Sehun memandang kosong ke arah jendela besar di kamarnya. Jendela yang memperlihatkan gedung gedung pencakar langit. Pikirannya dipenuhi oleh apa yang Suzy katakan. Wanita itu merelakan Chanyeol untuknya, dia berani mengambil langkah besar demi kebahagiaan suaminya itu. Menurutnya Suzy adalah wanita yang benar benar baik hati, dan disini dialah yang jahat. Dia mencuri milik oranglain, meskipun orang itu merelakan miliknya, ia akan tetap dianggap sebagai pencuri.
Seharusnya Sehun pergi lebih cepat, seharusnya kemarin adalah hari terakhirnya bertemu dengan Chanyeol. Namja manis itu sudah membulatkan tekadnya untuk pergi sejauh mungkin dari Chanyeol. Meskipun ia ragu akankah ia bisa hidup tanpa orang teramat dikasihinya.
Sehun tidak pernah menyangka akan terbangun di ruang rawat rumah sakit dan mendengar Suzy yang dengan penuh keyakinan akan melepaskan Chanyeol untuknya.
Sisi egoisnya melompat gembira saat mendengar itu semua tapi Sehun tak bisa berbohong jika sisi lainnya bersedih melihat pasangan itu harus berurusan dengan perceraian.
"Sayang.. kenapa melamun?" Suara lembut Chanyeol membawanya kembali pada kesadarannya. Ia tersenyum tipis saat melihat wajah rupawan kekasihnya.
"Lihat hyung membawakan makanan dan beberapa keperluanmu, dokter bilang kau masih harus menjalani rawat inap." Chanyeol menyimpan semua perlengkapan Sehun kedalam lemari kecil yang tersedia.
"Kenapa aku bisa ada disini hyung?" Tanya Sehun lirih, seingatnya begitu sampai dirumah ia langsung tertidur karena rasa lelah, hingga Sehun tersentak dan terbangun dari tidurnya saat merasakan sakit yang teramat pada perutnya.
"Kau mengalami pendarahan sayang, dokter bilang mungkin kau sedang stres atau memikirkan suatu hal yang berat."
Chanyeol menjelaskan dengan pandangan yang tak lepas dari wajah pucat kekasihnya.
Sehun yang mendengar itu spontan meraba perutnya, astaga bagaimana bisa ia lupa kalau sekarang ia tengah hamil. Sakit yang Sehun rasakan pada perutnya itu berasal dari janin yang sedang dikandungnya.
"Bagaimana dia hyung? Dia tidak apapa kan? Dia selamat kan?" Sehun bertanya dengan tidak sabar, namja itu meraba perutnya memastikan bayinya baik baik saja.
Chanyeol yang melihat reaksi Sehun pun mengerutkan alisnya, Sehun tidak terlihat kaget saat mengetahui ia sedang hamil, namun ia lebih tampak khawatir dan seolah...
"Kau sudah mengetahuinya, dan kau menyembunyikan dariku."
Sehun terdiam mendengar apa yang Chanyel katakan, namja itu menatap kekasihnya dengan manik yang bergulir gelisah.
"Kau sudah tahu kalau kau sedang hamil, dan kemarin kau datang untuk meminta lepas dariku, apa kau ingin memisahkan aku dari darah dagingku sendiri?" Chanyeol mulai menaikan nada suaranya.
"Tidak hyung.." Jawab Sehun dengan menundukan kepalanya.
"Sejak kapan kau tahu kalau kau sedang hamil?"
Sehun menjilat bibirnya yang terasa kering.
"Duaminggu yang lalu."
"Lalu kenapa kau tidak bilang sayang, kau malah datang padaku meminta perpisahan disaat kau sedang mengandung anakku." Chanyeol tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika malam itu ia tak datang ke rumah Sehun. Mungkin kekasihnya itu akan kehilangan banyak darah dan bayinya, bayi mereka bisa saja tidak selamat.. oh astaga Chanyeol bahkan tak sanggup membayangkannya.
"Maaf hyung.." Sehun mulai menangis terisak. Chanyeol menghela nafas dan mencoba meredam emosinya. Seharusnya ia tak boleh memarahi Sehun, namja manis itu pasti mempunyai alasan atas apa yang ia lakukan.