09

1.9K 144 4
                                    

Saat ini Nia dan Aryo sedang dalam perjalanan menuju ke acara resepsi pernikahan Dani. Sepanjang perjalanan mereka selalu di isi dengan obrolan ringan hingga membuat mereka kadang tertawa ngakak kalau mengingat kelakuan mereka saat zaman SMA dulu.

"Kamu sadar ngga sih, waktu SMA banyak yang naksir kamu ?" Tanya Aryo.

"Masa sih ? Yang bener lah, aku kan orangnya biasa aja. Mana ada yang naksir sama aku. Kecuali si Joe." Jawab Nia dengan tidak percaya.

"Itu karena kamu orangnya cuek banget, udah gitu punya bodyguard pula yang ngintilin terus kemana kamu pergi. Mana ada yang berani buat PDKT-in kamu."

"Jangan-jangan kamu juga pernah naksir sama aku ?" Tanya Nia sambil tertawa, karena dia memang hanya bercanda saat menanyakan hal itu. Namun berbeda dengan ekspresi Aryo yang nampak seperti orang yang ketahuan menyembunyikan sesuatu. Namun bukannya menyangkal, jawaban Aryo malah membuat Nia terkejut.

"Iya. Aku juga sebenarnya suka sama kamu dari dulu. Tapi kamu udah keburu cinta mati sama si Joe itu."

Akibatnya mereka berdua jadi canggung,  terutama Nia. Syukurnya mereka telah tiba di tempat acara, sehingga mereka tidak perlu berada di situasi yang canggung lebih lama.

Nia yang hadir mengenakan dress selutut dengan lengan panjang tiga perempat berbahan lace berwarna baby pink sangat pas melekat di tubuhnya. Penampilannya di lengkapi dengan heels hitam dan handbag berwarna senada dengan heels. Sedangkan Aryo dengan outfit all black di lengkapi dengan blazer agar terlihat lebih formal. Mereka berdua terlihat sangat serasi.

Pernikahan Dani di gelar dengan konsep garden party. Jadi setelah acara janji pernikahan kedua mempelai, para tamu undangan memberikan selamat kemudian duduk di kursi - kursi yang mengelilingi meja untuk menikmati kudapan yang di sediakan.

Saat Nia dan Aryo tengah menyantap makanan mereka sambil bertukar cerita, tiba-tiba ada dua orang yang menarik kursi dan duduk di hadapan mereka. Otomatis mereka melihat siapa yang duduk di hadapan mereka.

Nia dan Aryo tidak menyangka sama sekali bertemu mereka berdua di sini. Namun mereka berdua memutuskan untuk mengabaikan kedua orang yang ada di hadapan mereka.

Karena acara pernikahan yang di gelar berada di dataran tinggi dan di sore hari menjelang senja, jadi cuacanya agak dingin walaupun cerah. Aryo yang melihat Nia kedinginan melepaskan blazer yang dipakainya dan menyampirkan ke bahu Nia, menyisakan sweater turtleneck yang melekat pas di tubuhnya.

"Ngga usah. Nanti kamu kedinginan." Tolak Nia dengan halus.

"Aku masih pake sweater. Masih lebih hangat daripada dress kamu. Udah pake aja." Kata Aryo kembali menyampirkan blazer yang tadi sempat di lepas Nia.

Nia pun tidak lagi menolak. Interaksi antara Nia san Aryo tidak lepas dari sorotan dua orang yang ada di depan mereka. Apalagi si pria, tatapannya jelas menyiratkan ketidaksukaan kedekatan antara Aryo dan Nia, sedangkan si wanita terlihat iri melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Nia.

"Kamu mau tetap disini atau sudah mau pulang ?" Tanya Aryo dengan berbisik mendekatkan wajahnya pada Nia.

"Nanti aja. Acaranya juga belum lama di mulai." Jawab Nia dengan berbisik juga pada Aryo.

"Ku pikir kamu tidak nyaman dengan kehadiran mereka berdua. Atau kamu mau pindah tempat duduk. Ku lihat masih ada beberapa tempat kosong di belakang." Dua orang yang di maksud Aryo yaitu Joe dan Mira, yang ternyata juga menghadiri pesta pernikahan Dani.

"Ku pikir pindah tempat duduk bukan ide buruk." Akhirnya mereka bangkit dan berpindah duduk ke meja yang lebih ke belakang. Saat beranjak pindah tempat, Nia sengaja megganteng lengan Aryo. Dan Aryo senang-senang saja dapat perlakuan seperti itu dari Nia. Karena dia memang masih memiliki perasaan spesial pada Nia.

"Mas ! Aku juga pengen beli tas kayak yang di pake Nia ! Dia yang ngga punya suami aja bisa beli tas branded limited edition, masa aku ngga sih !" Mira yang berbicara sedikit kencang, hingga suaranya masih bisa di dengar oleh Nia yang masih berada di dekat mereka.

Nia hanya tersenyum sinis mendengar permintaan Mira. Kini sepertinya dia sudah bisa menebak, bagaimana bisa Joe mengalami kebangkrutan.

"Mira, kamu tau kan usaha aku sedang tidak lancar. Bagaimana mungkin, di saat seperti ini kamu malah meminta hal yang ngga berguna. Malah seharusnya, kamu jual-jualin tuh barang-barang kamu yang ada di rumah. Kamu bilang kan itu barang untuk investasi. Sekarang buktikan omongan kamu !" Jawab Joe yang mulai terpancing emosinya. Terpancing karena permintaan Mira yang sudah melewati batas dan juga karena melihat mantan istri lebih bahagia daripada dirinya.

Bersambung...

FAITHFUL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang