"Kemudian komedi dunia terus berlanjut, menertawakan si benar dan menjunjung yang bersalah karena memiliki segalanya."
_Vannesa Hanata_
🌌🌌🌌
"Zi!" kejut Mon membuat gadis di sampingnya yang berhalusinasi terbangun.
Itu semua mimpi, bukan Mon yang ketakutan menyimpan rahasia. Namun, dirinyalah yang takut jika sampai orang tahu.
Otak Zikra pun sudah jauh berimajinasi, termasuk pada bagian yang sangat tidak masuk akal. Ini pertama kalinya ia menyakiti seseorang, bahkan membuat kaki kehilangan fungsinya.
"Mon tidak akan bicara ke orang lain?" tanya Zikra di sambut anggukan ceria Mon.
Meski sulit, demi Zikra akan dia lakukan. Hanya menutupi dan bersikap seperti tidak tahu apa-apa, Mon sangat pandai memainkan itu.
"Zi jangan khawatir! Tenang aja, Zi orang baik dan pasti ada alasan setiap perbuatan." Mon pergi dari gudang itu, langkahnya sangat cepat ditambah lompatan-lompatan kecil.
Zikra ikut pergi dari situ, tetapi langkahnya terhenti. Ia melihat ada CCTV di atas sana, ingatan tentang sekilas melihat CCTV di tempat kejadian pun membuatnya takut lagi.
Namun, jika ia masih saja bersikap tegang seperti ini, orang akan mudah mencari celah kesalahannya.
"Tetap tenang, Zi. Kamu pasti beruntung kali ini!" Zikra menyemangati dirinya dan mulai tersenyum seperti biasanya.
***
Waktu di sekolah telah berakhir, beberapa murid yang telah dipilih untuk menjenguk Vannesa telah berkumpul. Mereka berangkat bersama dengan tertib, sedangkan Mon dan Zikra bersikap seperti biasa. Tidak ada yang curiga dengan mereka.
Dua pembohong telah memerankan perannya dengan baik. Tinggal melihat bagaimana bermain drama di alur selanjutnya.
Jujur saja, Zikra tetap memikirkan jika ia ketahuan. Pikirannya kalut, semakin dipikirkan maka semakin kusut rencananya.
Tanpa disadari dan diharapkan mereka telah sampai di rumah Vannesa, terlihat sedikit bobrok bagian atapnya. Namun, kokoh di dindingnya yang terbuat dari kayu.
Dua manusia menyambut mereka untuk masuk, antara ayah dan ibu Vannesa seperti beda beberapa tahun. Terukir senyum di antara wajah keriput sang ayah, tetapi jika diperhatikan matanya terlihat penuh kesedihan. Bagaimana tidak? Anak kesayangannya sedang dalam keadaan mengenaskan.
Begitu membuka pintu kamar Vannesa, terlihat gadis itu hanya menatap kosong ke arah jendela. Sama sekali tidak ingin menoleh, walau ramai orang yang di kamarnya sekarang.
"Vannesa ... teman-teman kamu datang." Suara ibu Vannesa sangat lembut, buah hatinya langsung menoleh perlahan.
Seakan hendak meloncat keluar, adanya Zikra dengan wajah tanpa dosa itu membuat amarah Vannesa meledak.
"Ayah! Dia yang udah buat Vannesa gak bisa ngelahirkan!" teriak Vannesa sembari menunjuk ke arah Zikra.
Gadis yang dimaksud bersikap cepat seperti orang dituduh tanpa bukti. Kemudian air matanya lolos deras tatkala tidak hentinya mendapat tuduhan.
"Dia yang udah dorong Vannesa!"
Zikra tetap diam dengan wajah bersalahnya, ia menerima semua tuduhan yang diberi. Menatap ayah Vannesa untuk mempercayai dirinya, ayahnya juga yang telah meninggalkan dia beberapa tahun lalu.
Melihat putri kandungnya berharap dia bisa percaya, ayah dari dua anak itu langsung menghentikan bentakan Vannesa terhadap Zikra dengan satu tangan.
"Diam dulu Vannesa!" Dia ingin mengutarakan isi kepala setelah semua tenang, tetapi Mon menghentikan dengan mengeluarkan ide.
"Kenapa tidak memeriksa CCTV untuk memastikan tuduhan Vannesa?" tanya Mon mendapat anggukan orang sekitarnya.
Satu orang yang tidak terima. Zikra! Mengapa Mon begitu ceroboh? Atau memang sengaja gadis itu ingin mengkhianati pertemanan.
Bersambung ....
![](https://img.wattpad.com/cover/272566327-288-k206478.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SO SWEET
Misteri / ThrillerKisah sederhana tentang Mon dan Zikra yang menyukai satu siswa bernama Nobi. Keduanya berteman baik dan mau berjuang bersama juga saling menasehati jika ada kesalahan. Sampai di suatu hari Mon menyadari kalau Zikra selangkah lebih maju dari pada dir...