepat pulang, menyalakan kipas angin dan tiduran. Sebentar lagi sampai!

Aku membuka pintu kamar dan tiduran. Saatnya baca buku sambil menunggu Dina menelfonku. Belum sampai 20 menit, Dina menelfonku.

'Tinininit'

"Ada kemajuan nggak?" Dina memulai percakapan.

"Sebenarnya, kali ini, ya. "

"WAHH, gimana tuu, ceritainn,"

Aku sekarang senang. Tak lagi Dina bertanya apakah aku malas menjawab.

050621

akasia✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang