Ruangan putih itu terasa lebih dingin dari yang terakhir kali ia ingat, ruangan yang sama sengan ruangan dimana Sehun berjuangan melawan sakitnya 10 tahun lalu. Dan Kris tidak percaya bahwa ia kembali masuk kedalam ruangan ini, namja itu ingin menyangkal bahwa adiknya kembali menempati salah satu ruangan di rumah sakit khusus penderita kanker ini.
Tapi kenyataannya namja cantik itu terbaring disana, dengan selang oksigen yang tersemat di hidung bangirnya. Dan tangan putih itu kembali tertembus jarum infus.
Sehun dilarikan kerumah sakit saat ia mendapat serangan pagi tadi, namja itu menemukan adiknya yang merintih kesakitan memegangi perutnya. Kris tidak bisa menahan rasa khawatirnya saat melihat noda darah yang berasal dari mulut Sehun.
Dadanya terasa sesak saat harus kembali melihat adik kesayangannya tumbang. Jika bisa, Kris ingin semua rasa sakit itu berpindah padanya.
"Haii sayang.. apa perutmu masih sakit?" Tanyanya lembut.
Tangan besarnya mengelus perut Sehun dengan hati-hati.
Tidak ada jawaban dari namja yang masih terlelap karena pengaruh obat. Namja itu terlihat damai dalam tidurnya seolah tak pernah merasakan sakit yang menyiksa.
Pintu ruangan kembali terbuka, menampilkan namja tinggi dengan balutan jas yang masih berusaha mengatur nafasnya.
"Kau berani datang kesini?" Tanya Kris tajam.
Namja di ambang pintu itu terdiam mendengar kalimat sinis yang Kris lontarkan.
"Aku mendengar jika Sehun kambuh dan dilarikan kerumah sakit." Jawabnya.
"Lalu apa urusannya dengan mu? Apa kau belum puas setelah apa yang kau lakukan pada adikku?" Namja itu bisa melihat kobaran api di bola mata Kris.
"Hyung aku-"
"Diam." Desisnya, dengan langkah lebar Kris berjalan menghampiri namja itu dan meraih jas yang melekat ditubuhnya.
Tanpa bicara apapun lagi Kris menarik tubuh besar itu dan menyeretnya. Tanpa menghiraukan tatapan orang yang berlalu lalang dirumah sakit, Kris terus menyeretnya menjauhi ruangan Sehun.
"Hyung tolong, aku bisa jelaskan-"
"Diam Park Chanyeol!" Seru Kris keras
Saat ini keduanya ada dihalaman parkir rumah sakit. Tangan kekar Kris mendorong tubuh Chanyeol hingga pemuda itu hampir limbung.
"Aku tidak ingin mendengar apapun penjelasanmu, dan aku juga tidak ingin melihat wajahmu itu. Jangan pernah temui Sehun lagi atau aku tidak akan segan segan untuk menghajarmu." Setelah mengatakan itu, Kris kembali kedalam Rumah sakit meninggalkan Chanyeol yang terdiam ditempatnya.
Namja tampan itu menghela nafasnya, ia memejamkan matanya saat cairan bening itu tanpa permisi jatuh di rahang tegasnya. Hatinya resah mencemaskan keadaan namja cantik didalam sana. Tapi ia juga tidak ingin membuat Kris lebih marah lagi.
Chanyeol tahu kesalahannya tidak bisa begitu saja termaafkan. Tapi sungguh, hatinya tidak akan tenang sebelum melihat Sehun dengan mata kepalanya sendiri.
Dengan lesu Chanyeol berjalan ke arah taman rumah sakit, namja itu duduk disana. Maniknya tak lepas dari bangunan besar didepannya.
Ingatannya membawanya kembali pada kesalahan fatal yang telah ia lakukan, kesalahan yang membuatnya harus berjauhan dengan pujaan hatinya, Wu Sehun.
Flasback
Hubungan Sehun dan Chanyeol semakin dekat setiap harinya. Tak jarang namja itu akan berkunjung untuk sekedar makan siang bersama Sehun ataupun ikut menemani Sehun melukis.