🌌0.0 Prolog🌌

98 23 11
                                    

"Berhenti lari dari masalah mulai dari sekarang! Hadapi walau hasilnya tidak sesuai harapan."

_Mon dan Zikra_

🌌🌌🌌

"Inget ya, Mon. Agnes jatuh bukan karena Zi, tapi dia sendiri yang minta didorong. Jadi dia bunuh diri, bukan dibunuh." Sekali lagi dia memperingatkan temannya yang terlihat panik. Kemudian melipatkan tangan dan menikmati setiap langkahnya. "Lagi pula dia pantas mati!"

Mon tidak tahu harus bagaimana, ia hanya menuruti saran Zikra. Mencoba netralkan napas dan menampilkan wajah yang natural. Ia menarik tangan Zikra yang menurutnya terlalu lama berjalan, Mon tidak bisa membiasakan diri untuk tidak berlari.

"Mau kemana, Mon?" tanya Zikra sembari ikut berlari di belakang gadis berambut sebahu itu.

"Akting."

Jawaban singkat itu mudah dipahami Zikra, ia berlari lebih cepat untuk menyamakan langkah dengan sang sahabat. Lalu keduanya mendekati kerumunan yang sangat berisik, sembari memasang wajah tanpa dosa.

Di pertengahan kerumunan itu terdapat jasad yang tidak ada seorang pun berani menyentuh. Agnes Putri---siswi yang memiliki masalah keluarga serius---ia memutuskan untuk mengakhiri penderitaannya dan Zikra dengan senang hati menolongnya. Mendorong Agnes yang awalnya ingin bunuh diri, tetapi takut mati. Beruntung Zikra cepat menyelesaikan masalah itu.

"Kasihan Agnes, giliran kayak gini baru dapat perhatian banyak orang. Kemarin gak ada yang kasihan sama dia, temannya juga cuman aku." Zikra menatap sendu mayat yang di bawa pakai ambulance, kalimatnya mendapat anggukan dari murid yang mendengar. Air matanya mengalir deras

"Zi, jangan nangis. Nanti Agnes gak tenang," ujar Mon sambil membelai rambut lurus dan panjang gadis di sampingnya.

Tidak hanya Mon, beberapa siswi lainnya ikut menenangkan Zikra yang terus menangis. Hasilnya ia mendapatkan perhatian dan tidak ada seorang pun tahu kalau Zikra yang telah mencelakai Agnes, semua hanya tahu kalau gadis malang itu bunuh diri.

Di saat ingin kembali ke kelas, mata Zikra membulat sempurna. Tepat di lantai kedua---tempat Agnes didorong---seorang gadis menatap Zikra penuh kebencian.

Seluruh seragamnya penuh darah dan separuh tubuhnya tampak remuk, mampu membuat jantung Zikra hampir melompat.

"Agnes ...."








Bersambung ....

Dah dibilang baru mencoba genre thiller, jadi maap kalau kagak serem😥

BTW, Agnes kok di situ?😳

SO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang