20. Be There for You

797 133 188
                                        

🌻 Bagian Dua Puluh - Be There for You 🌻


Chapter 1 : Kekalahan

Suasana kediaman Park begitu mencekam selepas kepergian Chanyeol dan Kyungsoo. Yoora beserta Mama Park terlihat kecewa atas sikap yang dilayangkan Wendy.

"Kau itu seorang guru tapi mulutmu melebihi orang yang tidak pernah mencium bangku sekolah. Seharusnya kau tidak perlu menjelekkan Kyungsoo seperti itu. Kami pribadi memiliki penilaian tersendiri terhadap Kyungsoo jadi kau tidak perlu sok-soan mengungkap kejelekkan Kyungsoo kepada kami," ungkap Yoora tajam.

"Perkataan Yoora ada benarnya, tak seharusnya kamu menjelekkan Kyungsoo seperti itu. Setiap orang memiliki penilaian berbeda, Nak. Jadi kamu tidak perlu menceritakan keburukan orang lain demi kepentingan dirimu sendiri. Ibu tahu kamu sangat menyukai Chanyeol sejak dulu, tetapi ibu rasa caramu itu sangatlah buruk. Dan ibu berpikir, Chanyeol akan semakin tidak menyukaimu jika kamu terus memaksakan diri dan malah menunjukkan sikap yang seakan-akan hanya kamu yang boleh memiliki Chanyeol."

Ucapan Mama Park serasa menampar harga diri Wendy. Tanpa mengatakan apa pun karena kepalang malu, wanita itu segera pergi meninggalkan kediaman Park.

"Ayah rasa ucapan kalian sangat keterlaluan." Tuan Park memperingati.

"Kenapa begitu? Apa yang ibu katakan barusan tidak salah. Seharusnya dia itu berpikir, bahwa tak selamanya orang yang selalu terlihat baik mampu membalas perasaannya sedemikian rupa. Cinta itu tidak bisa dipaksakan, Yah. Dan ibu sangat yakin jika saat ini Chanyeol benar-benar mencintai Kyungsoo, bukan Wendy."

"Tapi-"

"Sudahlah, Ayah. Lagi pula pertunangan Chanyeol dengan Wendy sudah resmi berakhir beberapa bulan yang lalu. Ayah tidak bisa terus-terusan menekan Chanyeol untuk tetap melanjutkan pertunangan itu. Memangnya ayah tega mengorbankan perasaan Chanyeol demi kepentingan bisnis?"

Tuan Park terdiam mendengar seruan putri sulungnya. Embusan napas panjang keluar lewat mulutnya.

"Baiklah, maafkan ayah karena sudah bersikap egois selama ini. Ayah akan berusaha mendukung apa pun yang menjadi pilihan Chanyeol."








Chapter 2 : Perpisahan

Upacara perpisahan sudah berakhir beberapa waktu yang lalu. Para siswa maupun siswi tampak memenuhi halaman sekolah guna menghabiskan masa-masa terakhir mereka dengan berfoto, bercakap-cakap, saling memberi hadiah, hingga menangis.

Kyungsoo mendesah pelan ketika melihat dua sahabatnya -Sejeong dan Doyeon- menangis dengan kondisi saling berpelukan satu sama lain. Meski Kyungsoo sendiri tak menampik bahwa kesedihan itu juga ada dalam diri akan tetapi ia masih tetap menjadi dirinya sendiri. Gadis itu sama sekali tidak menangis, bahkan mungkin tidak akan menangis karena Kyungsoo merasa ini bukanlah akhir dari perjalanan hidupnya. Justru karena perpisahan ini, mereka semua akan mulai menginjak dunia dewasa di mana sebuah hal yang sederhana akan menjadi masalah yang sangat rumit. Jadi Kyungsoo memilih untuk tidak menangis dan menyimpan tenaganya untuk menghadapi hari esok.

"Kyungsoo," tepukan di bahunya membuat Kyungsoo menoleh. Baekhyun tersenyum sembari menyodorkan sebuket bunga matahari kepadanya.

"Wah, terima kasih."

"Hm, selamat ya. Akhirnya kamu lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Aku masih ingat sama ekspresi papi ketika mengetahui kamu lulus dengan nilai yang sangat baik."

Kyungsoo tertawa. Yah, ia juga masih dapat mengingat dengan jelas saat hari di mana wali kelasnya memberitahu Kris bahwa Kyungsoo berhasil lulus dengan nilai yang nyaris sempurna. Pria tua itu bahkan hampir pingsan saking tidak percaya mengetahui putri bungsunya yang terkenal bandel, sedikit bebal dan juga keras kepala itu mampu membuktikan kemampuannya dalam hal belajar hingga membuat Kris bangga.

Mr. GalbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang