Akhirnya, hari kelulusan yang Lily tunggu-tunggu datang juga. Dia merias dirinya dengan wajah yang gembira. Dengan gaun yang mengembang berwarna pink kesukaannya, dia tampak sangat manis juga dengan senyum yang terus mengembang yang dapat membuat orang terus memujinya.
Setelah selesai berkaca, ia kemudian keluar kamarnya untuk mencari Ibu dan dilihat ibunya sedang bersiap-siap juga memasukan semua keperluan Lily kedalam tasnya."Wahh anak ibu tambah cantik hari ini.. Mau berangkat sekarang aja?"
Lily pun tersenyum cerah lalu menganggukan kepalanya setuju. Kemudian, Lily dan ibunya pun berangkat menuju sekolah Lily yang berjarak tidak terlalu jauh, Lily dan Ibunya berangkat dengan menaiki taxi.
10 menit kemudian
Akhirnya Lily sampai disekolahnya, dilihatnya sekolah yang sudah dihias seindah mungkin, teman temannya yang sudah berkumpul sampai akhirnya dia memutuskan untuk segara turun dari taxi. Ketika pintu taxi terbuka, semua orang tampak langsung melihatnya dengan tatapan kagum. Karena memang Lily adalah anak yang cantik juga memiliki aura tersendiri disekolah ini, dia selalu menjdi sorotan dimanapun. Lily berjalan dengan bergandengan tangan dengan Ibu, dia melihat sepertinya alumni tahun sebelumnya juga ada beberapa yang datang kesini. Saat dia memasuki jajaran kursi, dia langsung menemukan kursi atas nama Ia dan Ibunya karena sebelumnya memang dia sudah latihan untuk berjalannya acara perpisahan ini.
Dia mulai membaik bersama teman-temannya, walaupun tidak pernah main setidaknya dia tidak terlalu canggung lagi untuk mengobrol. Hingga akhirnya Bunga menghampirinya, Bunga juga nampak manis dengan gaunnya.
"Lily kamu udah siap buat baca puisinya?" Tanya Bunga. Ya, Lily memiliki tugas untuk membacakan puisi yang tertuju kepada Guru dan juga Orang tua para siswa. Bisa dikatakan seperti surat dari para siswa.
"Udah, kok. Eh Bunga anterin aku ke ruang kelas 5 yuk! Aku disuruh siap-siapnya disana."
"Oke, ayo aku temenin!"
"Bu, Lily sama Bunga keruangan dulu ya mau siap-siap."
"Iya, gih.. semangat yaa!"
Lily pun menanggapinya dengan tersenyum, dan melangkah pergi menuju ruangan. Saat dipertengahan jalan dia melihat seseorang.
Seseorang yang masih ada dalam hatinya sampai saat ini. Kalian berpikir Lily masih terlalu dini bukan? Ya, dia masih terlalu dini dan Lily pun menyadari itu, sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berjalan menunduk saat melewatinya. Lily sadar, Ia masih terlalu kecil untuk merasakan suka apalagi cinta. Dia memiliki perasaan itu dari kelas 3 SD. Awalnya Lily selalu menyangkal, Lily masih terlalu kecil sehingga tidak mungkin benar-benar menyukainya, dia berpikir nanti juga akan melupakannya. Tapi nyatanya, setelah tiga tahun berturut-turut, bahkan tidak pernah bertemu selama satu tahun karena seseorang itu sudah memasuki jenjang SMP, jantungnya masih berdetak tak karuan ketika memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily and Her Story
Teen Fictionini ceritaku. Dimana aku selalu salah karena terus menerus memilih jalan yang salah. -Lysandra Beatrisa Navya