6. Feeling

2.1K 276 69
                                    

Romania berdiri di dekat pohon, dia menatap siluet tubuh Indonesia dari kejauhan, dia tidak tahu mengapa dia melakukan ini, tapi hatinya telah menuntunnya melakukan ini.

Perasaan di hatinya menjadi tidak tenang, ketika pertemuannya dengan Indonesia kemarin.

Dia merasakan sesuatu yang aneh, dia merasa jiwa Indonesia sedang diincar oleh roh jahat yang berbahaya, roh jahat yang menjadi penyebab sesungguhnya dari malapetaka di sekolah ini menginginkan jiwanya.

Namun, bersamaan dengan itu, jiwanya menjadi lebih hangat, jantungnya berdetak lebih kencang dan membuatnya ingin merasakannya lagi, dia menyukai sensasi yang dia rasakan ketika berdekatan dengan Indonesia.

"Perasaan apa ini!? Mantra macam apa yang telah dia letakkan padaku!?"
Romania meruntuk kesal, dia tidak mampu menghilangkan Indonesia dari pikirannya, perasaan pemuda itu menjadi kacau dan tak beraturan.

"Ketua..." panggil seseorang dibelakangnya.

Romania menoleh, dan terlihatlah sesosok gadis bersurai coklat gelap sepunggung, wajahnya tertutup poni rambutnya, tangannya memeluk buku mantra itu dengan erat.

"Belgium? Kenapa kau kemari?" tanya Romania sembari mengernyitkan dahinya heran.

"Kita akan memulai ritual kita hari ini, ketua..." ucapnya dengan suara pelan, nyaris seperti mencicit.

"Oh, baiklah..." ucap Romania.

"Apa ketua memiliki perasaan terhadap pemuda itu?" tanya Belgium dengan penasaran, dia sedikit mengangkat kepalanya menuju ke arah Indonesia yang sedang membaca buku di kursi taman.

Romania menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya saat Belgium menanyakan itu padanya.

"Ketua, aku merasakan sesuatu yang terlihat jahat tengah mengikuti pemuda itu, apakah dia menyadarinya?" tanya Belgium dengan cemas, sudah dua korban jatuh akibat roh jahat itu namun masih tidak ada tindakan dari sekolah mereka sampai sekarang.

"Kurasa tidak, aku sudah mengingatkan dia tapi dia hanya menganggapku sebuah lelucon..." ucap Romania, terselip rasa kecewa dibalik ucapannya.

Belgium menghela nafas, sudah bukan rahasia lagi jika dia dan para anggota clubnya selalu diabaikan dan ditakuti oleh seisi sekolah, mereka sepertinya terlalu takut untuk berbicara kepada mereka, para guru bahkan sering memperlakukan mereka berbeda dengan siswa lain.

Untung saja mereka tidak pernah dibully, karena para siswa percaya bahwa dia dan anggota clubnya bisa mengirimkan kutukan pada seseorang yang mereka benci.

Akhirnya para siswa lain menjauhi mereka, jarang sekali terlihat anggota club ghaib yang bicara dengan seseorang selain teman teman satu club mereka karena mereka terlalu takut pada rumor itu.

Salahkan tingkah para anggota yang aneh dan rutinitas aneh yang mereka lakukan tiap harinya.

"Ketua, aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi lagi..." Belgium menggigil kedinginan, dia mengeratkan jubahnya, udara dingin secara tiba tiba menimpa tubuhnya dan membangkitkan rasa takutnya.

"Aku juga, tapi mau bagaimana lagi? Kita sudah memperingatkan namun mereka tidak percaya, jadi itu bukan salah kita jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan..." Romania mengedikkan bahu.

Romania dan Belgium akhirnya pergi dari sana, setelah kepergian mereka, muncullah seorang pemuda dengan eyepatch blue-triangle di tempat itu, dia menatap Poland yang tengah mengawasi Indonesia dengan tajam.

"Akan kupastikan, kau akan menderita seumur hidupmu..."

Desisnya penuh kebencian dan dendam, dia mengeratkan cengkeramannya pada belati yang berada di tangan kirinya.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang