Hari itu...

16 3 0
                                    

Sinar mentari yang sangat silau, masuk menembus jendela kamar Greesa. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 yang artinya dia hampir terlambat mengikuti ospek terakhir.

"Huaaa aku terlambat...kenapa aku bisa ketiduran lagi sih." Teriaknya sambil bergegas kekamar mandi.

"Ca, aku sama Nuri duluan ya. Udah telat ni maaf ga bisa nungguin." ucap Utaa.

"Iya taa, nanti aku nyusul."

"Cepetan ya, nanti kamu dihukum." Ucap Nuri

"Okee." Teriak Caca.

***

Para maba sudah berkerumun di sebuah aula, hari ini hari terakhir ospek. Aku tidak akan lupa moment dimana aku harus duduk dibaris paling belakang padahal saat itu banyak pertunjukkan yang menarik di depan panggung. Para kakak tingkat memperkenalkan masing-masing organisasi yang ada di fakultas ini. Sampai pada saat ada satu kakak tingkat yang aku kagumi semenjak aku masuk kampus ini berada diatas panggung memakai PDH (Pakaian Dinas Harian) warna merah. Aku memandangnya sampai tidak berkedip, karena durasinya terlalu singkat dia berlari ke belakang panggung dengan cepat. Tentu saja itu membuatku sedikit kecewa, tapi selang beberapa menit ada sosok pria manis berkulit sangat putih bak salju yang ada di Seoul wkw berlari dari belakang panggung membawa sebuah bendera dengan gagahnya. Ya itu kak Chandra :) kakak tingkat yang aku kagumi tadi tapi dia tidak memakai PDH merah lagi. Sekarang dia memakai PDH biru, tentu saja berbeda saat ini dia tengah mempromosikan organisasi tentang penelitian.

"Aku harus daftar kesana" gumamku lirih.

Setelah puas mengikuti serangkaian acara kami para maba disuguhi dengan pentas band dari para panitia ospek. Aku, Nuri, Utta, dan Ningning mengabadikan moment dengan berfoto bersama.

***

Hari demi hari sebagai mahasiswa baru sudah kami lewati, ya pertemanan kami terpisah untuk beberapa waktu. Bukan karena sedang musuhan tapi memang kelas dan jadwal kuliah kami berbeda. Aku selalu sekelas dengan Nuri, sedangkan Utta dan NingNing berbeda kelas.

"Ca, jadinya kita ukm apa?" tanya Nuri padaku.

"Aku mau ikut ukm ini" ucapku sembari menunjuk kearah ukm dengan pdh warna biru.

"Pasti karena ada kak Chandra."

"Iya dong Nuri, selama aku masih penasaran sama kakak itu pasti akan aku kejar kemana saja." Ucapku sambil tertawa

"Tapi kita juga harus daftar ukm ini, soalnya kan itu organisasi jurusan kita!" ajak Nuri.

"Iya gampang, oh ya btw kapan kita daftar kelompok belajar ini. Limitnya besok lo." Tanyaku

"Iya juga ya, bentar aku tanyain ketemen sekelas kita dulu."

"Iya bu Nuri" ucapku meledek.

***

Kehidupan Gressa hanya seputar mahasiswi baru yang mulai beradaptasi dengan lingkungannya. Namun berbeda dengan Ranu. Dia mulai memikirkan cara bagaimana dirinya harus bisa mendapatkan penghasilan supaya tidak merepotkan ayahnya lagi.

"Bagaimana jika kamu membuka jasa saja Ranu."

"Jasa apa Ria, aku tidak memiliki keahlian yang menonjol." Ucap Ranu mengeluh.

" Ya jasa apa saja, bisa ngerjain tugas, jasa ketik, atau lainnya." jelas Ria yang sambil mengerjakan tugas kuliahnya.

"Itu ide yang bagus, aku akan mulai merintisnya."

"Aku kan selalu disampingmu Ranu jadi kamu tidak perlu khawatir." Ujar Ria.

"Iya Ria terima kasih." Ucap Ranu dengan memperlihatkan senyum manisnya.

"Aku ke kampus duluan ya, ada acara organisasi yang harus aku ikuti. Kamu bisa pulang sendiri kan?"

"Eh iya Ranu nanti aku pulang sendiri." Ucap Ria dengan nada sedih.

Ranu bergegas pergi tanpa memperhatikan raut wajah Ria yang tengah sedih. Ria terus bertanya kapan adik tingkatnya ini akan menyadari perasaannya.

DIVYANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang