Sinar matahari pagi mulai memancar dari ufuk timur, burung burung mulai berkicau dengan bahagia, menandakan bahwa pagi telah tiba.
Secara perlahan, sepasang mata seorang pemuda bersurai putih dan merah kini itu terbuka, menampilkan sepasang netra berwarna biru gelap bagaikan dasar samudra.
Pemuda itu perlahan bangkit dari tempat tidurnya, rambutnya yang berwarna putih dengan ujung merah tergerai lurus, memantulkan kilauan cahaya mentari pagi, membuat siluetnya makin sempurna.
"Ah, sudah pagi, ya?"
Gumam pemuda itu, dia mengibaskan sayap putihnya dan beranjak menuju kamar mandi, bersiap memulai kehidupannya, walaupun dia sendiri tidak tau apa arti 'kehidupan' itu.
Sekilas, Poland terlihat seperti siswa sekolah pada umumnya, sifatnya yang baik, ramah dan juga pengertian membuatnya disukai oleh banyak orang yang berada di sekitarnya.
Namun, ada sisi lain yang tidak pernah dia tampakkan, sisi terdalam dalam hidupnya yang tidak pernah diketahui oleh siapapun.
Beberapa tahun yang lalu, dokter memvonis dirinya dengan sebuah penyakit mental yang aneh, sejak saat itulah Poland menyadari hidupnya ini tak normal, dia bukan orang normal.
Itulah dirinya, bagi orang lain, dia memiliki hidup yang sempurna, menjadi anak dari sebuah keluarga yang sempurna, wajah yang rupawan, serta prestasi yang tinggi, banyak orang mendambakan untuk memiliki kehidupan seperti miliknya.
Namun, pada kenyataannya, dia hanyalah seonggok tubuh yang hidup tanpa jiwa didalamnya.
Raganya sempurna, namun jiwanya rusak, hancur tak bersisa, dia merasa kosong, hampa dan tidak terlengkapi, terkadang dia merasa hidupnya tak berarti, meskipun dia bisa memiliki apapun yang dia mau.
Tidak ada satu hal di dunia ini yang membuatnya tetap ingin melanjutkan hidup, kecuali orang tuanya.
Hanya merekalah satu satunya alasan untuk si pemuda agar tetap melanjutkan hidupnya sebagai manusia di muka bumi ini.
Meskipun dia tidak tau kemana dia akan melangkah...
Meskipun dia tidak mampu merasakan apapun sejak pertama kalinya membuka mata...
Meskipun dia tidak tidak tahu apa tujuan hidupnya...
.......
"Pagi..."
Ucapnya entah pada siapa, dapur dan ruang makan terlihat kosong, tidak ada siapapun di rumah.
Sepertinya kedua orang tuanya tengah pergi ke luar kota, itu berarti dia harus menjaga dirinya sendiri.
Kakaknya juga tengah melanjutkan pendidikan di luar negeri, memaksa dirinya untuk tinggal sendirian.
Dia membuka kulkas, persediaan makanan yang cukup untuk seminggu sudah disiapkan oleh mereka dan kartu kredit yang bisa dipakai olehnya tergeletak di atas meja.
Dia mengambil selembar roti lalu mengoles mentega pada roti itu, tidak lupa dia menyiapkan beberapa potongan sandwich untuk bekal makan siangnya nanti.
Perhatiannya terarah pada sebilah pisau dapur yang ada di atas meja, benda itu terlihat mengkilat karena ditimpa sinar matahari.
Cratt!!
Poland mengambil pisau itu, lalu menggoreskannya diatas pergelangan tangannya, membuat urat nadinya terputus paksa dan darah berceceran dari luka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionPoland jatuh cinta, dan kini dia mulai menjadi gila karena rasa cintanya itu, obsesinya yang tidak sehat membuat dirinya tak berakal, mengantarkan dia untuk melakukan banyak hal gila demi orang yang dia cintai, termasuk menipu, mencuri, menyiksa, ba...