10. Taman Kota

45 0 0
                                    

Hallo gaissss apa kabarrrr?

Gimana sama cerita ini??? Apa kalian suka?

JANGAN LUPA UNTUK VOTE, KOMEN DAN SHARE YAAAA!

JANGAN LUPA FOLLOW
IG : @ANESULISTIAA_
IG : WATTPADANEE_
TT : @CEO OF HALU
WP : @GULALIMONTOQ

TERIMA KASIH SEMUANYAAAAA

SELAMAT MEMBACA:*

***

"Bahagiaku saat ini adalah rasa bersyukur ku yang tak pernah putus karena dipertemukan oleh sahabat seperti Farah."

***

Setelah berpikir dengan matang, Athaya memutuskan  memenuhi keinginan Danial untuk pulang bersama. Dengan susah payah dia mengabaikan Mang Jeje yang sudah menunggu di depan gerbang Sekolah. Beruntungnya Athaya berhasil memberi kode dan mengabari pria paruh baya itu agar segera pergi dari halaman sekolah karena tidak ingin Danial mengetahui jika Athaya berbohong padanya perihal alasannya pulang nanti.

Mereka berdua sudah sampai di tempat tujuan. Kali ini Athaya memberitahu Danial alamat Restoran tempat dia bekerja. Dengan perlahan Athaya turun dari motornya dan mencoba untuk membuka helm yang terpasang di kepalanya.

"Lo kasih gue alamat ini buat ajak gue makan?"  tanya Danial ketika menyadari bahwa mereka berhenti di sebuah Restoran yang cukup terkenal.

Athaya tersenyum kikuk. "Maaf ya, aku gak bisa teraktir kamu makan, soalnya aku di sini kerja," jawab Athaya dengan lembut.

Danial terkejut ketika mendengar penuturan Athaya. Kerja? Athaya bekerja paruh waktu di sebuah Restoran di saat dia masih duduk di bangku SMA? Apakah sesulit itu ekonomi keluarganya sehingga mengharuskan Athaya bekerja? Namun, jika memang kehidupannya sulit, mengapa Athaya dijemput oleh mobil mewah tempo lalu?

"Lo kerja?" pekik Danial tidak percaya.

Athaya mengangguk pelan dengan kedua tangan menyodorkan helm itu kepada Danial. "Makasih ya kamu udah mau antar aku," ucap Athaya.

"Lo beneran kerja Tha di sini?" tanya Danial lagi seakan tidak percaya.

"Iya Danial, aku kerja di sini. Paruh waktu." Athaya mencoba meyakinkan Danial agar laki-laki itu tidak kembali bertanya.

Danial mengangguk pelan. "Niatnya hari ini gue antar mau tau alamat rumah lo, tapi malah ke sini," ujar Danial sedikit kecewa.

Athaya menatap Danial penuh selidik. Entah apa yang sedang dia rencanakan kali ini, namun Athaya harus bisa menyeimbangkan kegugupannya di depan Danial. Jangan sampai laki-laki itu mengetahui bahwa tubuh Athaya sedang tremor. Dengan mati-matian Athaya menahan rasa gugupnya di hadapan Danial, jantungnya sudah berdetak tak karuan karena ulah laki-laki itu. Tidak lucu bukan jika Athaya tertangkap basah karena detakan jantungnya terdengar begitu kencang.

"Ma-makasih kamu udah anterin aku, ya. Aku masuk dulu," kata Athaya begitu gugup.

Danial hanya mengangguk dengan kedua mata menatap wajah Athaya. "Ucapan gue di kantin tempo lalu masih berlaku kok Tha, kalo lo ada apa-apa jangan sungkan buat bilang ke gue."

PESAN TANPA NAMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang