Pipi tomat

19 2 0
                                    

Siang itu banyak maba berdiri didepan basecamp ukm untuk menyerahkan formulir pendaftaran. Terlihat Caca dan temannya ikut berbaris.

"Eh Ca, kamu yakin mau daftar dua organisasi?" tanya Utta.

"Yakin lah Ta, belum tentu aku keterima juga haha" jawabku.

"Tapi aku yakin sih, kalo aku lolos dua-duanya haha." Timpal NingNing denga sombongnya.

"Iih apaan sih Ning."

NingNing ini memang teman satu sekolah kami bertiga, dan diantara kami umurnya paling muda. Meskipun begitu dia memang lebih dewasa diantara kami. Namun sifapnya yang suka ceplas-ceplos kadang membuat kami yang memang asli Jawa Timur darah tinggi.

"Eh nanti malam tes tulis ukm HIMa, perlu belajar ngga sih?"

"Menurutku perlu sih Ta" jawab Nuri.

"Perlu belajar apasih, harus searching dulu dong"?

"Iya Ca, masa mau tanya orang" jawab NingNing

"Yaudah kita pulang dulu yuk, sekalian siap-siap buat nanti malem."

"Yuk yuk."

Mereka berempat pulang kekost masing-masing meninggalkan hiruk-pikuk suasana kampus yang ramai sejak pagi.

**

Sampai di kost aku menaruh tas dan mulai mempersiapkan materi HIMa yang harus aku pelajari untuk tes. Aku belajar sampai ketiduran. Pukul 5 sore alarmku berbunyi, aku memang sering membunyikan alarm karena sudah terlalu sering aku meninggalkan suatu kegiatan karena selalu tertidur setiap pulang kuliah. Aku terbelalak melihat jam dinding dan segera mengambil handuk. Untung saja setiap malam aku sudah mempersiapkan baju. Kemeja berwarna pink sudah melekat ditubuhku. Setelah itu aku bergegas menuju kampus.

*

Tiba di kampus, tempat itu masih ramai seperti tadi pagi. Aku menuju mading Hima untuk melihat ruang mana tempat aku tes. Aku tidak bersama dengan Utta, Nuri, maupun NingNing. Kami terpisah saat tes tulis ini. Sampai diruang tes, lembar ujian mulai diberikan oleh panitia. Aku mulai fokus mengerjakan, meskipun agak sulit tapi aku menjawabnya sebisa mungkin. Setelah 10 menit waktu ujian, tiba-tiba masuklah kakak panitia yang menarik. Dia duduk tepat didepanku, awalnya aku tidak terlalu menghiraukan tapi entah kepedean atau tidak kakak ini sedang memperhatikanku. Pipiku merah seperti tomat yang siap dipanen. Tapi aku terus melanjutkan ujianku sampai selesai.

Ujian itu selesai dan aku bergegas pulang karena sudah larut malam, aku sampai lupa kalo aku belum makan. Nuri dan Utta yang sudah sampai di kost membelikan aku makanan. Kami duduk bersama dan memakan nasi bungkus yang sudah mereka beli. Ya beginilah anak manja yang tiba-tiba harus hidup sendiri dikota orang sebagai anak kost. Kakak dulu pernah cerita bahwa dia lebih nyaman makan nasi dengan garam dirumah sendiri, daripada makan enak sendirian dikota orang. Kini aku merasakannya, tapi karena ada Nuri dan Utta aku tidak terlalu merasa kesepian. Mereka berdua sudah seperti kakak bagiku. Kami berteman sejak memasuki Sekolah Menengah Atas. Dan sejak itu kita selalu bersama meskipun kadang sering bertengkar dengan masalah yang sangat sepele. (Tapi denger ya Utta & Nuri kalo kalian baca ini, aku sayang banget sama kalian. Aku ngga pernah membeda-bedakan kalian, meskipun kita terlihat lebih dekat satu sama lain tapi di hati Caca kalian itu sama pentingnya J).

***

"Astaga Ca, aku lupa kalo kita ada pertemuan pertama kelompok belajar." Ucap Nuri padaku sambil memperlihatkan jarkoman chatt panitia.

"Terus gimana Nur, kita telat?"

"Gatau ni, semoga kakaknya nggak marah."

"Yaudah kesana yuk, emang dimana?"

"Di kantin danau."

"Yaudah yuk."

Sesampainya dikantin danau, sudah banyak kelompok yang memenuhi danau. Aku dan Caca menuju kelompok nomor 10. Kakak pembimbing terlihat sudah memulai materi.

"Permisi kak, maaf kami terlambat. Tadi masih ada kuliah."

"Iya dek, ngga papa silahkan duduk. Saya sudah memulai materinya." Jawab kakak itu dengan tersenyum.

Kakak itu terlihat tidak asing, laki-laki berkulit putih dengan PDH birunya itu sangat familiar dimata ku. Tapi aku masih mengabaikannya karena mungkin hanya perasaanku saja yang sok kenal. Aku dan Nuri segera duduk mengikuti materi yang dia ajarkan. Sebagai Kating, materi yang dia ajarkan cukup membantu untuk kami para maba.

"Oh ya dek tadi saya belum sempat berkenalan karena nunggu anggota kelompok ini dateng semua. Perkenalkan saya mahasiswa semester 3 sebagai kakak tutor kelompok kalian. Nama saya Putra Zafran. Biasa dipanggil Zafran, jangan dipanggil sayang nanti kalian nyaman hahaha." Ucapnya. Kami semua tertawa, karena perkenalannya cukup lucu.

"Kalian sebutkan nama masing-masing ya biar saya tau!"

"Saya Nuri kak."

"Selin."

"Mita."

"Intan."

"Monica."

"Saya Nurul."

"Saya Dita."

"Nama saya Caca." jawabku juga.

"Kamu yang waktu itu ikut daftar HIMa ya?" tanya Kak Zafran.

"Eh iya kak." Jawabku gugup

"Iya aku juga udah duga sih." Timpalnya dengan senyuman.

Disaat itu pipi tomatku kembali memerah. Aku menatap kearah Nuri, dia hanya tersenyum mengejek.

"Yasudah pertemuan kali ini saya akhiri ya, nanti tolong kamu buat grup ya Ca." suruh Kak Zafran.

"Iya kak siap."

Setelah semua orang bubar, Nuri mulai menggoda ku.

"Cie, kamu udah kenal kak Zafran ya Ca?"

"Iih apaan sih, aku lo baru tau namanya hari ini."

"Tapi tadi dia lihat kamu waktu tes."

"Sebenarnya tadi aku udah ngebatin sih Nur, kok kakaknya ngga asing. Tpi waktu itu dia pake Pdh Hima. Tapi tadi dia pake Pdh penelitian. Berarti dia satu ukm dong dengan kak Chandra." Ucapku dengan nada senang ketika menyebut nama Chandra.

"Iya iya kak Chandra." Jawab Nuri yang sudah mulai bosan saat aku membicarakan kak Chandra.

"Yaudah pulang yuk."

"Yuk."

***


-Halo kak, maaf ya aku updatenya ngga sesuai jadwal. Karena lagi ngejar target kemarin jadi belum sempat update. Semoga kalian berkenan , tinggal komen untuk cerita saya lebih baik kedepannya. Terima kasih :) -

DIVYANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang