1. LJH X SHJ

171 6 0
                                    

On A Secluded Road


🎶🎶🎶

Aku akan berjalan bersamamu di jalan yang sepi
너와 같이 걸어줄 게 외딴길에서

Aku akan menangis bersama dalam kesedihan
내가 함께 울어줄 게 슬픔 속에서

Bahkan jika dunia masih menyakiti kita
세상이 우릴 여전히 아프게 해도

Jangan lupakan aku yang tidak melepaskan tanganmu
네 손 놓지 않고 있는 나를 잊지 마

Aku akan menangis bersamamu dalam kesedihan
네가 함께 울어줄 게 슬픔 속에서

Aku akan berjalan bersamamu di jalan yang sepi
너와 같이 걸어줄 게 외딴길에서

🎶🎶🎶

Itulah awal dari kisah cinta yang sangat sedih. Takdir yang begitu sedih.

*
*
*

Mereka berdua berjalan di jalanan pedesaan dengan pemandangan yang asri dan indah. Sepanjang jalan penuh dikelilingi sawah yang hijau. Udara yang bagus dan bersih pun begitu terasa. Begitu juga dengan angin sejuk dan segar yang silih berdatangan. Beberapa gerombolan burung pun terlihat menari-nari di atas langit yang cerah ini.

"Walaupun begitu sepi dan terpencil, jalan yang membentang luas ini begitu indah. Berjalan bersamamu di sini, kesedihan pun sirna dalam sekejap.", inilah yang diharapkan HJ, Haura.

"Berjalan bersamamu di sini, aku sungguh tidak ingin berbalik ke belakang. Tidak, aku tidak ingin kembali.", dan inilah yang diinginkan JH, Je Hoon.

Mereka yang sedang berjalan bersama pun saling menoleh dan saling tersenyum. Meski tersenyum, namun kesedihan tersirat jelas di kedua pasang sorot mata itu.

Haura menghentikan langkahnya. Dia berdiri dengan latar belakang pemandangan sawah yang hijau. Sementara di seberang jalan, JH sudah siap untuk mengambil gambar Haura dengan ponselnya. JH mengambil beberapa kali gambar Haura yang berpose dengan raut wajah yang bahagia dan penuh dengan senyuman.

"Aku akan merindukannya...", ujar Haura di dalam hatinya sambil tersenyum ke arah kamera.

"Aku akan merindukannya...", ujar JH yang juga di dalam hatinya sambil menatap Haura yang tengah tersenyum di layar kamera.

"Selamat menempuh hidup baru... Ahjussi.", ujar Haura sekali lagi di dalam hatinya begitu kamera membidiknya.

Lalu di malam harinya mereka pun kembali ke kota. Dan sesampainya di rumah Haura...

JH dan HJ, mereka berdua berdiri saling berhadapan di suatu malam di pertigaan kompleks perumahan. Mereka berdiri di samping warung yang tepat ada dipertigaan blok D ini.

Tak lama, JH, si pria tersenyum sambil menunduk malu-malu. Setelah itu, JH kembali menatap HJ. HJ pun tersenyum menatap JH. Dan lagi, JH tersenyum melihat HJ yang tersenyum.

"Apakah bisa bilang goodbye?"

"Aku benar-benar tidak bisa melepaskannya."

"Ga bakalan."

"Udah pernah liat dia sebelumnya, tapi belum fall in love aja."

"Baru ngeh kan kita pernah ketemu.."

"Heem. Soalnya dulu itu gak lirik-lirik. Ternyata ini bukan pertemuan pertama."

"Dulu mungkin masih belum Ahjussi jadi gak dilirik. Haha..."

"Lah, udahlah orang udah 35. Kitanya aja yang belum jodoh."

"Sampe sekarang juga kan bukan jodoh."

"Iya tahu kok. Tapi, kenapa malah semakin mengenal real-nya dirimu?"

"Makanya makin susah melupakan."

"Masih sadar diri kok......... Aku."

"Jadi, aku itu cuma buat sekedar moodbooster, penyemangat, and penghilang stres yang paling penting. Begitu?"

"Betul sekali.."

"Kurasa..... karena itu aku ada di bawah pengaruh mantramu sekarang."

"보고 싶어..."
(Aku merindukanmu)

"나도. 보고싶은 그대니까요... "
(Aku juga. Karena kamulah yang ingin kulihat)

"Tapi, bagaimana lagi..."

"Ya, everything has changed."

Mereka tidak saling melontar kata melalui mulut masing-masing, melainkan mata mereka lah yang berbicara. Seperti layaknya cenayang yang mampu membaca pikiran orang, mereka berdua terus saling berbalas ucapan yang mereka utarakan di hati masing-masing sambil terus saling menatap.

Namun, saat JH sampai di hotelnya, saat Haura masuk ke rumahnya, saat mereka masuk ke dalam kamar masing-masing, kesedihan yang sirna dalam sekejap itu kembali. Keduanya sama-sama menangis membelakangi pintu kamar. Tangisa mereka langsung pecah. Baik JH maupun Haura, keduanya menangis sejadi-jadinya. Hati mereka begitu sakit. Air mata tak kunjung berhenti mengalir.

Mereka terus terisak dalam tangisnya. Dada mereka begitu sesak dan sakit hingga mereka tak kuat berdiri lagi. Perlahan, mereka pun mulai terduduk di lantai dan menyenderkan punggungnya ke pintu. Namun, tangisan mereka malah semakin pecah. Mereka terlihat beberapa kali memukul-mukul dadanya menyesal.

"어떻게 이제?", lirih JH dalam tangisannya.
(Eotteohge ije: sekarang aku harus bagaimana?)

"An...nyeong...", lirih Haura dalam tangisannya.
(Selamat tinggal)

•••

Wednesday,
June 9, 2021
xoxo

LJH: On A Secluded RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang