5

3 0 0
                                    

Pertempuran tak dapat dihindarkan lagi. Meski tidak memiliki kemampuan kultivasi yang mumpuni Seruna tetap melakukan perlawanan terhadap Suno. Anehnya, sejak serangan belati tadi, ia seperti mempunyai perisai kuat di seluruh tubuh yang dapat melindunginya dari berbagai serangan.

"Flash Dragon!" Sesosok naga dengan kilat di mata dan seluruh badannya menyerang Frido. Menyebabkan luka di area wajah juga perut.

Energi alam yang ditambahkan dengan unsur sihir merupakan teknik Tanah Kamelia terdahulu yang tidak sembarang orang dapat mempelajarinya. Zazuna menguasai teknik ini! Sebuah kejutan bagi Frido dan Sugu yang sedari tadi mengamati pertarungan mereka.

"Sial. Aku harus melakukannya!" Frido memfokuskan mata pada titik urat syaraf Zazuna.

Ia menarik napas dalam-dalam mengumpulkan kekuatannya.

"Water Teleport!"

Tepat di belakang Zazuna, Frido mematuk titik lumpuh yang mampu menghentikan pergerakan seseorang. Elemen air yang dikuasai Frido dapat membantu dirinya di saat seperti ini karena setelah melakukan hal itu Zazuna tidak bisa bergerak.

Water Teleport sendiri mampu membuat penggunanya berubah menjadi air dan mengalir sangat cepat ke tempat yang ia mau. Sesudahnya, si pengguna akan berubah menjadi manusia lagi.

"Sial!" umpat Zazuna.

Sementara Seruna tampak kelelahan menghadapi Suno. Ia sudah tak punya energi lagi.

"Mungkin takdirku mati di sini." Seruna terjatuh dengan tangan merentang.

Suno mendekati Seruna. Tangannya menggenggam sebuah belati. Ini kesempatannya membunuh putri itu. Frido yang melihatnya segera berlari mengeluarkan jurus.

"Batu hijau!" Sebuah batu besar hampir saja menimpa tubuh Suno. Namun Suno berhasil menghindar.

Akhirnya mereka bertarung kembali. Benda-benda di sekitaran sudah tak berbentuk. Pohon-pohon tumbang, begitu pula dengan bebatuan besar yang sebagian besar terbelah menjadi dua. Bahkan ada juga yang hancur.

Harimau air meraung keras mampu menghentikan pertempuran antar keduanya. Harimau itu rupanya berasal dari kekuatan Sugu. Sang empunya tertawa sembari menghampiri Frido dan Suno yang sedang tergeletak kelelahan setelah setengah hari bertarung. Padahal baru setengah hari dan mereka sudah selelah ini.

"Sepertinya ada kekuatan besar yang menambah beban pertarungan mereka," ujar Sugu dalam hati.

"Sudah cukup pertunjukannya, anak muda! Sebaiknya kita masuk ke dalam kedaiku." Kakek Sugu meminta beberapa orang yang masih setia mengamati pertandingan tadi dari kejauhan untuk membantunya membawa para petarung.

Masing-masing dibawa oleh satu orang ke dalam ruangan pribadi kakek Sugu. Sesudah membaringkan tubuh mereka di atas permadani, orang-orang tadi bergegas keluar.

"Balas dendam memang menjadi tradisi nafsu manusia. Tidak, maksudku bukan hanya manusia tetapi tradisi setiap makhluk bahkan binatang sekali pun. Akan tetapi bukan berarti semua itu diperbolehkan. Kita bisa menuntut hal yang lebih berguna selain kematian seseorang. Misalnya, kelengseran tahta seorang raja dan menghukumnya karena bertindak tidak baik terhadap rakyatnya sendiri," nasihat Sugu seraya mengobati luka yang diderita keempat anak muda di hadapannya.

"Da-dan hukuman yang pantas untuknya ada-adalah kematian!" ungkap Suno meringis kecil karena kesakitan.

Sugu kembali tertawa. Sudah lama sekali ia tidak berhubungan dengan dunia pendekar dan pemerintahan raja. Ketika melihat mereka rasanya seperti mengunjungi masa lalu dan ia senang akan hal itu.

"Ya, kematiannya. Bukan kematian keluarganya," sahut kakek Sugu tersenyum lebar. "Kalian beristirahatlah di sini sampai beberapa hari ke depan!"

🔥

HeirloomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang