ㅤSeorang gadis remaja yang terpaksa mempalsukan identitasnya agar bisa diterima berkerja disebuah Club Malam. Tak disangka dan sulit dipercaya jika identitas yang ia pakai adalah identitas dari anak pemilik Club Malam tersebut yang sudah meninggal p...
anyway , ini cerita emang iseng gua bikin buat dibaca sendiri dan sengaja gua pub ya kali aja juga ada yang gabut ama iseng baca cerita gua . .
• • •
"Jepri pulang." Sapa Jayden ketika baru saja menginjakan kakinya dirumah besar namun terlihat minimalis, sederhana tetapi tetap terlihat mewah— milik keluarga Jung.
"Bagus . . ga pernah pernah nya kamu balik siang, Jeffrey." Ucap seorang wanita tua yang bisa ditebak dari wajah dan bentuk badannya yaitu berumur 35-an. But, realitanya usia wanita itu sudah mau menginjak 56 tahun.
"Sorry, Bun. Kali kali." Balas Jayden setelah mencium tangan wanita yang disebut-sebut sebagai Bundanya.
Sepasang ibu dan anak itu kini sedang berjalan kearah sofa depan tv yang ukurannya segede gaban. Jayden mesenderkan dirinya di sandaran sofa dan menghelas nafas panjang. Doi mengadahkan kepalanya keatas langit-langit atap kediaman keluarga Jung. Memorinya kembali teringat pada kejadian beberapa jam lalu. Ah, lebih tepatnya kejadian hari ini.
Gadis itu. Entah mengapa bagi Jayden— Ayumi adalah sesosok gadis muda. Masih sangat begitu muda dimatanya. Sampai-sampai dirinya sendiri pun enggan dan segan untuk sekedar menyentuhnya. Oh, no. Ralat— untuk merusaknya sebagaimana seorang 'Pelanggan' memperlakukan karyawan 'One night stand' disebuah Club malam.
Terlihat polos. Ya, kata yang tepat adalah polos untuk mendeskripsikan seorang Ayumi Mikasa. Tapi bukan polos juga, melainkan seorang remaja yang baru matang. Bahasa gaulnya, Anak Baru Gede (?)
Doi tiba-tiba saja tersenyum. Raut wajah yang terlihat berbunga-bunga seperti anak remaja yang baru saja dilanda cinta— simpanse. Bunda Jung yang melihat tingkah anak sulungnya itu pun dibuat terheran-heran.
"Bahagia banget kayanya nih, yaaaa." Kata Bunda Jung.
Jayden yang masih mendongakkan kepalanya, terlihat senyumannya semakin melebar kala mendengar perkataan sang Bunda.
Jayden mengangguk dalam pikirannya sendiri. "Iyaa, Bun. Bahagia, banget malah."
Bunda ikut tersenyum dan juga bahagia melihat anaknya yang sepertinya lagi dalam masa 'kasmaran'. Bunda Jung mengelus lembut surai si sulung.
"Kalo udah punya cewe, cewe cewe yang lainnya jangan semua ikut kamu borong buat dipacarin. Remember, jangan maruk, Jefri. Kita keluarga berada dan selama kamu hidup dari kecil sampai sebesar ini sudah bisa dipastikan sama Bunda dan Ayah kalo kamu ga pernah ngerasain kekurangan." Ucap Bunda Jung.
Jika mendengar ucapan Bunda yang tadi, "Kalo udah punya cewe, cewe cewe yang lainnya jangan semua ikut kamu borong buat dipacarin." Bisa diartikan bahwa Bunda sudah sangat jelas mengetahui salah satu kelakuan buruk anaknya itu. Yaitu, menyewa wanita-wanita malam. Respon Bunda Jung sendiri, bagaimana? Ya, biasa saja. Karena baginya buruk dan bagusnya seorang anak itu akan dia terima dengan lapang dada. Sebab tugas beliau sebagai ibu dari kedua anaknya pun terkadang ada kurang dan lebihnya.
Definisi sosok ibu malaikat di dunia oren . .
Jayden mengangguk. "Iya, Bunda. Makasih, Jepri mo ke kamar dulu." Ujar Jay sembari mengelus lembut tangan Bundanya.
• • •
Ayumi baru saja menyelesaikan ritual membersihkan diri. Rasanya hari ini berjalan begitu lamban membuat dia jenuh dan bosan.
Lepas memakai baju, doi mengambil handphone-nya diatas meja rias samping pintu kamar kossan tempat ia tinggal.
Merebahkan diri lalu membuka kunci handphone milik cewe bersetelan tanktop dan hotpants itu.
Membuka aplikasi berwarna hijau. Dan bisa dilihat banyak sekali bubble chat yang masuk di room chat WhatsApp-nya.
Ada beberapa nomor tak dikenal mengirim pesan kepada Ayumi. Bukan beberapa lagi, tapi bisa dibilang sangat banyak. Tidak perlu menebak susah-susah tentu jawabannya pesan-pesan itu berasal dari pelanggan-pelanggannya.
Ayumi sibuk mengscroll pesan-pesan tersebut dan sesekali menjawab pesan yang dianggapnya 'berfaedah'.
Sebenarnya sih, chat-chat itu bisa dikatakan adalah 'uang'. Namun bagi Ayumi itu terlihat berlebihan. Cukup dirinya berinteraksi dengan para kaum adam di Club saja. Tidak untuk diluar tempat itu karena jika diluar ia bukan lah Ayumi Mikasa si pemanja para lelaki tapi Jasmine Airist si gadis biasa.
Lanjut ia meng-scroll banyak pesan sampai akhirnya ia tertarik pada nomor tak dikenal dengan nomor buntut 08XXXXXX1402.
Orang yang berada di Photo Profile itu seperti tidak asing bagi dirinya. Saat ia menekan Ava si nomor buntut 1402, dia reflek terkejut kecil lalu tersenyum tipis. Dan ternyata orang itu adalah lelaki bernama Triple J yang tak lain dan tak bukan adalah Jayden Jung Jeffrey.
Ayumi membuka bubble chat dari cowo yang sudah menebenginya atap untuk tidur panjang tadi pagi.
Doi tertawa selepas membaca pesan dari Jayden.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
heh? simbol emoticon macam apa itu? pikir Jasmine.
"Not bad . . bahkan jaaaaauh dari kata bad." gumam Jasmine terkekeh geli.