prologue

44 7 2
                                    

Diam-diam ia tersenyum saat melihat laki-laki yang ia sukai satu bis lagi dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam ia tersenyum saat melihat laki-laki yang ia sukai satu bis lagi dengannya. Ia menutup mulutnya menggunakan tangan mungilnya, lalu berusaha mencari objek lain untuk dijadikan pusat perhatiannya, sembari bersikap cool dan anggun agar tidak terlihat mencolok.

Laki-laki itu duduk di kursi kedua dari depan bersama dua temannya. Sedangkan ia duduk di paling belakang —tempat favoritnya. Karena dari situlah ia bisa memandangi laki-laki yang akhir-akhir ini memenuhi isi kepalanya.

Haikal Darma Langit.

Huruf-huruf itulah yang berbaris rapi di dada kanan di seragam sekolahnya.

Laki-laki yang manis, kadang bisa bersikap konyol, namun penuh perhatian. Dia benar-benar mewarisi sifat manusia surga. Yaampun! Kita terlalu sempurna mendeskripsikan sosok dia. Tapi siapa sangka, laki-laki itu memang sosok yang sempurna, kalau saja dia tetap membenci hujan. Hidupnya akan sangat sempurna.

Di halte berikutnya, laki-laki itu berdiri mempersilahkan wanita, -yang mungkin seumuran dengan ibunya, untuk duduk di kursinya. See? Dia begitu manis, bukan? Tentu saja, hal itu membuat wanita yang sedari tadi memperhatikannya tidak bisa mengontrol lagi senyuman yang jelas-jelas mengembang sangat lebar.

 See? Dia begitu manis, bukan? Tentu saja, hal itu membuat wanita yang sedari tadi memperhatikannya tidak bisa mengontrol lagi senyuman yang jelas-jelas mengembang sangat lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sky with Rain | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang