14. Incest Gone Wrong

1.9K 199 46
                                    

"Ahh!!! hah... ha..."

Singapore terbangun secara tiba tiba dari tidurnya, mimpi aneh yang tadi dia alami memaksanya untuk bangun lebih awal dari seharusnya.

Dia mengangkat selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya, dan benar saja, celananya kini basah, dia keluar karena mimpi itu!

"Oh shit... apa apaan ini?"

Umpatnya kesal, dia segera bangkit dan menuju ke kamar mandinya, mengguyur tubuhnya dibawah pancuran air demi membersihkan sisa cairan nista itu dari tubuhnya.

"Apa yang terjadi padaku?"

Singapore merenung, akhir akhir ini dia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, setelah insiden didalam kamar mandi antara dirinya dan Indonesia di malam itu.

Tetesan air membasahi sekujur tubuh pemuda itu, dia merasa begitu aneh dan segala hal yang tidak dapat dia ungkapkan dalam perkataan pun makin membuatnya bingung.

Dia membenturkan jidatnya sendiri ke dinding, tidak menyangka dengan apa yang terjadi padanya sekarang, sebegitu amoralkah dirinya sampai dia bisa menaruh hasrat pada kakak kandungnya sendiri?

Entahlah, Singapore bingung, dia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, dan dia juga tidak terlalu peduli soal percintaan atau apapun itu, separuh hidupnya sudah dia abdikan untuk menyayangi dan melindungi tiap anggota keluarganya, termasuk Indonesia yang notabenenya adalah kakak kandungnya sendiri, mereka lahir dari satu rahim yang sama, oleh karena itu mereka mirip secara fisik, meskipun mungkin Singapore lebih memiliki banyak pengalaman karena dia tinggal di daerah perkotaan besar yang memiliki pergaulan yang bebas.

Tapi apa yang terjadi padanya kini merupakan perbuatan yang tidak benar, dia tidak tahu kenapa ini bisa terjadi kepadanya, dia harus melakukan sesuatu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan olehnya.

Kembali kepada Singapore, dia terus mengumpat kesal dan merasa sesuatu yang tidak beres telah terjadi padanya, ditatapnya cairan bening yang menodai telapak tangannya.

"Uhh~ ini benar benar tidak beres... aku harus pergi ke psikiater..."

Ucapnya pelan, dia menghela nafas panjang, membersihkan tangannya yang ternodai oleh cairan nista itu dan mematikan shower, tubuhnya sudah bersih sekarang, dan pikirannya juga terasa lebih segar.

Tapi tetap saja, dia merasa ada yang tidak beres dalam dirinya, dia harus pergi ke psikiater untuk mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya.

Setelah selesai dengan semua pikiran dan tanda tanya dalam otaknya, dia pun keluar dari kamar mandi.

"Tumben kau mandi pagi sekali?"

Singapore menoleh, rupanya itu adalah Indonesia, pemuda bertubuh kecil itu tengah menyiapkan sarapan.

"Kak Indo?"

Indonesia tersenyum jahil ke arah adiknya itu, membuat Singapore mengerutkan keningnya heran.

"Ada apa, kak?"

"Kau ini, sudah besar tapi masih saja ngompol, mimpi apa kau semalam? spreimu basah loh, jangan khawatir karena aku sudah mengganti spreimu dengan yang baru..."

Singapore yang mendengar ucapan sang kakak seketika memerah karena malu, seandainya Indonesia tidak sepolos itu dia pasti tahu kalau di usia yang sebesar ini Singapore tidak mungkin akan mengompol.

Dia tertunduk dan menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal, lagi lagi Singapore membebani Indonesia karena apa yang dia lakukan, dia jadi merasa bersalah pada kakaknya itu.

"Maafkan aku karena sudah membuatmu kerepotan, kak..."

Indonesia tertawa kecil, suara tawanya terdengar begitu hangat, pantas saja jika dia mampu menggaet banyak sekali gadis dan pemuda di luar sana dengan mudah.

"Tidak masalah, pakai pakaianmu dan sarapan, ya? aku akan memanggil Timor terlebih dulu, kita akan bersenang senang dulu hari ini, mumpung sedang libur, kan?"

Ucap Indonesia sebelum pergi ke atas, membangunkan Timor Leste yang masih tertidur didalam kamarnya.

Setelah Indonesia pergi, Singapore menghela nafas, padahal dia ingin pergi keluar untuk memeriksakan kondisi mentalnya pada dokter atau psikolog, tapi sekarang ini Indonesia malah mengajaknya jalan jalan.

Terpaksalah dirinya sebagai seorang adik yang baik hati dan sayang kakak akhirnya mengalah kepadanya.

Dia hendak menuju ke kamarnya, sampai dia melihat sesuatu tergeletak di depan pintu keluar rumah.

"Apa ini? sebuket bunga tulip?"

Singapore mengambil dan membolak balik buket bunga yang berisi beberapa rangkaian dari beberapa tangkai bunga tulip berwarna putih itu, tidak ada kartu ucapan ataupun keterangan siapa yang mengirimnya.

Seketika dirinya dipenuhi rasa takut dan marah, dengan perasaan campur aduk dia langsung melempar buket bunga itu kedalam tempat sampah.

"Sialan, aku harus membujuk kak Indo untuk meninggalkan kota yang mengerikan ini secepat mungkin..."

(Note : kalo kalian di luar negeri dan mau mengirim sebuah buket bunga, pastikan sudah ada kartu nama dari kalian sebagai pengirim di dalamnya, karena di beberapa daerah di negara Eropa, mereka percaya bahwa sebuah buket bunga yang tidak diketahui siapa yang mengirimkannya sama saja dengan mendoakan kematian untuk orang yang dikirimi)

...........

Sraak!

Di sebuah basement, Poland tengah merobek foto Romania, dan membuangnya ke tempat sampah, di belakangnya sudah ada Netherlands yang sedang tersenyum manis dan berjalan dengan begitu anggun, tetapi aura psikopatnya tetap terlihat.

"Kenapa kau kemari?"

"Bagaimana? kau terkesan dengan bantuan yang kuberikan?"

Poland memberikan tatapan tajam ke arah gadis itu, kemudian mendengus kasar, pemuda itu tidak menyangka kalau gadis ini bisa bertindak begitu nekad padahal sudah diperingati untuk tidak lagi menghilangkan nyawa seseorang karena bisa saja sekolah itu ditutup akibat ulahnya.

Sringg!!

Sebuah pisau melesat cepat menuju ke arahnya, namun Netherlands dengan cepat menghindari serangan tiba tiba dari pemuda itu.

"Kau bahkan tidak membantuku tapi malah membebaniku, sialan... bagaimana jika ada yang melihatmu dan melaporkanmu pada polisi?"

Netherlands yang mendengarnya terkikik kecil, kemudian menatap pemuda itu dengan tatapan mengintimidasi, yang tentu saja tidak akan mempan pada Poland yang notabenenya memiliki kepribadian yang hampir sama dengannya.

"Aku tidak takut apapun..."

Poland tersenyum miring, dia melemparkan tatapan mengejek pada gadis itu seolah tidak percaya dengan apa yang barusan dirinya katakan.

"Benarkah?"

"Kau pikir aku akan melakukan semua pekerjaanku sendirian?"

Poland terbelalak setelah mendengar ucapannya, jadi ternyata selama ini Netherlands memiliki seorang asisten sama seperti dirinya? kenapa Hungary tidak pernah memberitahu hal sepenting ini padanya?!

"Apa maksudmu?"

"Czech, kemari lah..."

Seorang pemuda berhoddie hitam memasuki ruangan itu, dia tersenyum dibalik poni rambutnya dan menyibak rambut yang menutupi wajahnya, Poland tampak kaget dan membeku di tempatnya berdiri, sementara pemuda itu tersenyum.

"Lama tidak berjumpa, Poland, apa kau masih mengingatku?"

To be Continued...

Part 15 : Israel's Matchmaking

Poland memiliki rencana baru untuk menyingkirkan Israel, dia berusaha membuat Israel melupakan perasaan yang dia miliki pada Indonesia dengan cara memanipulasi perasaan yang dia miliki agar dia jatuh cinta pada seseorang selain Indonesia, dengan menargetkan seseorang yang sudah menyukai Israel sejak lama.

Siapakah seseorang yang dimaksud oleh Poland? akankah rencananya berhasil? tetap ikuti fanfic ini~

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang